"Let Me Take Care Of You"

560 52 9
                                    

Zrassssh...

Singto terkejut saat masuk ke studio dia langsung mendapat lemparan setumpuk kertas. Dia terpana di ambang pintu melihat wajah murka Krist dan dua orang pria yang berdiri di depannya. Keduanya tertunduk menatap lantai berkarpet, tak berani bergerak.

Dia tak tahu apa yang menyebabkan kemarahan Krist kali ini. Seminggu bekerja dengannya membuat Singto menyadari pria ini semakin temperamental. Dia mudah tersinggung dan terpancing emosi. Terlebih saat berhubungan dengan orang-orang yang tak bisa mengikuti cara kerjanya.

Krist menulis sesuatu di ipad-nya dan menunjukkannya pada Singto.

Latihan diundur 30 menit. Kau keluarlah dulu!

Singto hanya menghela napas pasrah sebelum membungkuk dan menumpuk kembali kertas-kertas yang dilemparnya, meletakkannya di atas meja kerja Krist.

Dia keluar tanpa bicara sepatah katapun. Begitu dia menutup pintu, suara benda yang dibanting, kembali terdengar.

Singto memutuskan untuk menunggu Krist di cafe yang terhubung dengan studionya.

Seminggu yang lalu saat pertama kali dia datang ke alamat yang diberikan Krist, Singto merasa terkejut melihat tempat itu. Sebuah rumah berukuran lumayan luas dengan gaya classic. Disana Krist mendirikan cafe dan studio kerjanya. Tempatnya cukup jauh dari pusat kota Bangkok, tapi lumayan dekat dengan rumah keluarganya.

Tek...

Seorang pelayan meletakkan ice americano di atas mejanya, bahkan sebelum Singto memesannya.

"Khob khun krap Noy..." kata Singto padanya,

"Apa kau diusir lagi?" tanya gadis itu terkikik geli.

Noy adalah saksi kemarahan Krist padanya beberapa hari yang lalu.

Singto diusir keluar dari studio Krist karena pria itu merasa Singto tidak bisa berkonsentrasi latihan. Padahal itu hanya karena dia tak bisa mengalihkan pandangan dari penampilan Krist yang terlalu mempesona.

'Apa dia tak menyadari apa akibat dari kemeja putih itu untuk kesehatan mentalku?!' batin Singto saat mengingat penampilan juniornya itu.

"Bao... Dia sedang memarahi krunya." jawab Singto atas pertanyaan Noy,

"Uhm... Tak heran... Dia selalu seperti ini kalau sudah masuk masa produksi..." sahut Noy, membuat Singto terkejuyg,

"Apa ini sering terjadi? Kukira dia baru membuka studio ini selama beberapa waktu..."

"Uhn... Aku ingat saat P'Godt diusir keluar dari studio karena dia terus melakukan kesalahan yang sama..." katanya tertawa geli,

"Benarkah?"

"Urr... Dia melakukannya karena berharap bisa bersama P'Krist lebih lama, tapi tidak... Itu justru membuatnya kesal dan mengusirnya.

P'Godt dilarang datang bekerja selama 2 hari." jelas Noy senang,

'Aku akan ingat untuk tak melakukannya...' catat Singto dalam hati.

Noy meninggalkannya sendiri saat dia mendapat customer. Sementara itu Singto menikmati ice americano-nya dan membiarkan pikirannya berkelana. Dia teringat pertemuannya dengan Dokter Meenara minggu lalu.

Setelah percakapannya dengan Yui selepas pers conference, Singto memutuskan untuk kembali bicara dengan Meenara tentang kondisi Krist.

Flashback on

"Begitulah keadaannya... Krist mengalami pusing dan mual saat mendengar suara bising dan saat dia merasa overwhelm dengan satu kondisi tertentu..."

Voice Of Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang