"Color Spectrum"

571 54 23
                                    

Huft...

Singto menghembuskan napas frustasi saat membuka isi handphone-nya dan mendapati rangkaian pesan yang memenuhi inbox-nya. Namun hari ini, tak ada satupun pesan yang masuk. Dia tak tahu harus senang atau sedih menyadari bahwa Krist akhirnya menghentikan usahanya untuk menjelaskan semuanya.

Dia sudah menghindari Krist selama 4 hari berturut-turut. Empat hari dia bermain kucing-kucingan dengannya. Dia membaca pesan pria itu tapi memilih untuk tidak membalas satupun.

"Arai?" tanya pria itu dengan alis terangkat ke arahnya,

"Humm??"

"Kau terus menatap handphone-mu dengan muka masam... Apa yang terjadi?" tanya Off, kemudian menambahkan dengan perlahan, "Apa kau... Sudah baikan dengan Kit?"

"Kami tidak bertengkar..." sahutnya,

"Yang benar saja... Satu-satunya hal yang bisa membuatmu semasam ini adalah Krist Perawat...

Jadi ada apa kali ini?" desaknya.

Melihat ekspresi Off yang tak mau dibantah membuat Singto akhirnya mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.

Ekspresi wajah Off nampak berubah-ubah selama mendengar cerita Singto. Dari terkejut marah hingga khawatir.

Off menghembuskan napas frustasi setelah mendapat cerita penuh dari juniornya itu.

"Singto... Aku tahu Krist telah banyak berubah tapi tak mungkin dia sampai berkeinginan untuk melakukan itu...

Walau sebenci apapun dia padamu, dia masih mencintaimu..."

"Namun itulah yang terjadi Phi... Jika dilihat dari apa yang dikatakannya, semua itu benar adalah perkataannya. Tak mungkin Mae Yui hanya membual tentang ini semua..." sahutnya lagi mencoba meyakinkan Off akan sudut pandangnya,

"Bagaimana reaksi Krist setelah mengetahui Yui mengatakan hal itu padanya?" tanyanya,

"Dia nampak panik dan mencoba menjelaskan semuanya, tapi aku tak bisa mendengarkannya. Aku tak sanggup Phi. Awalnya aku berpura-pura tak tahu, tapi tak lagi.

Aku mulai berpikir apa semua ini benar-benar kulakukan demi dirinya atau demi diriku sendiri..." tambahnya dramatic,

"Apa ada bedanya?" selanya,

"Arai na krap?"

"Kau melakukan ini semua demi dirinya atau dirimu sendiri apa itu penting? Kebahagiaannya adalah kebahagiaanmu juga kan? Bukankah itu yang dulu kau katakan padaku? Melihatnya bahagia juga membuatmu bahagia...

Atau itu sudah berubah Sing?!"

Singto tertegun sejenak mendengar Off mengatakan hal itu. Kalimat yang memang selalu dikatakannya tiga tahun silam.

"Tidak... Itu... Benar. Aku masih sama Phi...

Krist... Adalah kebahagiaanku..." ulangnya, menatap seniornya itu dengan sungguh-sungguh,

"Jadi apa yang kau ragukan?" tanyanya,

"..."

'Cai... Apa yang kuragukan?!" batinnya bertanya, tatapannya turun menatap kedua tangannya yang terjalin,

"Bagaimana jika apa yang kulakukan ini justru membuatnya tak bahagia?" tanyanya,

"Tanyakan itu padanya nanti setelah semua kepahitan ini berakhir... Saat kau sudah berhasil mencapai tujuanmu.

Tanyakan lagi pada Krist!" kata Off tenang,

"Tapi itu akan sudah terlambat Phi..." kata Singto sangsi,

Voice Of Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang