"Hari ini kau dibebaskan, selamat karena akhirnya kau keluar dari penjara ini," ucap Auva sambil melepas gembok penjara.
David lantas berdiri dan menghampiri Auva dengan bingung. "Kenapa aku harus dilepaskan?"
Auva menaikkan sebelah alis, lalu menatap David dengan senyum miring. "Lauren rela menukarkan diri denganmu. Gadis pemberani itu setuju jika dia harus masuk ke dalam kastil ini, asalkan kau bisa keluar dari penjara. Ckck ... Kisah cinta kalian terlihat begitu dramatis."
"A-apa kau bilang? Lauren menukarkan diri denganku?" Pertanyaan ulang David diangguki oleh Auva. "Kalian benar-benar luar biasa! Congrats, bro!"
David mendelik tak percaya, pria itu lantas langsung keluar dari penjara begitu melihat pintu penjara terbuka lebar. Apakah dia akan menemui Lauren atau langsung pulang? Hmm ... Entahlah ....
Auva menatap kepergian David dengan tatapan yang sendu. "Apakah tak ada satupun kisah cinta yang dapat menyebarkan kebahagiaan di pulau ini? Sejak pertama kali aku datang ke tempat ini, kulihat dengan jelas kalau kisah cinta di pulau ini tampak terasa begitu dramatis. Apa pulau ini sebenarnya sudah dikutuk oleh para leluhur?"
.
.
.
."King Edward, kau terlihat bersusah payah untuk membawa calon menantumu kemari. Kenapa ini? Kau terlihat sangat aneh. Kau juga sudah berusaha keras dalam rencana penobatan untuk putra angkatmu."
Duke William menemani sang raja untuk minum teh dipagi hari sambil menonton acara persiapan untuk penikahan sekaligus penobatan Prince Thomas.
"Aku tak mau jika tatanan di kastil ini kacau lagi. Kau dan ayahmu telah melakukan banyak kekacauan dan aku memilih diam karena kastil ini juga adalah milik kalian. Ayahmu berencana untuk memperbaiki kesalahan di masa lalunya dengan cara mengirim orang-orang seperti kami untuk mengisi kekosongan dan memperbaiki kerusakan di pulau ini. Kau pikir aku tak tahu jika kau sudah membunuh banyak pria yang tak bersalah karena tak rela jika mereka dekat dengan istrimu. Kau terlihat sangat posesif padahal kau sendiri masih mencintai mendiang istriku."
Duke William memegang cangkir teh dengan tangan yang bergetar. Wajah pria itu terlihat memerah padam. Ia meletakkan cangkir teh, lantas menatap sang raja dengan tajam.
"Ketika kau datang kemari, aku berpikir jika kehadiranmu tak bermasalah bagiku bahkan ketika kau mengambil alih tahta dari ayah. Namun, ketika kau mengambil alih cinta yang selama ini kujaga, aku pikir jika kehidupan benar-benar tak adil. Jika kau sudah tahu bahwa aku telah merenggut banyak nyawa, kenapa kau masih saja mempertahankanku? Kau takut?"
King Edward kembali meneguk teh sambil menatap Duke William dengan serius. Setelahnya, ia meletakkan cangkir yang sudah kosong dan beranjak dari kursi.
"Di dalam kerajaan ini, ada banyak sekali penjahat, tapi aku memilih diam sampai waktu yang tepat. Kau sendiri sudah tahu jika ramalan dari nenek penjaga asrama pasti akan terjadi. Sampai saat itu tiba, aku ingin menjebak satu persatu pengkhianat itu ke dalam jaring. Kau lihat saja setelah putraku naik tahta. Lalu, untuk soal Venus, kupikir kau seharusnya protes pada nenek penjaga asrama yang sering menghilang itu. Besok dia akan datang untuk menikahkan putra angkatku dengan gadis pilihannya. Katakanlah semua hal yang ingin kau katakan. Aku ingatkan sekali lagi padamu, kalau esok hari adalah hari terakhir bagi sang nenek untuk hidup."
King Edward meninggalkan ruang makan lantas pergi menghampiri David yang terlihat sedang berdebat dengan Lauren di depan singgasana.
.
.
.
."Aku tak mungkin membiarkanmu menikah dengan orang yang tak kau cintai. Hanya karena ucapan dari orang lain, kau mau mengorbankan cinta kita?!" protes David sambil mengguncang tubuh mungil Lauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Elm Island (THE END) ✔️
FantasíaKing Edward mengadakan sayembara untuk mencari para prajurit khusus demi keamanan Prince Thomas yang sebentar lagi akan naik tahta menggantikan dirinya. Namun, ketika para prajurit terpilih sudah masuk ke dalam kehidupan para warga kerajaan, secara...