Ara menatap suasana 'pasar' dengan takjub. Gadis itu memang adalah seorang gadis yang terbiasa dengan suasana pasar. Namun, kali ini dia melihat 'pasar' yang sangat berbeda. Tempat itu terlihat begitu unik karena suasana pasar seperti menyatu dengan alam.
Deretan penjual dengan barang dagangannya yang tertata rapi, hiruk pikuk karena suara bising para penjual dan pembeli yang sedang memperdebatkan harga barang, hingga seorang pria yang seumuran dengan Jey tampak sedang memalak seorang wanita penjual bunga.
"Aku sudah memberikan uang itu pada David tadi pagi. Kenapa sekarang kau datang lagi? Apa kau ingin memerasku?" keluh wanita berambut maroon panjang.
Suara gebrakan di meja yang dilakukan oleh pria itu membuat si wanita kaget.
"David tak memberikan uang itu kepadaku. Jadi, sekarang berikan uang itu padaku kalau kau tidak ingin Rylan sendiri yang menghancurkan tokomu. Cepat, berikan!!" bentak si pria berambut hitam.
Wanita berambut maroon itu tampak mendengkus kesal, tapi tetap menyerahkan beberapa keping uang kepada pria itu.
Senyum pria itu langsung terlihat ketika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. 'Benar-benar menjengkelkan,' batin si wanita.
"Ara, kau sedang melihat apa?" tegur Jey.
Ara terlonjak kaget, lalu tersenyum canggung kepada Jey. Gadis itu bahkan tak mendengarkan penjelasan apapun tentang Elm Island ketika melihat kelakuan seorang pria yang baru saja menagih sejumlah keping uang kepada salah satu penjual bunga di pasar itu.
"Jey, apa pria yang menagih uang itu adalah orang suruhan Rylan?" tanya Ara penasaran.
Jey mengangguk ringan. "Pria itu adalah Justin. Dia memang sering menagih uang dua kali di toko bunga milik Jia. Wanita itu sangat menyukai David dan juga senang untuk memberikan uang pada pria itu. Kau tahu? Seharusnya Justin yang mengambil uang itu di waktu siang. Entahlah karena terlalu bodoh atau apa. Mau tak mau, Jia tetap memberikan sejumlah uang kepada David atau Justin setiap mereka meminta uang padanya. Selain itu, Jia adalah mantan kekasih David sebelum berandal itu bekerja untuk Rylan," ucap Jey yang diakhiri dengan bisikan di akhir kalimat.
Ara mengangguk paham, kemudian memilih mengikuti ke mana Jey akan membawanya. 'Bukan hakku untuk ikut campur pada urusan orang lain,' batinnya.
Jey membawa Ara menyusuri gang sempit pasar yang terlihat lumayan suram. Gadis itu sedikit bergidik ketika mendengar gonggongan anjing penjaga dari salah satu rumah yang mereka lewati.
Langkah Jey akhirnya terhenti di sebuah ruko yang sedikit besar, namun terlihat begitu sepi. Tulisan 'Magic shop' terpampang jelas di atas pintu ruko.
Jey membuka pintu kaca, lalu segera melepas sandal yang dia gunakan dan meletakkan sandalnya ke dalam rak. Hal itu rupanya diikuti juga oleh Ara.
"AUVA?! Kau di mana?!"
Jey mencari-cari pria yang juga menghuni rumah sambil berkacak pinggang sampai dia melihat meja ruang tamu yang penuh dengan bunga mawar yang berserakan. Pria itu lalu berencana untuk membereskan kekacauan yang telah Auva perbuat.
"Hey, stop it! Letakkan bunga-bunga itu lagi, Jey. Hari ini aku sedang membuat rangkaian bunga mawar untuk pelanggan," tegur seorang pria berbahu lebar yang datang tiba-tiba dengan menggunakan celemek.
Jey menghela napas, lalu menatap pria di depannya dengan pasrah. "Apa kau juga sedang membuat chocolate bar lagi?"
Pria itu mengangguk. "Ada pesanan lagi jadi aku membuatnya hari ini. Eh, siapa gadis yang kau bawa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Elm Island (THE END) ✔️
FantasíaKing Edward mengadakan sayembara untuk mencari para prajurit khusus demi keamanan Prince Thomas yang sebentar lagi akan naik tahta menggantikan dirinya. Namun, ketika para prajurit terpilih sudah masuk ke dalam kehidupan para warga kerajaan, secara...