Chapter 29

10.7K 998 18
                                    

Akhirnya up! 🎊

Please votenya kawan

Demi kesejahteraan kita bersama. Aku kasih kalian bacaan, kalian kasih aku vote

Semacam simbiosis mutualisme gitu 😌

Oke?

Mau ngomong apa sama Abidzar?


Kasih semangat buat Zeline dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih semangat buat Zeline dong



_

____________________________________




"Bu" aku menoleh ketika Emma, pengasuhnya Alwar datang padaku.

"Kenapa mbak?"

"Ini, pak Abidzar mau ngomong sama ibu" dia menyerahkan hp nya padaku. Aku mengernyit kan dahi, tapi tidak urung untuk menerima hp nya.

"Halo?"

"Zeline, kenapa Alwar tidak sekolah hari ini? Apa dia sakit?"

Aku memejamkan mata saat mendengar rentetan pertanyaan darinya.

"Stop! Kau membuatku pusing saja. Tanya satu-satu saja kenapa?"

"Dimana Alwar?"

"Ada bersamaku"

"Kenapa ia tidak sekolah hari ini?"

"Dia malas"

"Kenapa begitu?"

"Karana kamu terus-terusan memaksa Alwar agar memaafkanmu dengan segera!" Aku mengepalkan tangan saat mengucapkan kalimat barusan. "Bukankah sudah aku katakan padamu, jangan memaksakan kehendak kamu pada Alwar, biarkan dia sendiri yang membuat keputusan dan jangan dipaksa!"

Aku benar-benar tidak habis pikir dengannya, bisa-bisanya dia memaksakan kehendaknya sendiri pada Alwar. Aku disini juga sedang berusaha agar Alwar mau memaafkan nya, karena bagaimanapun Abidzar adalah ayahnya.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang