Chapter 34

10.4K 1K 8
                                    


Akhirnya up ✨

Sorry gak bisa up tiap hari😁

Nulis kadang tergantung mood, kalau kalau bagus, bisa up tiap hari. Kalau enggak? Yah gini jarang

Sorry malah curhat

Selamat membaca
____________________________________



Aku membuka mata, dan yang pertama kali aku lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih. Mataku mengedar dan aku baru tahu kalau ternyata aku sedang berada di dalam kamar milikku dahulu.

Tidak ada siapa-siapa di dalam sini. Hanya ada aku seorang. Tapi suara-suara masih bisa aku dengar dengan jelas dari lantai satu. Mataku kemudian membelalak ketika mengingat sesuatu.

"Nean!"

Aku meloncat dari tempat tidur. Baru saja aku hendak membuka pintu, pintu kamar malah terbuka lebih dulu.

"Zeline?"

"Mah, Nean mana?" tanyaku dan mama secara bersamaan.

"Ada dibawah" ucap mama dengan tersenyum.

Aku bernafas lega mendengarnya.

Tapi tunggu. Aku mengingat-ingat kembali kejadian beberapa waktu lalu.

"Mah..." panggilku pada mama yang sedari tadi menatapku.

Kami berdua kini duduk bersisian diatas tempat tidur.

"Kenapa sayang?" jawab mama lembut.

"Siapa Diana?" tanyaku penasaran. Wajah mama seketika menegang mendengar pertanyaanku.

"Kamu mau tau gak apa yang nenek dan orang tua Nean bicarakan dibawah?" tanya mama mengalihkan.

"Diana itu siapa mah? Kenapa papah bilang kalau aku membunuh wanita itu? Lalu kenapa papah mengatakan kalau Diana Diana itu adalah istrinya? Padahal kan mamah adalah istri papah yang sebenarnya" tanyaku tanpa jeda dan tidak tertarik sama sekali dengan pembahasan yang baru saja mama tawarkan.

Raut wajah mama seketika berubah sendu. Ada guratan khawatir ditambah tidak rela di sana. Seperti sedang menutupi sesuatu dariku.

"Mah..." pintaku kembali.

Mama menghela napas panjang. Menatapku lekat dengan air mata yang sudah menggenang.

"Kamu benar-benar mau tau siapa itu Diana?" aku mengangguk mantap. Mama menyeka air matanya saat mendengar jawabanku. "Tapi janji sama mamah, setelah mendengar ini, jangan membenci papah lebih dalam lagi, ya?"

"Iya mah"

"Diana itu kakaknya mamah. Dia adalah ibu kandung kamu sekaligus istri pertama papah kamu" Jantungku berpacu dengan cepat mendengar ucapan mamah.

Ibu kandungku? Istrinya papah?

"Zeline...." mama menepuk pundak ku dengan pelan. Menatapku dengan khawatir, dari tatapannya seakan bertanya apakah aku masih mau melanjutkan cerita mamah.

"Lanjutkan saja mah" ucapku dengan seyakin mungkin, walaupun di dalam hati aku sudah ketar ketir.

"Mbak Diana meninggal sesaat setelah kamu lahir"

Pecah. Tangis mamah pecah saat mengatakan kalau Diana, yang katanya adalah ibu kandungku meninggal setelah melahirkan aku.

"Mamah yang waktu itu baru lulus SMA sangat terpukul atas meninggalnya Mbak Diana, begitu juga dengan semua orang. Termasuk papah. Papah adalah orang yang paling merasa kehilangan, dia marah, tidak terima istrinya meninggal ketika melahirkan anak yang sama sekali tidak ia inginkan"

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang