31 -- Tugas

19 6 0
                                    

David menatap horor wanita berambut panjang yang kini terlihat manis duduk di pangkuannya. "B-bisakah kau turun?"

Wanita itu tersenyum manis, lalu menuruti keinginan David. "Aku tak tahu jika hari ini aku harus menunjukkan jati diri kepada bocah tampan ini. Hhh, padahal menyenangkan sekali jika melihat wajah tampannya dari dekat."

Wajah David perlahan memerah ketika mendengar ungkapan mengenai dirinya. Entahlah, walau wanita itu terlihat begitu blak-blakblakan, ia masih bisa melihat keanggunan yang terpancar darinya.

"David, Lucky yang sering kau ajak bermain akhir-akhir ini sebenarnya adalah Empress Artic. Dia sengaja mengubah diri menjadi seekor anjing sampai kekuatan hitam dari Hanson berada pada titik terbawah. Ya, sekarang kekuatan pria itu sedang pada tahap yang paling rendah."

"Lucky yang selama ini kuciumi karena terlihat sangat menggemaskan itu adalah Empress Artic?! Wah, kalian benar-benar ...."

David menghela napas panjang, lalu menyibak rambutnya yang sudah mulai tumbuh panjang. "Oke, kita lupakan dulu masalah itu. Jadi, apa sekarang kita akan menyerang Hanson?"

Empress Artic menggelengkan kepala, "Theo terlalu naif sampai tak tahu jika pada tahap-tahap tertentu, dirinya dapat dikuasai oleh sihir hitam itu. Karena aku sudah membuatnya menggunakan sihir hitam dengan berlebihan, secara tidak langsung aku juga yang sebenarnya telah menanam petaka itu."

David bingung bagaimana caranya agar dapat menanggapi ucapan Empress Artic dan hal itulah yang membuatnya memilih untuk bungkam sementara waktu.

"Sama seperti kisah seorang gadis penanam pohon emas yang dikisahkan mampu untuk mencabut pohon kesayangannya itu demi sang pangeran. Maka aku pun akan berusaha untuk mencabut pohon petaka yang sudah kutanam."

.
.
.
.

"Grandma, apa semuanya akan baik-baik saja?" tanya Nanny Eve.

Nenek penjaga asrama gaib itu baru saja selesai menyebarkan mantra sihir agar orang-orang yang sudah menghirup udara campuran mantra tak dapat berbohong saat ditanya mempunyai tato atau tidak.

"Untuk saat ini semuanya sedang tidak baik-baik saja. Aku berharap pembunuhan massal itu tak terjadi lagi. Kau tahu? Pada awalnya sihir tato itu tak ada, tapi seseorang yang asing tiba-tiba datang ke pulau ini dan berhasil mempengaruhi orang-orang. Dulu orang-orang dari Terra Nubibus bebas datang kemari dengan cara mereka harus melewati Nobes Montem. Namun, karena penyebar sihir tato hitam adalah orang dari Terra Nubibus, sejak hari itu, aku terpaksa membatasi seluruh akses Elm Island ke kota manapun.

Pembunuhan massal dengan dalih untuk kembali menyeimbangkan jumlah penduduk itu, berhasil melenyapkan orang banyak. Waktu itu aku berhasil lolos dan beberapa dari mereka mungkin saja selamat, tapi memilih bersembunyi.

Orang yang telah menggunakan sihir hitam itu menikah dengan putri raja dan anak itulah yang sekarang orang kenal sebagai Hanson.

Hanson atau dulu yang bernama Theo menjadi seorang raja di umur yang bahkan belum menginjak 20 tahun. Rasa penasaran bocah itu masih amat besar dan itu yang membuatnya ingin mempelajari sihir. Aku pun melatihnya sampai tiba saatnya bagi Hanson untuk menikah demi meneruskan ramalan jodoh kerajaan ini. Dia menikah dengan seorang gadis yang cantik, tapi manja.

Awal-awalnya kehidupan pernikahan mereka berjalan sebagaimana pada umumnya hingga akhirnya Artic meminta sesuatu yang sulit. Dia meminta pohon elm yang hanya bisa tumbuh di tempat yang bahkan sudah dilarang untuk dikunjungi warga Elm Island.

Dengan terpaksa Hanson membuka paksa segel yang kubuat. Bersamaan dengan itu, para warga Elm Island tahu dan meminta bocah itu untuk turun tahta.

Bertahun-tahun kerajaan kosong hingga tibalah dua orang bocah ke tempat ini. Putra Artic dan Hanson memang sudah ada, tapi karena takut William melakukan hal yang sama dengan ayahnya, mereka justru meminta orang lain saja yang memerintah kerajaan ini.

Ramalan jodoh itupun akhirnya menunjuk Edward sebagai seorang raja dan memisahkannya dengan Rylan yang pada awalnya datang kemari untuk berpetualang saja."

Nanny Eve mengangguk paham, tapi pertanyaan lain pun terasa semakin membuncah di dalam hatinya. "Apa karena ramalan itu pula yang membuat orang-orang dari Terra Nubibus masuk ke pulau ini?"

Sang wanita tua itu menganggukkan kepala, "Pintu terlarang itu menyeret orang-orang yang bermasalah untuk dijadikan 'tumbal' agar pohon yang Artic inginkan tetap hidup. Namun, sejak Jia dan Edward yang berhasil menyadarkan diri dari keegoisan mereka, sihir hitam pun berontak dan tak terima jika ada orang yang berhasil keluar dari pengaruhnya.

Kuharap kali ini mereka dapat melawan sihir hitam itu, walaupun sihir itu tak memiliki raga, tapi sihir itu datang kemari layaknya sesosok iblis."

"Apakah kita tak punya cara lain untuk lepas dari sihir ini?" tanya Nanny Eve lagi.

Sang nenek kemudian tersenyum tipis, "Sama seperti kisah si gadis dan pohon emas, orang yang pertama kali punya keinginan untuk menanam pohon itu, harus mencabut sendiri pohon yang telah dia tanam. Namun, tentunya hal ini akan sulit untuk dilakukan mengingat pohon itu yang kini disembunyikan di dalam pohon lain, hal itu akan sulit untuk dilakukan. Pohon itu kecil dan tak pernah dapat tumbuh besar, pohon pembawa petaka itu kini menghilang dari kerajaan dan bersembunyi di tempat lain."

Nanny Eve berkedip-kedip lamban ketika pikirannya mencerna apa yang baru saja dia dengar.

"Pohon itu bersembunyi di dalam pohon lain? Bagaimana mungkin?!"

Sang nenek lantas terkekeh geli ketika melihat reaksi bodoh Nanny Eve. "Kau harus tahu fakta aneh di pulau ini, Eve. Kau tahu? Semua pohon elm yang tumbuh di pulau ini, tak ada satupun yang tumbuh dengan normal. Pohon kecil yang Artic tanam setelah segel terlarang lepas sebenarnya adalah sesosok roh hitam yang bisa mengubah wujud menjadi menjadi apapun. Roh itu adalah roh dari ayah Hanson."

"A-apa?!"

.
.
.
.

Kevin dan Vernon sudah berhasil membawa satu persatu orang-orang kerajaan yang bersih dari tato ke ruang bawah tanah. Ternyata selama ini, King Thomas membuat ruangan itu secara diam-diam dengan bantuan dari orang-orang kepercayaan seperti Nanny Eve.

"Kenapa kau mengumpulkan kami di tempat ini? Apa ada sesuatu yang telah terjadi?"

Kevin dan Vernon menoleh secara bersamaan ke arah Baron Jhon. Mereka berdua lantas tersenyum sendu.

"Apakah Anda pernah mendengar kabar kalau saat ini keadaan di luar sudah semakin kacau?"

"Semakin kacau?!" ulang Baron Jhon.

"Pemilik tato di pergelangan tangan mereka lama-kelamaan akan kehilangan kesadaran diri. Saat hari itu tiba, kita takkan pernah tahu hal buruk macam apa yang akan terjadi di kerajaan ini. Entahlah, kami bahkan hanya menjalankan tugas dari sang raja."

"Di mana raja dan ratu kita sekarang?" tanya Baron Jhon saat tak mendapati raja dan ratu.

Kevin dan Vernon kemudian menghela napas panjang. "Mereka sedang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengajak lebih banyak warga yang tak memiliki tato sihir untuk pergi ke ruangan rahasia yang dia bangun di tempat lain."

"A-apa kau bilang?! Lalu kenapa kalian masih ada di sini?! Kalian tak membantu mereka?!" pekik Baron Jhon.

Kevin dan Vernon lantas tersenyum sendu. "Kami ditugaskan untuk menjaga kalian agar tak keluar dari ruangan ini sampai kekacauan dibereskan. Semua orang yang yang tak masuk ke tempat ini berarti mereka adalah orang yang mempunyai tato sihir di pergelangan mereka."

Baron Jhon lantas mengangguk paham, pria itu tiba-tiba melepaskan sarung tangan yang sama persis dengan warna kulitnya sambil tersenyum miring. "Maksudmu tato yang seperti ini?"

"K-kau?!"

*****

The Secret of Elm Island (THE END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang