"Want You in My Future"

581 55 8
                                    

Matanya terbuka perlahan dan menyadari tempatnya berbaring hampir dengan segera. Belum lama ini dia harus berada di tempat itu untuk waktu yang lama, tentu saja dia hapal.

"Urgh..." keluhnya,

"Luk... Bagaimana perasaanmu? Apa ada rasa sakit atau apa?" tanya Ibu-nya yang segera menghambur ke tempat tidur, mendekati Sang Anak.

Krist otomatis mencari ipad-nya untuk menuliskan jawabannya, tapi tak menemukannya dimanapun. Dia bingung bagaimana harus mengatakan apa yang dia rasakan jika tak ada apapun untuk menulis.

"Tunggu... Aku akan memanggil dokter Meenara!" sahut Ibunya melihat Krist nampak panik dan kebingungan,

'Mana ipad-ku? Kenapa Mae tidak menyimpannya di dekat tempat tidur?' batinnya bingung.

Tak seberapa lama kemudian seorang wanita menggunakan jubah dokter memasuki ruangannya.

"Selamat sore Khun Perawat... Bagaimana keadaanmu hari ini?" sapanya,

'Ah Dokter Meen!'

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanyanya,

'Mana sih ipad-nya?' batin Krist panik, masih mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari gadget yang selama ini tak pernah jauh darinya,

"Kau mencari ini?" tanya Meen sembari mengangkat salah satu tangannya,

'Ipad-ku!'

Krist bisa mengenali ipad-nya dimanapun. Stiker di belakang benda itu adalah stiker band kesayangannya dan ada tanda tangan vocalis band itu disana. Khusus dibubuhkan disana untuknya.

"Kau sudah tak memerlukannya che mai?!" sahut Meenara sembari menjauhkan benda itu dari jangkauannya,

'Apa maksudmu?' batin Krist dengan alis terangkat,

"Apa kau lupa kejadian 2 hari yang lalu?" tanyanya,

'2 hari yang lalu? Apa aku tidur selama itu?'

"Kau meneriakkan nama Singto di tengah bandara...

Apa kau juga melupakan itu?" tanyanya lagi.

Seketika itu memori itu terlintas kembali di benak Krist. Momen yang sejenak terlupakan karena ketergantungannya pada gadget itu.

'Shiaaa... Aku melakukannya... Bagaimana mungkin?

Diao!! Aku melakukannya?!' batinnya bingung,

"Urgh... Aa... Khu..." gumamnya, mencoba bicara, "A... Ghu..."

Krist tertegun mendengar suaranya sendiri yang terdengar aneh. Jalan pikirannya terhenti karena tepukan di bahunya.

"Baiklah... Kau tak perlu memaksakan diri untuk bicara sekarang... Aku hanya perlu tahu jika kau bisa mengeluarkan suara.

Walau sepertinya kemarin kau tidak kesulitan untuk melakukannya..." kata Meenara,

"Aaah... Uhuk... Urgh..."

Semakin Krist mencoba bicara, tenggorokannya semakin terasa kering dan pita suaranya seolah terlalu kaku untuk memproduksi suara apapun.

"Jangan paksakan dirimu! Kita akan memeriksa pita suaramu terlebih dulu. Kurasa ada sedikit masalah karena pita suaramu tak digunakan selama setahun lebih. Untuk sementara...

Ini... Kukembalikan ipad-mu!" katanya, meletakkan ipad Krist di atas pangkuan pria itu,

Siapa yang membawaku kemari?

Voice Of Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang