Hallo, ketemu lagi sama key setelah 2 bulan menghilang wkwk.
Sorry for typo
Oke, let's go!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading~__________________
Terhitung sudah hampir seminggu setelah kejadian Jeno yang marah besar hingga hampir membunuh istrinya sendiri.Dan selama itu juga Jeno tidak pulang ke mansion, dia lebih memilih untuk tetap dikantor lebih tepatnya kamar pribadi miliknya, pulang ke mansion membuat nya muak, muak melihat wajah sang istri yang sudah membunuh kedua orang tuanya.
Sekarang jaemin tengah berada di halaman belakang rumah, sedang menyiram tanaman bunga yang berwarna warni.
"Permisi tuan jaemin"
Jaemin yang mendengar sebuah suara dari arah belakang pun menoleh mencoba meliat siapa yang memanggilnya.
"Bibi kim?, ada apa bi? "
Jaemin menaruh selang yang ia pegang setelah dimatikan air nya,lalu berjalan mendekat ke arah bibi kim yang sedang menatapnya dengan raut wajah gelisah sembari meremat celemek yang ia pakai.
"A-anu tuan... tuan d-dipang---" Bibi kim berujar dengan gugup dengan kepala tertunduk.
Jaemin menukikan alisnya tajam sembari menatap bibi kim "dipang---? bibi kenapa gugup? "
"Tuan jaemin dipanggil o-oleh tuan Jeno untuk pergi ke ruang utama menemuinya" Ujar bibi kim pelan
Bola mata jaemin melebar saat mendengar rangkaian kata yang keluar dari mulut bibi kim, Jeno nya... Jeno ny pulang setelah 1 minggu tidak pulang.
"Benarkah? Jeno pulang? " Jaemin bertanya dengan binar senang di mata indahnya.
"Iya tuan, tuan Jeno sudah pulang t-tapi... " Bibi kim menjeda kalimatnya sebentar, dan itu membuat jaemin semakin penasaran.
"Tapi...?" Jaemin masih diam menatap bibi kim ; menunggu kalimat apa lagi yang akan keluar dari bibir sangat pembantu di rumah nya ini.
"I-it---"
Belum selesai berbicara ucapan bibi kim pun terpotong oleh sebuah teriakan.
"BIBI KIM, DIMANA DIA, KENAPA LAMA SEKALI HAH, AKU HANYA MENYURUHMU MEMANGGILNYA BUKAN NYA MELAKUKAN DISKUSI RAPAT"
Jaemin dan bibi kim yang mendengar suara dengan intonasi tinggi penuh tekanan itu pun terkejut, tubuh bibi kim langsung bergetar saat mendengarnya.
Jaemin menolehkan kepalanya melihat kearah seorang laki-laki tampan nan berwibawa yang baru saja beteriak marah.
Tatapan nya sangat tajam menatap jaemin, mata itu... Mata itu masih menatapnya dengan kebencian, terlihat urat-urat kehijauan bermunculan disekitar dahi dan lehernya, tangannya terkepal erat menahan emosi.
"Jeno... "
"Disini rupanya kau jalang" Jeno terkekeh sinis sembari menatap jaemin dari atas hingga bawah lalu mendecih.
"J-jeno ada ap--"
"Ikut aku" Perintah dengan nada mutlak itu membuat jaemin langsung diam.
"Sshh"
Ia meringis saat Jeno mencengkram pergelangan tangannya kuat, dan menariknya masuk ke dalam mansion.
"VERNON SIAPKAN AKU MOBIL ANTI PELURU" Jeno berujar dengan nada tegas sembari menatap remeh ke arah jaemin. "Aku akan mengih hadiah ulang tahunku"
"Baik tuan" Setelah membungkuk singkat Vernon dengan cepat menuju garasi mobil guna menyiapkan mobil.
Ah ya jaemin lupa, 2 hari lagi adalah hari ulang tahun Jeno, ia hanya tersenyum miris hidupnya tinggal menghitung waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗'𝚜 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢' [DISCONTINUE]
Fanfiction[oneshoot][Twoshoot] Chapter awal belum direvisi, masih berantakan!!! NOMIN Happy/sad - BxB - Bahasa baku - non baku - Harsh words