Prince Thomas membetulkan kerah bajunya sebelum masuk ke dalam Hotel 'Sun Inn'. Namun, saat dia membuka akan membuka pintu, seorang pria memanggilnya.
"Excuse me, Sir ... Pintu hotel sudah tu-- WOW, Prince Thomas, kau datang ke sini?"
Justin yang baru saja pergi menanam Pohon Slippery Elm terlihat cukup terkejut saat mendapati seorang pangeran ada di depan pintu hotel.
"Maafkan aku karena sudah mengagetkanmu. Hari ini aku ingin berjumpa dengan kekasihku. Kau tahu di mana keberadaan Rou sekarang?" ucap Prince Thomas dengan antusias.
Justin yang semula antusias untuk segera mandi di kamar mandi hotel dan berencana untuk pulang ke rumah Rylan, perlahan kehilangan rasa itu. Diam-diam, tangan pria itu mengepal hingga senyum palsunya pun muncul.
"Maafkan saya, Prince, tapi hari ini Rou sedang sibuk. Hari ini dia sedang membantu rekannya untuk mendata persediaan barang di hotel. Jadi, ada yang bisa saya bantu?"
Wajah bahagia pangeran itu lenyap dan helaan napas pun terdengar dari mulutnya.
"Baiklah kalau begitu, kau tahu? Padahal hari ini untuk pertama kalinya aku datang menemui Rou setelah satu bulan kami menjadi sepasang kekasih. Bisakah aku meminta tolong untuk memberikan bunga dan cokelat ini?"
Prince Thomas menyerahkan buket bunga yang dia beli dari 'Magic Shop' kepada Justin, lalu pamit pergi dari hotel itu.
Justin menganga tak percaya dengan apa yang baru saja dia hadapi. "Dia memang seorang pangeran, tapi apa dia tak bisa untuk memberikan bunga ini sendiri? Bukankah tidak apa-apa jika dia masuk sebentar? Apa dia masih canggung padaku karena kejadian itu?" keluh Justin.
Pria itu berkacak pinggang, lalu masuk ke dalam hotel sambil menenteng bunga yang dititipkan padanya dan membiarkan peralatan kebun ada di depan pintu hotel.
.
.
.
.Justin membuka pintu gudang yang ternyata tak dikunci. "Halo penghuni gudang, yuhuu, i'm come back again, apa ada yang kangen?" ucap Justin sambil bersiul-siul.
David dan Rou yang sedang sibuk memeriksa jumlah persediaan sabun, lantas menoleh bersamaan ke arah Justin sambil melotot.
"Eits, stop it, aku datang ke sini bukan untuk mengganggu kerja kalian, aku hanya ingin memberikan bunga dan cokelat untuk Rou. Ini, terimalah ... ," jelas Justin sambil memberikan buket bunga dan cokelat kepada Rou.
David menatap tak percaya pada Justin. "Sejak kapan kau menjadi romantis begini? Apa kau sedang sakit? Kau waras, 'kan? Hei, kau Justin, 'kan?"
Justin berdecak kesal saat David menanyai dia dengan sebegitu noraknya. "Aku bukan pria yang romantis dan bunga ini bukan dariku. Bunga ini pemberian dari Prince Thomas dan aku disuruh untuk memberikan ini pada Rou setelah kubilang kalo Rou sedang sibuk."
Rou melotot kaget saat mendengar penjelasan Justin. "Di mana ... Di mana pangeran sekarang?" tanya Rou panik.
"Mungkin dia pulang, tapi entah-- Oyy, Rou, kau mau pergi ke mana?!"
Rou terlihat langsung beranjak pergi dari gudang setelah mendengar jawaban Justin.
Justin menatap Rou dengan sedih, ekspresi itu memang bisa disembunyikan saat berada di hadapan orang lain. Namun, di mata David, semua hal itu terlihat begitu jelas.
"Kuharap kau akan baik-baik saja setelah ini. Justin, karena kau sudah membuat Rou pergi, sekarang kau harus bantu aku. Ayo, kita bekerja lagi!"
Justin mengangguk pelan, lantas memilih mengikuti saran dari David.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Elm Island (THE END) ✔️
FantasyKing Edward mengadakan sayembara untuk mencari para prajurit khusus demi keamanan Prince Thomas yang sebentar lagi akan naik tahta menggantikan dirinya. Namun, ketika para prajurit terpilih sudah masuk ke dalam kehidupan para warga kerajaan, secara...