Lauren menatap kastil tempat kediaman Prince Thomas. Gadis itu kemudian memperlihatkan tanda pengenal yang dia punya kepada penjaga gerbang.
"Aku ingin memberikan cookies ini kepada pangeran. Namaku Lauren dan aku adalah teman Rou. Tolong, katakan pesanku kepada pangeran."
Penjaga gerbang mengangguk, lalu salah satu dari mereka segera masuk ke dalam istana melalui pintu belakang.
Sambil menunggu, Lauren mengamati taman bunga yang ada di depan istana dari depan gerbang yang terbuka. Matanya terlihat berbinar saat melihat banyak bunga yang bermekaran.
"Paman, bolehkah aku masuk ke dalam? Aku ingin melihat bunga-bunga itu dari dekat," tanya Lauren sedikit takut.
"Maaf, Nona, kau belum bisa masuk sebelum keinginanmu telah disetujui oleh pihak pangeran," jawab sang pengawal.
Lauren menghela napas, lalu mengangguk pelan.
"Kau menunggu lama?" Lauren menoleh ke arah suara dan reflek mengerutkan kening begitu melihat seorang wanita dengan menggunakan setelan putih.
"Maaf, tapi siapa kau?" tanya Lauren penasaran.
Wanita cantik itu lantas mendekati Lauren dan membunggukkan badan sebentar. "Namaku Eve, aku bekerja sebagai pelayan pribadi dari Prince Thomas. Orang-orang di kastil memanggilku dengan sebutan Nanny." Lauren lantas membungkuk untuk menyapa Nanny Eve.
"Maafkan saya, Nanny, untuk saat ini, saya ingin bertemu pangeran secara langsung. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan padanya."
Nanny Eve terdiam sebentar untuk mengamati penampilan Lauren. Sesaat kemudian, wanita itu lantas mengizinkan permintaan Lauren.
"Ayo, kuantar kau untuk menemui pangeran ...," ajak Nanny Eve. Lauren tersenyum lebar, lantas mengangguk dengan antusias
.
.
.
."Masuklah ke dalam perpustakaan ini, temuilah Prince Thomas dan katakan apa yang kau inginkan. Jika kau membutuhkanku, kau bisa memanggilku melalui telepon yang ada di perpustakaan. Kau mengerti?"
Lauren mengangguk dan sekali lagi membungkukkan badan untuk memberi salam kepada Nanny Eve. Setelah wanita itu beranjak pergi, Lauren pun masuk ke dalam perpustakaan.
Derit pintu perpustakaan berbunyi ketika Lauren mencoba membukanya. Suasana ruangan itu terasa begitu sunyi seperti tak punya kehidupan. Korden berwarna biru tua masih menutup sebagian jendela besar yang ada di sebelah kanan ruangan. Buku-buku juga tertata rapi di sepanjang jalan yang telah dia lewati.
Lauren mengamati satu persatu sudut ruangan dan sedikit heran karena tak menemukan keberadaan sang pangeran di manapun.
"Ke mana pangeran itu sekarang?" ucap Lauren bingung.
Baru saja tangan Lauren ingin menarik kenop pintu, rak buku yang berada tak jauh darinya bergerak sendiri dan membuat Lauren langsung menoleh ke arah suara. Sebuah lubang gelap terlihat dari luar rak dan hal itu benar-benar mengejutkan si gadis, apalagi saat seorang pria tiba-tiba muncul dari lubang itu.
"Nanny Eve baru saja menelponku dan mengatakan bahwa kau datang kemari untuk memberiku barang titipan dari Rou dan juga ingin mengatakan sesuatu."
Lauren menatap pangeran yang berdiri menjulang di hadapannya sambil mengangguk pelan. "Prince Thomas yang terlalu tinggi atau aku saja yang memang pendek?" ucap Lauren dalam hati.
"Ayo, masuklah ke sini, kita bicarakan masalah pribadi ini di ruangan pribadiku. Aku tak mau seseorang datang dan tiba-tiba mengacaukan pembicaraan kita," ajak Prince Thomas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Elm Island (THE END) ✔️
FantasyKing Edward mengadakan sayembara untuk mencari para prajurit khusus demi keamanan Prince Thomas yang sebentar lagi akan naik tahta menggantikan dirinya. Namun, ketika para prajurit terpilih sudah masuk ke dalam kehidupan para warga kerajaan, secara...