10 -- Kutukan

32 8 11
                                    

Ara duduk di hadapan Rylan yang sekarang sedang bersedekap sambil menatapnya dengan malas.

"Ada keperluan apa sampai kau datang menemuiku, Nona. Kau ingin meminta pinjaman atau apa?" tanya Rylan datar. Pria itu baru saja bangun tidur ketika Ara ingin bertemu dengannya.

"Maaf sebelumnya, Tuan. Saya datang kemari bukan untuk meminjam uang. Hari ini saya datang kemari untuk menyampaikan protes," jawab Ara segan.

Ara sedikit ragu untuk mengutarakan maksud dari kedatangannya ketika melihat wajah Rylan yang terlihat mengerikan dengan luka memanjang yang menghiasi wajah bagian kanannya.

Rylan mengerutkan dahi dan tiba-tiba beranjak dari kursi. Pria itu menatap Ara dengan sedikit tajam. Terlihat angkuh dan begitu dominan di mata gadis itu. "Mengenai apa?" tanya Rylan.

Ara berdeham sebentar, lalu ikut beranjak dan menatap Rylan yang justru mengalihkan pandangan ke arah taman yang saat ini tengah diurus oleh David dan Lauren.

"Saya ingin protes mengenai kelakuan David dan Justin di toko teman saya. Mereka berdua sudah lama sekali menagih uang di toko teman saya sampai dua kali dalam sehari. Saya sudah benar-benar jengah dengan kelakuan mereka berdua. Saya tidak keberatan jika anda mewajibkan setiap pedagang untuk membayar pajak karena kami berjualan di tanah anda, tapi bisakah anda bertindak adil pada masalah ini?"

Rylan menoleh ke arah Ara dan reflek menatap tajam gadis itu. "Baru pertama kali ini aku mendapati seorang warga biasa yang berani protes padaku. Kau bukan orang asli dari Elm Island?"

Ara menatap tajam Rylan yang terkekeh sampai memperlihatkan gusinya. Terlihat manis, tapi menyebalkan secara bersamaan.

Rylan lalu meraih telepon dengan model rotary dial dan gagang telepon yang tersambung kabel. Bukankah itu adalah telepon jenis Western Electric 302? Wow, sebenarnya Ara sekarang tengah tersesat di zaman apa?

Rylan meminta David dan Justin untuk datang sekarang juga ke ruang kerjanya.

Tak menunggu waktu yang lama, kedua pria itu datang juga ke hadapan Ara dan Rylan.

"Kau/kau?!" David dan Justin memekik secara bersamaan ketika melihat Ara ada di kantor boss mereka.

"Dia mengatakan padaku bahwa kalian berdua mencoba untuk memeras salah satu penjual yang menggunakan toko milikku. Katakan padaku sekarang, apa itu benar?"

David dan Justin saling berpandangan, lalu menggelengkan kepala dengan wajah yang terlihat panik. "Kami berdua hanya menjalankan tugas darimu saja, Boss. Mana pernah kami memeras penjual yang menjajakan barang di tanah milikmu." Justin berusaha menampik semua tuduhan Ara padanya dan juga David.

Ara menganga tak percaya dengan apa yang sudah Justin katakan. Tidak pernah apanya!!

Ara menarik kerah baju David, lalu memelototi pria itu dengan kesal. "Apa kau ingin berbohong juga seperti yang telah Justin lakukan? Katakan sekarang juga alasanmu membuat Jia sengsara!! Cepat katakan sekarang, David!!" omel Ara tak terima.

David hanya mengerjapkan mata saja, ketika berada dalam jarak yang dekat dengan Ara. Pria itu serasa sulit untuk bergerak. "Itu bukan salahku, aku datang ke toko milik Jia juga karena awalnya dia yang meminta padaku. Dia selalu memberikan uang itu atas keinginannya sendiri." Kendali pada tubuh David serasa menghilang dengan cepat saat gadis di depannya mulai membahas tentang Jia, mantan kekasihnya.

Ara menghela napas, lalu melepaskan cengkeramannya di kerah baju David. Gadis itu lalu menoleh ke arah Rylan seperti memberi isyarat untuk segera memberikan saran pada semua masalah yang Ara keluhkan.

"David, Justin, mulai hari ini kalian tidak boleh datang ke toko milik Jia jika salah satu dari kalian sudah ada yang ke sana. Kalian paham?" David dan Justin mengangguk secara bersamaan.

"Ngomong-ngomong, selama ini ke mana semua uang yang telah kalian berdua ambil dari toko Jia? Kalau kalian mendapatkan uang dua kali dari Jia, ke mana uang yang lain?" tanya Rylan tiba-tiba. Pria itu menyipitkan matanya dan menatap kedua pria yang sekarang tengah tersenyum aneh.

"KALIAN BERDUA!!"

.
.
.
.

Sayembara untuk memilih pengawal-pengawal khusus untuk Prince Thomas sudah mulai dilaksanakan. Terlihat begitu ramai antrian di depan gerbang kastil sudah mulai terlihat sejak beberapa hari yang lalu dan hari ini merupakan hari terakhir bagi para warga Elm Island untuk datang berpartisipasi dalam sayembara itu.

Dalam sayembara itu, ada beberapa hal penting yang diuji langsung mulai dari sikap, kesiapan dan kesiagaan personil perseorangan, lalu dari caranya mengawal dan mengamankan raja ketika menghadapi bahaya. Mereka juga mengikuti tes kesehatan agar saat pelaksanaan, tiap calon pengawal dapat bekerja secara optimal. Kemudian penelitian khusus untuk mengetahui karakter dan kepribadian, dan mental calon pengawal agar mereka bisa siap dan siaga saat pengawalan. Terakhir, mereka juga akan dites keahlian untuk mengetahui kemampuan perorangan baik dari bela diri, pemakaian senjata api maupun teknik pengamanan dan pengawalan. Itu terdengar cukup merepotkan, tetapi mesti dilakukan agar keamanan Prince Thomas terjamin.

Dari sekian banyak orang yang yang mengajukan diri, ada sekitar 50 orang lebih yang terpilih.

"Aku sudah memilih mereka secara langsung dari tes kesehatan dan berhasil mengumpulkan sekitar 50 orang lebih. Nanny, apa menurutmu aku akan berhasil untuk menemukan para pengawal demi Thomas?" tanya King Edward saat melihat pelayan pribadi Prince Thomas sedang menaburi Pasta Marinara dengan bubuk Daun Basil yang tersedia di meja makan.

Prince Thomas sedang ada di perpustakaan dan pelayan pribadinya diminta untuk membuatkan Pasta Marinara agar diantarkan secara langsung pada pangeran yang sekarang sedang ada di perpustakaan.

King Edward adalah pria modern yang terjebak di Elm Island yang masih terlihat kuno. Tak heran jika pria itu menganggap kastil yang ia huni sebagai sebuah rumah besar. Dari penataan interior kastil sampai sistem pelayanannya. Tak heran jika pelayan pribadi Prince Thomas bebas-bebas saja untuk menata masakan di meja makan yang bahkan sedang digunakan oleh King Edward.

Bagi raja muda itu, para penghuni kastil sudah dia anggap sebagai keluarga mengingat kalau sebelum ia menjadi raja dadakan di Elm Island, ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan bersama dengan Rylan.

Ya, kedua pria itu datang ke Elm Island saat mereka sedang mencoba untuk naik puncak bukit Nobes Montem saat masih berumur 10 tahun.

Sebelum Edward menjadi seorang raja, dulunya kastil biru muda yang berada tak jauh dari pasar yang Rylan kuasai adalah kastil kuno yang dihuni oleh Emperor Theo, penyihir sekaligus penguasa Elm Island yang sekarang menghilang dari hadapan orang-orang setelah membuat kutukan pada seluruh penghuni kastil Elm Island. Keberadaan pria itu bahkan terbilang sulit untuk diketahui sekarang.

"King, waktu berlalu dengan cepat dan setiap anda mencoba untuk mencari calon pengawal untuk Prince, kutukan itu datang dan membuat para calon pengawal itu mati mendadak. Ini bukan kali pertama bagi kita untuk mencari pengawal dan saya harap kali ini kutukan itu akan segera berakhir. Mungkin takkan ada orang di luar sana yang tahu mengenai rahasia ini, tapi saya takut jika suatu hari nanti rahasia ini akan terbongkar, tentu hal ini akan membuat Elm Island kacau."

King Edward tersenyum sendu, lalu mengangguk kecil sambil meneguk cocktail yang dibuat bartender di kastilnya.

"Rahasia akan tetap menjadi sebuah rahasia sampai orang-orang tahu akan kebenarannya. Mau seberapa lama kita menyimpan rahasia ini, tetap saja waktu yang akan membongkar semua itu. Nanny, saat waktu itu telah tiba, kuharap Thomas berhasil untuk mendapatkan pengawal-pengawal pribadinya. Semoga saja ada dari mereka yang berhasil untuk mematahkan kutukan gila dari Emperor Theo. Iya, semoga saja berhasil ... ."

*****

The Secret of Elm Island (THE END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang