Chapter 45

12.4K 883 25
                                    

Hai, Nur menyapa disini ✋

Sorry baru bisa up.

Silahkan membaca
___________________________________




Kebahagiaan yang aku dan Nean rasakan sungguh sangat butuh perjuangan. Pun Nean, anak ini tak henti-hentinya menghubungiku sejak kemarin.

Aku memang masih tinggal di rumah mama dan papa. Besok baru kemungkinan kembali ke rumah.

"Yank"

"Iya, kenapa? " Saat ini kami sedang melakukan video call. Hp aku letakkan di atas tempat tidur, bersandarkan bantal. Sementara tanganku sibuk mengelus kepala Alwar, agar ia segera terlelap.

"Aku kangen" ucapnya dengan wajah memelas.

"Lebay kamu ah. Kan baru ketemu kemarin"

"Itu kan kemaren Yank, bukan hari ini" kini bukan hanya wajahnya memelas, bibirnya ikut manyun beberapa centi.

Aku tertawa melihat wajahnya yang lucu.

"Jangan ketawa Yank! Aku ngambek lho ini nanti" ancamnya.

" Ngambek kok bilang-bilang" ledekku kemudian.

"Zeze!" Pelototnya. Aku bukannya berhenti, malah semakin gencar menggodanya.

Neandro adalah kebahagian yang aku temukan di antara banyaknya luka. Dia datang disaat hidupku sedang hancur-hancurnya. Dia datang memberi aku semangat dan kasih sayang yang sempat hilang dari kehidupanku.

Bagiku, dia itu kado dari Tuhan. Dia hadiah dari buah sabar yang aku hadapi semasa masa kelamku.

"Yank"

"Mmm?"

"Kita percepat aja yah, acara nikahannya. Aku gak mau nunggu lebih lama lagi"

"Kan jangan dulu, kamu gak ingat sama yang orang tua bilang?"

"Ingat, cuma...." Dia menggantung ucapannya.

"Cuma kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Aku takut kamu bakal pergi ninggalin aku Ze"

Astaga anak ini! Bisa-bisanya dia mengatakan omong kosong seperti itu.

"Gak usah mulai deh Mas. Aku gak bakalan kemana-mana" iya, aku memang memutuskan untuk memanggil Nean dengan sebutan Mas, setelah kami bertunangan.

" Ze!" Pekik Nean

"Apa sih?" Tanyaku heran.

"Coba panggil aku pake embel-embel Mas kembali" awalnya aku enggan, namun melihat wajah berharapnya, aku akhirnya mengiyakan.

"Mas Neandro?"

"Iya Dek" jawabnya dengan cepat dan semangat menggebu.

Ya Allah. Begitu saja dia sudah sebahagia itu?

"Yang sabar yah. Berdoa saja sama Allah, biar tujuan kita dipermudah, dan yang kita harapkan segera terwujud"

"Aamiin ya Allah"

🥀🌹

Suasana pagi ini cukup damai. Di rumah hanya tinggal aku, Alwar, mama dan juga nenek. Papa sudah pergi ke kantor sejak satu jam yang lalu. Nenek memang memutuskan untuk tinggal bersama mama selama mama hamil. Sebenernya mama menolak, karena takut merepotkan nenek. Tapi nenek meyakinkan kalau ia masih sanggup merawat dan membantu mama di rumah, jadi tidak perlu repot-repot mencari Art untuk rumah.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang