Chapter 19

12.2K 1.2K 20
                                    

Ada yang nunggu up?

Agak cepat nih up nya, ini gara-gara hp hampir lowbat. Dari pagi lampu kagak hidup, makanya langsung up

Silahkan di baca 😁

_____________________________________



Setelah mendapat perlakuan kurang enak dari Alwar, ibunya Abidzar memilih untuk pulang. Aku juga enggan bertanya lebih lanjut padanya karena melihat betapa ia masih syok dengan permintaan Alwar.

Aku masih setia mengelus kepala Alwar, aku ikut naik keatas ranjang. Menenangkan dirinya yang sejak tadi seperti memikirkan sesuatu hal. Aku bukan melebih-lebihkan, tapi memang sedari dulu, Alwar memiliki kecerdasan diatas rata-rata anak seumurannya.

Kalau biasanya anak seumuran Alwar akan langsung mengatakan apa yang ia alami, maka Alwar akan lebih dulu memikirkannya. Pemilahan kata yang ia lakukan juga lebih jelas, mudah di mengerti oleh siapapun.

"Kenapa sayang? anak mama mau cerita apa?" aku memutuskan bertanya padanya. Alwar menatapku sebentar, ada sedikit keraguan dimatanya.

"Jangan takut nak, ada mamah disini. Kalau Alwar mau cerita, cerita saja. Mamah akan dengarkan, apapun itu" aku tersenyum sembari mengelus pipinya.

"Alwar...., Alwar gak mau ketemu sama ayah lagi" cicitnya. Air matanya kembali menggenang, ia terlihat sangat takut dan gelisah.

"Kenapa begitu nak?" jelas saja aku heran, karena selama ini Alwar sangat membangga-banggakan ayahnya. Selalu senang setiap kali ingin bertemu dengan ayahnya.

"Alwar takut mah"

Deg

Jantungku berdegup kencang. Aku tidak salah dengar bukan? Alwar takut sama ayahnya?. Aku terdiam untuk sesaat, hingga pemikiran-pemikiran buruk bersarang di otakku.

"Takut kenapa hmm? bukannya Alwar sayang banget sama ayah?" Alwar mengangguk. "Lalu apa yang kamu takutkan?" lagi, Alwar bergerak gelisah. Membuat prasangka burukku semakin menjadi.

"Perempuan itu jahat sama Alwar mah"

Perempuan?

Perempuan siapa yang ia maksud?

"Perempuan yang mana nak?" aku mengelus-elus kepalanya lagi, memberikan ketenangan agar ia kembali.

"Pacar ayah"

Deg

Aku terkejut bukan main. Darimana Alwar mengetahui soal pacar Abidzar? atau apakah mungkin Abidzar sudah mengenalkan pacarnya pada Alwar?

Aku memekik di dalam hati. Otakku kupaksa untuk berpikir, hingga mataku membulat ketika memikirkan sesuatu yang buruk.

"Apa wanita itu yang membuat kamu jatuh nak?"

"Mmmm---" Alwar bergerak gelisah.

"Gak usah takut. Ada mamah"

"I-iya mah"

Kurang ajar!

Aku mengepalkan tangan dengan erat. Emosiku membuncah, ingin sekali aku bangkit dari tempat tidur lalu menemui Abidzar beserta kekasihnya.

Bajingan!

Berani sekali mereka mengusik anakku! akan kubunuh ia kalau kembali menyentuh anakku.

"Mamah?"

"Iya nak?" aku memberikan senyuman paling manis. Beristigfar berkali-kali di dalam hati, agar tidak terlihat sedang menahan amarah di depan Alwar.

"Jangan pergi"

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang