40 -- Akhir?

23 6 0
                                    

King Thomas, Rylan, Hanson, Archduke Eve, Marquis Edo, Knight Jey, Knight Kevin, dan Knight Vernon sudah ada di depan pohon slippery elm milik Rylan yang sekarang sudah kehilangan seluruh daunnya.

Ketiga knight yang tersisa kemudian mulai mengucurkan minyak tanah ke sekeliling pohon. Sementara itu, Hanson mengambil belati dari balik saku baju dan mulai menggoreskan telapak tangannya dengan belati itu.

Darah milik Hanson sengaja dia teteskan ke tanah yang sudah basah oleh minyak tanah. Marquis Edo kemudian mulai menyalakan api, sementara Archduke Eve mengeluarkan potongan terakhir ramalan dari balik bajunya dan diam-diam memasukkan kertas itu ke dalam kobaran api tanpa sepengetahuan rekan-rekannya.

Kobaran api biru langsung melahap pohon kering itu dan juga potongan kertas yang Archduke Eve masukkan.

Tubuh Rylan dan King Thomas perlahan lenyap dan berubah menjadi abu kayu yang terbang terbawa angin. Cuaca cerah di Elm Island berubah menjadi mendung. Angin kencang datang dan hujan perlahan datang.

"Waktu kami sudah hampir habis di negeri ini. Terima kasih karena selama ini sudah bersamaku. Maafkan aku, karena sudah membuat kalian repot. Sekali lagi, tolong maafkan aku, kawan-kawan."

King Thomas tersenyum lebar sambil melihat satu persatu orang yang akan dia tinggalkan.

"Aku tidak akan mengucapkan maaf kepada kalian karena aku hanya mendapatkan tugas untuk melengkapi tugas protagonis kita. Terima kasih, karena kalian sudah mau mengirimku pulang."

Senyum tipis Rylan yang biasanya terlihat sinis, kini terlihat begitu indah saat dia akan segera pergi dari tempat 'penyiksaan' itu.

Kedua pria itu perlahan-lahan lenyap dari pandangan, abu mereka berdua terbang bersama angin, dan dengan cepat hujan yang turun pun langsung terhenti.

Tepat ketiga semuanya sudah kembali normal, tubuh Hanson pun langsung ambruk.

Tanpa mereka sadari sebelumnya, pohon slippery elm di puncak Nobes Montem pun ikut terbakar tepat ketika potongan akhir dari ramalan itu masuk ke dalam kobaran api.

Hanson tersenyum miring ketika melihat Archduke Eve mematung di tempatnya. "Sejak awal kau masuk ke dalam hidup putraku, aku sudah sadar jika kau bukanlah wanita biasa yang lemah. Kau memang sudah sangat licik bahkan sejak awal kau datang ke tempat ini," ungkapnya dalam hati.

Tepat setelah itu, Hanson menutup kedua matanya. Tubuh pria itu perlahan berubah menjadi tua, kemudian berubah menjadi abu dengan cepat dan ikut terbang bersama angin.

"Sebuah jarum yang sudah tak dibutuhkan lagi oleh pemintal benang, lama-kelamaan benda itu akan berkarat, lantas hancur secara perlahan. Jadi, bukankah lebih baik jika jarum itu menghilang dari mata pemintal benang sebelum dilupakan dan disingkirkan?"

Archduke Eve tersenyum lebar sebelum membalikkan tubuhnya dan pergi.

Marquis Edo dan ketiga knight itu terpaku setelah mendengar ucapan dari sang archduke.

Rahasia terbesar dari kerajaan Elm Island sebenarnya adalah Eve. Dia yang selama ini terlihat seperti seorang tokoh protagonis, ternyata adalah salah satu penyebab dari kehancuran kerajaan ini. Mungkinkah diam-diam hal ini terjadi karena masa lalunya?

.
.
.
.

"Akhirnya kau sadar juga, Thomas. Kau baik-baik saja?"

Thomas mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan perlahan dan menatap ibunya yang sedang terisak. "A-aku ada di mana?" tanyanya lirih.

The Secret of Elm Island (THE END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang