Prolog

53.2K 3K 137
                                    

Pernikahan ku usai sudah. Kehidupan berumah tangga yang aku jalani selama hampir lima tahun ini berakhir dengan sangat cepat bagi orang-orang yang melihatnya, namun tidak denganku. Hampir setengah pernikahan ini, kehidupan rumah tangga kami sudah tidak baik-baik saja. Aku dan dia sudah tidak satu tujuan lagi. Jalan kami sudah beda arah, aku ke kanan dia ke kiri. Seperti lirik lagu yang pernah aku dengar sebelumnya.

Aku Zeline Kaluna, umurku baru menginjak 23 tahun. Ibu dari satu anak laki-laki dari hasil pernikahanku dengan mantan suami, Abidzar Pranata. Anak kami kini berusia 4 tahun, dia anak yang manis dan lucu, dia juga yang menjadi penguatku selama dalam masa keterpurukan ini. Namanya Alwar Desmon, anak laki-laki ku, penguatku dan yang akan menjadi tujuan hidupku kedepannya.

Yup! di dalam masa proses perceraian ini banyak pihak yang menyalahkan ku. Mereka bilang aku bodoh karena menggugat suamiku sendiri. Mereka bilang kalau Abidzar itu tampan, mapan dan terlihat sangat sempurna untuk di ceraikan. Padahal tidak semua yang Abidzar miliki bisa membahagiakan aku lahir dan batin.

Semasa pernikahan kami, dia selalu saja mementingkan kerjaan dan juga hangout bersama teman-temannya. Aku dan anakku sering tidak dipedulikan, jarang diajak main bareng dan banyak hal lainnya. Sebenarnya aku tidak apa-apa kalau dia tidak terlalu banyak meluangkan waktu denganku karena aku juga memiliki kesibukan yang lain, namun masalahnya dia juga tidak meluangkan waktu sedikitpun bersama anaknya. Padahal anaknya kalau sakit ataupun rewel yang selalu ditanya itu selalu ayahnya, bukan aku mamahnya. Hal itu terkadang yang membuatku merasa sedih. Bertahun-tahun sudah aku mengalah dan mencoba mempertahankan pernikahan kami, namun ternyata ia tidak berubah sama sekali.

Jujur, aku mencintainya. Sekalipun pernikahan kami dulunya dari hasil perjodohan, namun aku berhasil jatuh cinta padanya. Seperti yang orang-orang luar lihat, bagiku dia juga tampan, baik, dia juga tidak pernah berkata kasar padaku, dia berhasil membuatku jatuh hati padanya tanpa butuh waktu lama. Namun itu dulu. Dulu sekali sebelum dia berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenali semenjak dua tahun terakhir ini.

Abidzar adalah laki-laki yang cukup dikenal oleh masyarakat luas. Almarhum ayahnya dahulu adalah seorang artis senior yang cukup populer di masanya. Sayangnya Abidzar tidak mengikuti jejak sang ayah di dunia entertainment, dia lebih memilih ikut bergabung di bisnis milik keluarganya. Karena hal itu juga aku bisa menikah dengannya. Ayah kami berdua adalah kolega bisnis, sehingga akhirnya kami di jodohkan di usia yang masih sangat muda.

Waktu itu usia kami baru sama-sama 18 tahun ketika di jodohkan. Aku tidak menolak karena yang aku tahu Abidzar adalah orang yang baik. Kami sudah saling mengenal satu sama lain di sekolah, namun tidak terlalu dekat. Tapi dulu aku sering menatapnya dari jauh. Dia sangat populer ketika kami masih SMA, tampan, pintar, ditambah lagi dia juga anak dari aktris di negara ini.

Awalnya aku juga kaget ketika dia beserta keluarganya datang tiba-tiba ke rumah untuk melamar. Aku yang masih kaget dan syok langsung mengiyakan saja tanpa berpikir panjang. Sehingga terjadilah sebuah pernikahan. Pernikahan yang aku kira akan bertahan hingga seumur hidup kami. Namun angan-angan hanyalah angan-angan, kenyataan lah yang menjadi tujuan hidup.

Banyak follower nya yang memakiku di sosial media milikku. Karena menikah dengannya dahulu, otomatis kehidupanku berubah, dari yang tidak terkenal menjadi terkenal. Pengikut di Instagram ku juga meningkat pesat, dari yang seribuan menjadi jutaan. Otomatis aku juga akhirnya ikut terciprat ketenaran darinya. Karenanya juga aku banyak menerima endors dari banyak produk, dan karenanya juga usaha kecil-kecilan milikku menjadi banyak pembeli.

Iya, aku tidak pernah menyesal menikah dengannya, namun keadaan lah yang membuatku akhirnya memutuskan untuk berpisah. Memang banyak penggemar yang menyayangkan berakhirnya rumah tangga kami, mereka bilang kami masih terlihat serasi, namun bagiku tidak ada yang serasi lagi di dalam kehidupan kami. Aku sudah sangat lama memikirkan matang-matang soal perceraian ini, dan kini adalah saatnya. Aku tidak peduli akan komentar orang lain lagi, yang terpenting sekarang adalah mentalku kembali sehat dan normal.

Kalau aku hanya diam saja, maka kehidupan ku tidak akan pernah berubah dan kalau ingin bahagia aku perlu mengorbankan sesuatu yang walaupun itu adalah hal berharga.

Tidak apa-apa semua orang membenciku, karena kehidupan ini aku yang menjalaninya. Baik buruk sifatku hanya aku dan Tuhan yang tau.

Aku Zeline Kaluna, tidak pernah menyesal telah mengambil keputusan untuk bercerai di usia pernikahanku yang hanya berusia 5 tahun. Aku siap bertempur dengan banyak hal yang akan menungguku di masa yang akan datang.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang