Chapter 50

13.2K 871 4
                                    

Penantian panjang kami akhirnya membuahkan hasil. Tuhan akhirnya menitipkan amanah di rahimku.

"Papa kapan pulang?" Tanya Alwar pada Nean.

"Minggu depan nak, Insyaallah papa bakal pulang" jawab Nean dengan memberikan senyuman pada Alwar.

"Papa baik-baik aja kan disana? Makan teratur kan?"

Alwar kini sudah besar. Bulan depan dia akan masuk SD, dia senangnya bukan main. Karena itulah ia selalu mendesak Nean untuk segera pulang ke rumah.

Nean sedang berada di luar kota. Mengurus rumah tahfidz miliknya, ada beberapa kendala di sana yang mengharuskan ia harus turun tangan.

"Papa baik-baik aja sayang"

"Papa harus cepat pulang. Mama beberapa hari ini sakit terus pa, mama sering muntah-muntah. Alwar jadi khawatir"

Membola. Mata Nean melebar saat mendengar ucapan Alwar.

"Kamu kenapa sayang? Sakit apa?" Khawatir Nean.

"Gak apa-apa. Cuma lagi gak enak badan aja, kamu gak usah khawatir" jawabku mencoba meyakinkan.

"Gak khawatir bagaimana? Kamu pucat gitu lho Yank!" Wajahnya mulai kelihatan gelisah di sebrang sana.

"Aku gapapa mas. Kamu tenang aja yah, selesaikan saja dulu urusan di sana dengan baik"

"Gak! Aku bakal pulang besok. Kamu tunggu aku"

Aku hanya bisa menghela nafas. Nean selalu begitu, khawatir berlebihan. Dia memang belum tau perihal kehamilanku ini. Aku niatnya memberitahu setelah ia kembali saja.

🥀🌹

Selepas Subuh, aku membantu bi Laila memasak di dapur. Aku juga berniat membuat makanan kesukaan Nean, hari ini dia bakalan pulang, kalau sesuai perhitungan, Nean akan sampai nanti siang.

Drrrtt drrrtt drrrtt

Aku menoleh saat mendengar getaran hp. Alu tersenyum saat melihat no yang terlampir.

"Assalamualaikum mas" sapaku.

"Wa'alaikum salam. Ini saya bu, Zikri" aku mengernyitkan kening saat mendengar sekretaris pribadi Nean yang bicara.

"Ada apa Zikri, bapak mana?" Entah kenapa, perasaanku tiba-tiba menjadi gelisah.

"Bapak kecelakaan bu"

Deg

"Kecelakaan bagaimana Zikri!" Tanyaku dengan membentak. Bi Laila saja langsung berlari ke arahku.

"Barusan ada ledakan bom bunuh diri di rumah tahfidz bu, dan bapak salah satu korbannya"

Badanku langsung lemas seketika. Kalau saja bi Laila tidak memegangku dengan cepat, maka aku yakin, aku akan terjatuh di lantai.

"Mas Nean bi...." Ucapku dengan lemas. "MAS NEAN......" Tiba-tiba saja penglihatan ku gelap seketika.

🥀🌹

Aku berlarian di lorong rumah sakit, tidak aku perdulikan larangan mami. Yang ingin menjadi tujuanku saat ini adalah ruangan mas Nean.

Setelah mendapat kabar itu, mami dan papi memboyong ku ke luar kota, tempat mas Nean kecelakaan. Aku beberapa kali pingsan di dalam mobil. Berita ini benar-benar mengguncang mentalku.

Suamiku, entah seperti apa keadaanya saat ini.

"Mas Neandro mana Zikri!" Guncangku pada Zikri saat berada di depan sebuah ruangan.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang