Chapter 10

16.7K 1.4K 17
                                    

Happy reading
Dan jangan lupa votenya, terima kasih 💚

_____________________________________

Aku menatap sendu Alwar yang sudah tertidur dengan masih ada sisa-sisa tangis di dalam tidurnya. Dia menangis ketika ayahnya hendak pulang tadi. Sudah aku bilang bukan kalau Alwar itu sangat dekat dengan ayahnya? karena itu harus ada drama dulu sebelum Abidzar pergi.

"Segitu sayangnya kamu sama ayah nak, sampai-sampai segitunya tadi meminta ikut dengannya" Alwar menggeliat kala aku mengusap matanya yang masih sedikit berair.

"Maafin mama yah belum bisa melepaskan kamu sama ayah, mama gak bisa kalau harus jauh dari kamu nak, mama belum sanggup" mataku kembali memanas mengingat kejadian demi kejadian yang menimpa kehidupan rumah tanggakami.

Sebegitunya dunia pada kehidupanku, padahal aku sudah banyak berkorban. Bertahun menahan rasa sakit karena di duakan oleh suami sendiri, bertahan terlihat bahagia dihadapan mertua, orang tua, dan banyak halayak lainnya demi kehidupan rumah tangga kami.

Mencoba terlihat baik-baik saja meski rasa sakit di dalam hatiku semakin menjadi dan semakin dalam. Semua demi anak. Dari awal semua ini demi Alwar, demi kehidupan yang baik dan keluarga yang lengkap untuk Alwar. Namun ternyata takdir berkata lain, hatiku memang sudah tidak sanggup lagi menahan sakit terus menerus datang tiada henti. Aku bertahan sendirian sementara dia terus-terusan membuat dan menorehkan luka.

Sekuat-kuatnya wanita maka ia akan berhenti kalau rasa itu sudah tidak sanggup ia pikul lagi. Tidak akan berdiri kokoh sebuah rumah kalau tiangnya saja sudah oleng, itu tidak akan pernah terjadi, cepat atau lambat rumah itu akan roboh dengan sendirinya bila tidak di perbaiki dengan secepatnya.

Aku menoleh kearah ponsel yang berada di samping Alwar, ternyata ada notif pesan dari Sarah dan juga Lami yang kebetulan masuk secara bersamaan.

Lami 🌼

Jangan sedih terus my Boss. Kamu itu hebat, cantik dan baik hati, jadi jangan suka nangis dan stres. Okey boskuh 😉🤗

Sarah 🌺

Uluh uluh si Eneng geulis, apa kabar hari ini? gak lagi nangis kan? 🔪🤬

Jangan atuh ah!
senyum dong ☺️
Nahkan! cantik kalau senyum.

Aku terkekeh pelan melihat pesan keduanya, dua orang ini memang selalu saja membuatku tersenyum walau sehebat apapun luka yang aku dapat.

Lama berbalas pesan dengan mereka, aku memutuskan membuka Instagram kembali. Setelah beberapa detik menggeser-geser laman, aku menemukan postingan yang sudah Abidzar unggah beberapa jam yang lalu. Mungkin setelah berangkat dari rumahku tadi.

Abidzar_ Ternyata waktu sudah merubah segalanya, yang baik bisa berubah menjadi buruk, begitu juga sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abidzar_ Ternyata waktu sudah merubah segalanya, yang baik bisa berubah menjadi buruk, begitu juga sebaliknya. Mungkin aku juga terlalu lama berkelana sehingga tidak menyadari banyak hal. Untuk kamu......, Maaf ☹️🙏

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang