I'm back :)
.
.
.
.
.
.
.Sorry for typo;)
__________
Kini sudah lewat dua hari dari kejadian dimana Jeno yang menghukum jaemin.Dan selama itu juga Jeno tidak pernah pulang ke mansion.
Luka ditubuh jaemin mulai sedikit menghilang sakitnya walaupun masih membekas.
Sekarang pukul 4 sore jaemin tengah duduk di sofa ruang tamu ; menonton televisi yang menayangkan drakor favoritnya ditemani dengan setoples keripik kentang di pangkuannya.
Saat sedang fokus dengan filmnya jaemin dikagetkan dengan teriakkan dari arah pintu utama--
"NA JAEMIN"
--disana Jeno didepan pintu utama dengan sebuah pistol di tangan kanannya,wajahnya terlihat memerah menahan amarah,urat² kehijauan menonjol disekitar leher dan keningnya.
"Jeno" Lirih jaemin.
Jaemin berjalan mendekat kearah jeno yang masih diam menatap kearahnya dengan mata tajam miliknya,mata yg tersirat kebencian yang amat besar terhadap dirinya.
"Berhenti" Perintah dengan nada rendah penuh tekanan itu membuat jaemin berhenti 1 meter didepan Jeno.
"Kau kena--"
"Diam,aku tidak mau mendengar suara sialan mu itu" Dinginnya.
Jaemin diam matanya masih menatap Jeno sayu.
"Hahaha,aku tidak menyangka bahwa kau dengan wajah sok polos mu ini hanya kedok untuk menutupi tingkah laku jalang dan psycho mu" Datar Jeno sembari terkekeh.
Jaemin menatap Jeno heran "apa maksudmu?"
"Jangan bertingkah seperti kau tidak tau apapun jalang" Tekan Jeno dan menatap jaemin tajam.
"Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu Jeno" Nada jaemin agak meninggi saat mengucapkan kalimat tersebut.
Yang mana membuat Jeno semakin emosi dan naik pitam,dengan gerakan cepat ia mencengkram rahang jaemin kuat dengan tangan kirinya.
"Masih tidak mau mengaku kau jalang sialan" Geram Jeno.
Jaemin diam,ia masih berusaha melepas cengkraman tangan Jeno di rahangnya ini sakit sungguh.
"KAU BERSELINGKUH DIBELAKANG KU SIALAN,BAHKAN KAU MENYURUH SELINGKUHAN MU ITU UNTUK MEMBUNUHKU,DASAR JALANG MURAHAN APA KAU TIDAK PUAS DENGAN APA YANG KAU MILIKI SEKARANG HAH SEHINGGA KAU BERNIAT MENDUA DARI KU BRENGSEK" Jeno berteriak dengan nada penuh tekanan dan menghempas kasar dagu jaemin hingga membuat jaemin hampir jatuh.
"Selingkuh?aku tidak pernah satu kali pun selingkuh dari mu Jeno" Jaemin berujar lirih sembari meringis memegang dagunya.
"Masih ingin menyangkal ternyata,haha...,"
Jaemin menatap Jeno dengan pandangan kecewa "kau mendapatkan berita itu dari mana?"
"Selingkuhanmu" Jawab Jeno datar.
"Dan kau percaya begitu saja dengannya?"
"Tentu saja aku percaya,ia bahkan menelpon ku dan mengatakan bahwa dia adalah selingkuhanmu dan kau tau apa yg mengejutkan?---" Jeno menatap jaemin tajam.
"---dia adalah orang yg 2 hari lalu mencoba membunuhku dan kau tau siapa yg menyuruhnya?ya itu kau Na jaemin jalang sialan" Ujar Jeno dingin dengan nada penekanan diakhir.
"Dan kau percaya begitu saja Jeno?bisa saja dia hanya memfitnah ku Jeno" Jaemin berujar lirih dengan nada kecewa yg kentara.
"Memfitnah?bahkan suaranya sangat mirip dengan si sialan yg mencoba membunuhku 2 hari lalu".
" Jeno...tidak bisa kah kau percaya padaku sekali saja?aku tidak selingkuh dan...bukan aku yang membunuh kedua orang tua mu"jaemin berujar lirih dan mencoba menggapai tangan Jeno tapi langsung ditepis kasar oleh empunya.
"Berhenti mengatakan bahwa bukan kau yg melakukannya,aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri kau memegang pisau yg berlumuran darah dan duduk disamping jasad ayah dan ibu ku" Dingin Jeno
"BUKAN AKU JENO,BUKAN,kau hanya salah paham aku waktu itu baru pulang dari supermarket dan saat masuk ke mansion aku dikagetkan dengan keadaan ayah dan ibu dilantai berlumuran darah dan aku menemukan sebuah pisau disamping mereka,aku menghampiri jasad mereka dan memeriksa apakah mereka masih bernafas atau tidak dan ternyata...tidak lalu aku memegang pisau yang berlumuran darah itu dan tepat saat aku memegang pisau itu kau datang dan melihat,kau mengira aku yang membunuh ibu dan ayahkmu karna hanya aku disana dan memegang pisau berlumuran darah itu" Jaemin menjelaskan dengan lirih matanya tak teralihkan sedikitpun dari wajah datar milik Jeno.
Sejenak Jeno terdiam mendengar penjelasan dari pemuda na tersebut,ada rasa sedikit percaya terhadap penjelasan pemuda Na itu,tetapi dengan cepat ia menepis rasa itu dan kembali mengeraskan rahangnya saat mengingat kejadian dimana orang tuanya mati dibunuh oleh pemuda didepannya ini.
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah percaya dengan penjelasan yang diberikan oleh seorang pembunuh seperti mu"Jeno berujar dingin dengan mata yang menatap jaemin penuh kebencian.
Jaemin menatap Jeno kecewa sangat...dulu Jeno bilang ia akan selalu percaya padanya apapun kondisinya tapi sekarang apa?ia berbohong.
" Lebih baik kau mati sialan,dan masuk ke neraka "
Ceklek
Jeno melepas pengaman yg ada di pistolnya lalu mengangkat pistol itu kerah jaemin,lebih tepatnya kening pemuda na itu.
Jaemin hanya menatap Jeno,senyum tipis terpantri diwajah cantiknya.
"Kau ingin membunuhku kan?silahkan...bunuh aku Jeno...ini sebagai hadiah ulang tahun mu nanti bukan?" Jaemin berujar dengan memegang tangan Jeno yang memegang pistol dan siap menekan pelatuk dengan senyum manis terpantri diwajahnya diiringi dengan cairan bening yang mengalir bebas dipipi putih miliknya.
Jeno tertegun saat melihat air mata jaemin,selama jeno menyiksa jaemin pemuda Na itu tidak pernah menangis seberat apapun hukuman yang diberikan oleh Jeno padanya,tak pernah ada air mata yang turun tapi sekarang...jaemin menangis didepannya.
Dengan cepat Jeno menurunkan kembali pistolnya dan terkekeh sinis "ah ya hadiah ulang tahunku,2 hari lgi bukan?ku rasa tidak seru jika membunuhmu sekarang dan juga di mansion ku,disaat hari ulang tahun ku baru aku akan membunuhmu tapi tidak di mansion ini melainkan tempat yang lebih cocok untukmu"
"Bersiaplah besok penyiksaan untukmu sebelum mati akan dimulai aku akan membawamu ke neraka secepatnya" Jeno berbisik dengan suara rendahnya ditelinga jaemin saat melewati pemuda Na itu untuk ke kamarnya.
Jaemin hanya tersenyum menanggapinya,tapi jauh dilubuk hatinya ia terluka,kecewa kepada Jeno yang seakan-akan bersemangat untuk menyingkirkan dirinya.
Menatap nanar punggung Jeno jaemin menghela nafas perlahan sembari menghapus kasar jejak air matanya dan mulai beranjak perlahan kekamar miliknya.
Meninggalkan bibi kim yang menangis melihat tuannya yang lagi lagi disiksa oleh Jeno.
TBC
See you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗'𝚜 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢' [DISCONTINUE]
Fanfiction[oneshoot][Twoshoot] Chapter awal belum direvisi, masih berantakan!!! NOMIN Happy/sad - BxB - Bahasa baku - non baku - Harsh words