"Back Alive"

831 90 3
                                    

Bank memang hanya bisa menemani Krist selama 4 hari di tempat Ben. Pekerjaannya tak mengijinkan dia libur lebih dari ini. Walau dia sebenarnya masih khawatir pada Krist, tapi dia juga memiliki hidupnya sendiri.

Sore itu dia berdiri di dek belakang guest house mengamati interaksi Krist dan Boorne. Dia nampak jauh lebih baik. Setelah pagi pertama dimana Krist menghilang untuk lari pagi, hal itu menjadi hal rutin yang dia lakukan.

Ben bahkan menitipkan Boorne agar bisa ikut lari bersama Krist yang mana sangat dihargainya. Krist bisa berlari dengan aman dan Boorne bisa berolahraga bersamanya.

Anjing kecil itu kini terlihat lengket dengan Krist.

"Kau sudah siap pergi besok?" tanya Ben,

"Uhn... Apa aku bisa meninggalkannya Phi?"

"Krist bukan anak kecil... Dia sudah menemukan ritmenya disini." kata Ben mentertawakan kekhawatiran Bank,

"Bisa kulihat itu... Tapi apa dia akan menjalani hidup seperti ini selamanya?"

"Kenapa tidak? Aku saja bisa meninggalkan Bangkok dan hidup seperti ini...

Kenapa dia tidak?!" sahut Ben sedikit tersinggung,

"Meninggalkan pekerjaannya? Teman-temannya?" tanyanya sangsi,

"Bank... 70% pekerjaannya melibatkan suaranya... Kenapa tidak meninggalkannya demi hidup damai disini?" sahut Ben,

"Tidak semudah itu..."

"Biarkan dia memilih... Aku melihat dia sibuk dengan laptopnya 2 hari ini. Sepertinya ada yang dia kerjakan. Kau bilang akan percaya padanya kan?" bujuk Ben, "Aku akan menemaninya selama sisa liburannya... Jangan khawatir!"

***

Setelah makan malam Ben, Bank dan Krist menghabiskan waktu di ruang tengah. Menonton siaran TV satelit. Bank menepuk pundak Krist meminta perhatiannya.

"Krist... Besok aku harus kembali ke Bangkok!" kata Bank memulai,

'Aku tahu!' angguknya,

"Kau masih akan tinggal disini sampai 10 hari lagi kan?" tanyanya yang lagi-lagi dijawab dengan anggukan.

Bank menghela napas panjang, bingung bagaimana harus membicarakan topik yang mau dia angkat. Dia diam menanti saat Krist meraih handphone-nya.

Aku akan baik-baik saja. Aku punya rencana. Hidupku tidak akan berhenti karena ini Phi.

"Kau yakin?" anggukan lagi, "Baiklah! Kau harus mengabariku, begitu kau selesai membuat rencana, okey?!"

"Kau lihat... Semuanya akan baik-baik saja!" kata Ben lagi.

Keesokan harinya Krist sudah berdiri di lobby saat Bank turun dengan ranselnya. Dia sengaja melewatkan jadwal lari paginya agar bisa mengantar kepergian pria yang sudah dianggapnya seperti Kakaknya sendiri itu.

"Krist... Aku tak bertanya ini padamu selama kita disini karena aku tak ingin membuatmu khawatir berlebih!" kata Bank saat dia berdiri di samping mobilnya, "Tapi... Apa kau sudah menghubungi Singto?"

Hanya gelengan pelan dan senyum tipis yang diterima Bank sebagai jawaban.

"Kau tak menghubunginya? Kau tak mengatakan kejadian ini?" desaknya dengan alis terangkat,

Aku menghubunginya... Tapi aku tak mengatakan kejadian ini.

"Ta mai ya?" tanyanya bingung,

Kejadian ini tidak cukup signifikan baginya.

"Meung..."

Jika dia ingin tahu keadaanku banyak cara untuk mengetahuinya Phi. Tapi dia tidak cukup ingin tahu... Aku akan mengatakannya jika dia bertanya... Jika tidak...

Voice Of Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang