Chapter 32

9.8K 1.1K 7
                                    

Malam dear ✨

Terima kasih masih setia nungguin cerita ini

Kalau ada typo komen aja

Maunya sih hari ini gak up, tapi nyempetin ngetik biar yang nunggu bisa langsung baca 🤍

_____________________________________




Ini hari Minggu, dan ini adalah saatnya aku dan keluarga Nean datang ke kediaman orang tuaku. Aku tidak tahu apakah papa dan mama ada di dalam rumah, namun, mengingat kebiasaan papa dari dulu, ia tidak akan kemana-mana di hari Minggu pagi begini.

Aku menarik nafas dalam-dalam, merapalkan kata-kata positif di dalam hati dan pikiran. Nean dan juga ibunya sejak tadi meyakinkan aku, mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.

Mobil yang kami naiki sudah ada di depan gerbang rumah, namun dahiku mengkerut melihat beberapa mobil yang terparkir di halaman rumah. Aku seperti mengenal beberapa mobil tersebut.

"Sepertinya orang tuamu sedang memiliki tamu Zeline, jadi kita bagaimana?" bingung Tante Rani.

"Sepertinya juga begitu Tan" jawabku.

"Kalau kita masuk, nanti malah tidak enak sama tamu mereka" sambung Tante Rani kembali.

Di saat kami sedang bingung, pintu pagar terbuka, menampakkan pak Ilham yang keluar dari sana. Melihatnya, aku langsung turun dari mobil.

"Pak Ilham!"

"Eh? Ada non Zeline?. Ada apa non?" tanya dia kaget.

"Lagi ada tamu yah pak di dalam?" tunjukku pada mobil-mobil yang terparkir rapi di halaman.

"Oh itu nenek sama keluarga yang lain non, mereka sedang berkumpul di dalam" mataku membelalak mendengarnya.

"Ada acara apa emang pak?"

"Non Zeline gak tau emang kalau ibu lagi hamil?"

"APA? MAMA HAMIL LAGI PAK?" tanyaku dengan berteriak kaget.

"Astaghfirullah! Pelan-pelan atuh neng"

Aku tidak mendengarkan lagi apa ucapan pak Ilham, yang ada di dalam pikiranku sekarang adalah mama. Mama hamil lagi? Aku tidak salah dengar kan? Ya Allah... akhirnya mama hamil lagi.

Aku senang bukan main, mengingat akan memiliki adik lagi. Tapi tunggu, kalau mama hamil sekarang, berarti bahaya dong? Tiba-tiba saja pikiran buruk datang padaku. Bukan karena aku takut memiliki adik lagi, tapi mengingat usia mama yang sudah diatas 40 tahun. Yang aku tahu, hamil di usia saat ini sangat rentan.

"Ada apa Ze?" Nean turun dari mobil, menghampiriku yang masih berdiri dengan segala pikiranku.

"Mamah hamil lagi An" ucapku lemas.

"Ha? Kamu gak salah Ze?" aku menggeleng. "Oh gitu. Tapi kenapa wajah kamu pucat begitu?" bingungnya.

"Mamah sudah berumur An, aku takut mama kenapa-kenapa nanti"

"Udah ah, jangan mikirin yang enggak-enggak" peringat Nean. "Sekarang gimana? Kita masuk, atau pulang aja?" tanya Nean lagi.

"Kita masuk aja" putusku mantap. Nean menganggukkan kepalanya, ia memberitahu Om Rehan untuk masuk saja, sementara aku dan Nean mengikuti di belakang dengan jalan kaki.

Aku mengucapkan bismillah ketika mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum" panggilku. Tak berapa lama, muncul seseorang dari balik pintu. Matanya membola, wajahnya kaget ketika melihatku, sedetik kemudian ia memelukku dengan erat.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang