1 6

10.2K 1.5K 259
                                    


Dilarang dekat atau berhubungan dengan wanita/pria lain.



Kedua sudut bibir Donghyuck berkedut secara otomatis ketika mengingat pasal yang baru saja ditambahkan dalam surat perjanjiannya dengan Renjun.

Ternyata, peraturan hitam di atas putih itu ada gunanya juga. Peraturan tersebut membuat posisi Donghyuck aman, meski status kekasih bohongan masih melekat.

Setidaknya, Donghyuck bisa sedikit bernapas lega. Tidak perlu ketakutan berlebihan lagi. Karena pada dasarnya satu-satunya lelaki yang diizinkan dekat dengan Renjun hanya dirinya seorang. Satu fakta yang membuat suasana hati Donghyuck membaik hari ini.

"Hyuck, kau kenapa sih? Senyam-senyum terus sedari tadi." komentar Bangchan, salah seorang teman sekantor Donghyuck.

Bukannya membalas komentar Bangchan, senyum Donghyuck malah semakin merekah. Bahkan sesekali pendengaran Donghyuck menangkap kekehan ringan lelaki itu.

Fix. Donghyuck sudah gila, batin Bangchan.

Lelah memikirkan tingkah absurd Donghyuck, Bangchan beralih pada Hangyul yang duduk di sebelahnya. Lelaki itu mengernyit ketika menangkap ketidakberesan yang sama pada diri Hangyul.

Pasalnya, Hangyul mengabaikan bibimbap yang masih tersisa setengah. Memilih memandang ke arah pintu masuk kantin dengan pandangan menerawang diiringi kuluman bibir yang bisa disebut sebagai sebuah senyuman.

"Kau lihat apa sih? Sampai senyam-senyum begitu." Bangchan mencoba mengikuti arah pandang Hangyul Begitu netranya menangkap sesosok pemuda dan gadis yang baru memasuki kantin dan menempati enam meja di seberang mereka, kepala Bangchan mengangguk paham.

"Jangan kau liat terus Gyul, dekati saja kalau perlu." Nasihat Bangchan, membuat Hangyul menghela napas berat.

"Sulit, Chan."

"Apanya yang sulit?" Kening Bangchan mengerut, bingung. "Memang siapa sih yang kau suka?"


"Renjun." gumam Hangyul yang sukses membuat Donghyuck tersedak.

"Apa kau bilang?" Tanya Donghyuck memastikan di sela batuknya. "Kau menyukai siapa?"

"Renjun." Jawab Hangyul dengan raut heran. Terlebih, setelah wajah Donghyuck terlihat memerah.

"Mungkin kau salah orang. Yang kau sukai itu Minjoo, bukan Renjun." Tukas Donghyuck segera. Hatinya terus berharap kalau Hangyul memang salah orang. Mungkin rasa suka Hangyul tertukar, karena kebetulan saat ini Renjun tengah duduk satu meja dengan Minjoo.

"Yang benar saja Hyuck, Mana mungkin tertukar menyukai orang lain!" Hangyul memutar bola mata kesal. "Walaupun mataku minus, aku masih bisa membedakan mana Renjun dan mana Minjoo, ya!"

Bangchan melemparkan pandangan kepada dua temannya itu secara bergantian. Tadi saja, Bangchan diabaikan. Dan sekarang mereka berdebat sendiri dengan satu alasan, Renjun. Memang kenapa dengan Renjun sampai diperdebatkan oleh kedua temannya ini?

Bangchan mengalihkan pandangannya. Memandang Renjun yang tengah menyantap makan siangnya dengan Minjoo. Cukup lama Bangchan menatap kedua orang itu, sampai satu ingatan melesak keluar dari memori yang tersimpan rapi di otaknya.

Perlahan, sebelah sudut bibir Bangchan ditarik. Bola matanya bergerak perlahan, seiring gerakan bibirnya. Melirik ke arah Donghyuck yang saat ini masih bersikeras dengan pendapatnya bahwa Hangyul salah menyukai orang.

"Jadi itu benar, Hyuck?"

Perdebatan antara Donghyuck dan Hangyul terhenti berkat interupsi dari Bangchan.

pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang