2 3

7.6K 1.2K 267
                                    



enjoy! 😋

Sepuluh menit berlalu, Wendy belum juga membuka suara. Masih lebih memilih diam sembari melayangkan tatapan tajamnya pada Renjun. Renjun sendiri ikut memilih bungkam sembari menundukkan kepala. Tidak berani beradu pandang dengan sang Ibu.

"Tidak ada yang mau coba kau jelaskan pada Ibu?" Wendy memecah keheningan dengan melontarkan sebuah pertanyaan yang sedikit menyudutkan.

Renjun tidak menjawab. Justru sibuk meremas jemarinya yang mulai terasa dingin. "Huang Renjun?" panggilan Wendy berikutnya sukses membuat Renjun menelan ludah cukup kasar.

Sudah dipastikan bahwa Wendy mendengar pembicaraan antara Renjun dan Chenle.

"A-apa yang harus aku jelaskan bu?" Renjun bertanya, berpura-pura tidak mengerti.

"Jangan pura-pura." Wendy memperingatkan. "Kau jelas tahu apa yang Ibu maksud. Sekarang, aku ingin mendengar penjelasanmu. Apa maksud dari pembatalan rencana pernikahan Chenle, sekaligus mengenai Donghyuck yang berpura-pura menjadi kekasihmu?" cecar Wendy tepat sasaran.

Bibir Renjun terbungkam rapat. Si manis itu masih menunduk takut. Tidak berani mengucapkan sepatah kata pun untuk membela diri.

"Renjun?"

"Maaf," sesal Renjun lirih. "Maaf karena aku sudah berbohong pada Ibu dan yang lainnya tentang hubunganku dengan Donghyuck," lanjutnya masih dengan suara lirih seakan tertahan di tenggorokan.

Wendy menghela napas panjang. Memalingkan muka, enggan menatap anak sulungnya. "Kau pikir kalian ini pemain drama? Kenapa harus bersandiwara segala? Apa untungnya?"

Renjun menggigit bibir bagian dalamnya. Ia menyadari kekonyolannya meminta Donghyuck menjadi kekasih bohongannya. Namun, Renjun sendiri tidak memiliki pilihan lain. Hanya itu yang mampu dia lakukan untuk menyelamatkan hubungan Chenle dan Jisung.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaan Ibu?" kejar Wendy, menuntut penjelasan lebih dari Renjun. Ia butuh mendengar alasan Renjun hingga melakukan tindakan konyol seperti berpura-pura berpacaran dengan Donghyuck, agar tidak asal menuduh anak sulungnya tersebut dan bisa mengambil keputusan bijaksana atas kesalahan yang diperbuat Renjun.

"Karena Chenle?" tanya Wendy karena tak kunjung mendapat jawaban dari Renjun. "Karena Chenle tidak ingin menikah sebelum kau memiliki kekasih, iya?"

Renjun mengangguk pelan. "Aku hanya tidak ingin dia menyesal karena kehilangan kesempatan menikah dengan pria yang baik, bu. Aku tidak ingin Chenle bernasib sama sepertiku."

"Astaga, Huang Renjun!" Wendy mendesis gemas. "Kalau hanya ingin membuat adikmu tidak mengalami nasib yang sama, kenapa harus pacaran bohongan!?"

"Aku sudah coba bicara dengan Chenle, Ibu. Tapi dia tetap bertahan dengan prinsipnya itu. Tidak ada cara yang lain." jawab Renjun secara otomatis membela dirinya sendiri.

"Kalau memang dibicarakan baik-baik pun Chenle tidak mau, yasudah. Biarkan saja dia bertahan dengan keputusannya itu. Dia sudah dewasa. Dia sudah bisa memilih mana yang baik untuknya. Kau tidak perlu sampai membuat kebohongan konyol seperti ini!" tukas sang Ibu, membuat Renjun terdiam. Tidak mampu lagi membalas.

"Sekarang, Ibu tanya padamu," Wendy menyilangkan tangan di depan dada. Menatap anak sulungnya dengan tajam. "Kau rela pacaran bohongan dengan Donghyuck untuk apa? Agar Chenle dan Jisung bersatu, kan?"

Renjun mengangguk, membenarkan. Wendy menarik napas dalam, sebelum kembali melanjutkan perkataannya. "Dan sekarang, apa yang terjadi? Pernikahan mereka bahkan nyaris batal. Kau tahu apa artinya?"

pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang