2 4

8K 1.2K 144
                                    



maaf, triple deh ya 😅

Jisung berjalan pelan di antara keramaian di depannya. Pandangannya mengedar, menangkap raut bahagia para wisudawan serta keluarga yang sengaja datang untuk menikmati seremonial kelulusan dari universitas tempatnya mengajar. Pegangannya pada sebuket lili putih mengerat begitu menemukan orang yang dicarinya sejak tadi.

Di sana, Chenle tengah memasang senyuman lebarnya. Menggunakan pakaian kebesarannya, Chenle tampak bahagia berfoto dengan teman-temannya yang beberapa juga mengenakan toga yang sama dengan miliknya.

Langkah Jisung terhenti. Lelaki itu nampak ragu untuk mendekat. Bibir bagian dalamnya ia gigit, berpikir keras. Menatap sejenak ke arah buket lili putih yang dibawanya, Jisung menghela napas pasrah. Lelaki itu memilih berbalik dan mengurungkan niat untuk mengucapkan selamat pada Chenle.

"Mau ke mana?" Donghyuck yang sedari tadi mengikuti Jisung dari belakang menghadang. Lelaki itu memanjangkan leher. Dari balik tubuh Jisung, dia dapat melihat sosok Chenle tengah sibuk bersama teman-temannya.

"Itu Chenle, kan?" tunjuk Donghyuck. "Datangi sana!"

"Iya. Tapi hyung, aku tidak ..."

Helaan napas kasar diloloskan oleh Donghyuck. Setelah sekian lama Jisung gelisah, akhirnya ia memutuskan untuk bertemu dengan Chenle. Berniat menyelesaikan semua permasalahan di antara mereka, katanya. Namun, setelah tinggal sejengkal langkah tiba di hadapan Chenle, Jisung malah ragu dan mengurungkan niatnya. Memilih mundur. Untung saja Donghyuck memutuskan ikut mendampingi. Jika tidak, mungkin Jisung sudah pergi dan tidak jadi menemui Chenle.

Meski sebenarnya, alasan Donghyuck ikut karena ingin bertemu Renjun yang mungkin saja menghadiri acara wisuda adiknya.

"Tidak bisa!" Donghyuck menggeleng. Bahu Jisung didorong olehnya. Dipaksa untuk kembali menghampiri Chenle.

"Hyung.."

"Tidak!" tukas Donghyuck tak kalah keras kepala.

"Kau harus menyelesaikan masalah kalian. Ingat pesanku kemarin. Kau harus tegas, Sung. Kalau kau ingin lanjut, katakan. dan kalau tidak juga harus kau katakan. Jangan hanya diam dan tidak memberi kepastian." ucap Donghyuck sekali lagi menyebutkan serentetan nasihat yang pernah ia berikan pada Jisung.

Donghyuck sebenarnya sudah malas mencampuri urusan Jisung dan Chenle yang penuh drama. Ia lelah. Masalahnya dengan Renjun saja belum selesai, bagaimana bisa dia menyelesaikan masalah orang lain? Tapi, Donghyuck sendiri tidak bisa berpura-pura menutup mata dan bertingkah tidak peduli mendengar keluhan dari kedua orang tua Jisung.

Mereka mengatakan kalau beberapa waktu terakhir ini Jisung selalu mengurung diri di kamar. Sekalinya ditanya mengenai persiapan pernikahan, Jisung menghindar dengan berbagai alasan. Puncaknya dua hari lalu, Jisung diminta Ibunya pergi ke minimarket untuk membeli gula dan tepung.

Malas menggunakan mobil, Jisung memutuskan untuk berjalan kaki. Baru sekitar 200 meter ia meninggalkan halaman rumah, Jisung jatuh. Entah dengan alasan apa, yang jelas menurut saksi mata –anak tetangga Jisung yang tengah bersepeda dengan teman-temannya– mengatakan bahwa Jisung tiba-tiba saja oleng dan jatuh, masuk ke parit.

Menurut dugaan Donghyuck sendiri, Jisung masuk ke parit akibat melamun selama perjalanannya ke minimarket. Untung saja lelaki itu hanya mengalami luka ringan, seperti lecet pada kaki dan lengannya.

"Hyung.." Jisung kembali memanggil nama Donghyuck. Lelaki itu berusaha menahan langkahnya, tetapi Donghyuck lebih keras lagi menariknya.

"Chenle!" Kedua bola mata Jisung melebar begitu Donghyuck berteriak memanggil Chenle. Pemuda manis yang merasa namanya dipanggil pun menoleh dengan kerutan di dahi yang memudar begitu pandangannya bertemu dengan Jisung.

pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang