Chapter 9

14.9K 1.4K 15
                                    

Hai hai jumpa lagi 😁

Maaf yah lama upload nya, lagi banyak kerjaan, ngurus mama lagi sakit

Btw yang pengen tahu spoiler cerita BEKAS, kalian bisa lihat di ig aku @dyah_siregar_

In syaa allah aku bakalan sering-sering update soal cerita wp aku di sana, termasuk spoiler cerita BEKAS.

TERIMA KASIH

______________________________________



Setelah kepergian kedua orang tuaku, aku kembali menitipkan Alwar pada pengasuhnya. Entahlah, perasaanku saat ini cukup kacau.

Maafin mama Alwar, belum bisa menjadi ibu yang baik dan juga bijaksana buat kamu. Mama belum se-dewasa yang orang-orang lihat, mama masih sangat kekanak-kanakan, padahal kamu butuh ibu yang bisa menemani kamu setiap saat.

Aku mengunci pintu kamar, mengurung diri sendiri di dalam kegelapan. Menangis setenang mungkin agar tidak terdengar oleh Alwar, sekalipun nanti kedengaran, mbaknya pasti punya alasan tersendiri kalau tiba-tiba tangisku pecah.

Aku masih saja cengeng, padahal aku sudah menjadi seorang ibu. Selalu saja begini kalau sudah berhubungan dengan papa. Aku sedari dulu sangat dan sangat ingin diperhatikan, di sayang dan dihargai olehnya, namun apa yang aku impikan seakan tidak pernah bisa terwujud.

Aku fikir dengan menikah dengan Abidzar dulu maka papa akan merubah sedikit pandangannya terhadapku, namun alih-alih berubah, malah dia lebih menyayangi Abidzar ketimbang aku anaknya.

Sebenarnya apa yang salah denganku? Kenapa papa tidak pernah menatapku? atau, atau aku ini bukan anaknya?

Aku hanya bisa semakin menangis memikirkan sesuatu yang tidak bisa aku pikirkan sama sekali. Memang menangis sudah menjadi bagian dari hidupku sejak dulu.

Kutekuk lututku lalu kupeluk dengan erat, menumpahkan keluh kesahku di dalam keheningan kamar. Menangisi kejadian demi kejadian di dalam hidupku, mengingat setiap luka yang semakin dalam menggores hingga rongga paling dalam.

Tuhan, semoga ini kali terakhir penderitaanku. Tidak apa-apa kalau aku rapuh hari ini, tapi besok hari ijinkan aku menjadi pribadi yang lebih kuat lagi.

🥀🌹

Hidup terus berjalan, tidak perduli kamu masih dalam keterpurukan sekalipun. Sama sepertiku, sekalipun cobaan datang berkali-kali, aku akan terus melanjutkan hidup. Demi diriku sendiri dan juga demi anakku.

"Bandel amat yah buk? udah dibilangin juga gak usah kerja dulu" omel Lami padaku.

"Kalau gak kerja gak makan Lam" ucapku tak percaya.

"Mau kamu mendekam lama di dalam rumah juga ntu uang bakalan ngalir terus Lin, jadi gak usah lebay deh" dengusnya. Aku hanya tertawa menanggapi.

"Di dalam rumah terus juga gak enak Lami" perhatianku kini tertuju pada beberapa laporan di atas meja kerjaku. "Lagian aku butuh refreshing biar gak suntuk di dalam rumah terus"

"Hello......." teriaknya dengan lebay. "Refreshing itu keluar jalan-jalan, bukan keluar untuk kerja dan berkutat dengan laporan-laporan ini!" dia dengan kasar melepas paksa dokumen yang aku pegang.

Aku menatap nanar berkas laporan yang kini tercecer tidak beraturan di atas meja.

"Sorry Lin, aku gak bermaksud seperti ini...." akhirnya Lami gelagapan sendiri karena ulahnya, ia kembali membereskan meja seperti sedia kala. Wajahnya terlihat cemas ketika memandangku.

"Bagus! rapiin yang bener" ucapku dengan memerintah.

"Asiap buk...." jawabnya dengan cengiran lebar.

BEKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang