Btw mau bilang makasih karna udah baca serta voment cerita aku sejauh ini !
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading~____________
Bau anyir, amis dan debu menyeruak ke indra penciuman jeno yang mulai sadar dari pingsannya.Mengerjapkan matanya pelan dan memperhatikan sekitar, jeno mencoba menggerakan tubuhnya, sial dia terikat bahkan sangat kuat, tubuhnya terasa sangat remuk apalagi bahunya yang kembali mengeluarkan darah karena terlalu kuat menggerakannya guna melepaskan ikatan tangannya.
Ah dia teringat sesuatu, ya jaemin, istrinya...kemana orang tersebut membawa jaemin nya.
Menggeleng ribut jeno pun berguman "tidak jeno, jangan memikirkannya dia hanyalah seorang pembunuh, pembunuh kedua orang tua mu"
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat perhatian jeno teralihkan ke sana, didepan pintu itu laki-laki yang membuatnya terikat seperti ini dan---
Yang membawa istrinya pergi.
Jeno menatap tajam sosok laki-laki berbibir tebal itu.
"Ow sudah bangun tuan Lee jeno yang terhormat?" Sosok berbibir tebal itupun terkekeh sembari mendekati jeno lalu jongkok didepannya.
Masih menatap tajam sosok didepannya jeno mencoba untuk menendang sosok itu dan sialnya kakinya juga terikat, ia pun menggeram kesal.
"Lepaskan aku sialan" Desis jeno dengan tatapan tajam yang menusuk, tapi tidak membuat takut sosok didepannya ini.
"Uhh kau kasar sekali hahaha, sabar dulu tuan Lee jeno aku baru ingin memberi tahu satu kebenaran terbesar tentang istrimu----
Jeno masih menunggu kalimat yang akan sosok didepannya ini lanjutkan.
----dan juga pembunuhan kedua orang tua mu"
Rahang Jeno mengeras saat mendengar penuturan lelaki didepan nya ini.
"Siapa kau? bagaimana kau bisa tau masa lalu ku juga istri ku?" Jeno bertanya dengan gigi yang bergemelatuk menahan amarah.
"Wow wow sebentar... Apa katamu tadi? istri? kau bercanda? bukan kah kau tidak menganggapnya istri?---
sosok ber bibir tebal itupun menghampiri Jeno dan mencengkram rahangnya dengan kuat.
--bukan kah kau menganggapnya sebagai pembunuh dan seorang... Jalang?" sembari menekankan empat kata terakhir lalu menghempas kasar rahang Jeno dari genggaman nya.
"diam bajingan kau tidak tau apapun" Jeno mendesis dan meludah tepat ke arah muka lelaki berbibir tebal yang masih berjongkok didepan nya.
raut muka sosok yang terkena air ludah jeno berubah menjadi sangat datar dengan seringaian di bibir tebalnya.
"Berani sekali kau" Desis nya dan mengangkat tangan nya guna menampar wajah Jeno yang menatapnya dengan seringaian
drrtt drrttt
suara ponsel masuk membuat niatnya yang ingin menampar Jeno terhenti, merogoh saku nya secara tergesa karna menahan amarah sosok berbibir tebal itupun menjawab dengan ketus.
"Ada apa? kenapa kau menelpon ku di saat aku akan memberikan pelajaran pada lelaki brengsek itu" tanyanya dengan nada dingin yang kentara
"Maaf bos, saya hanya ingin memberitahukan bahwa Tuan na jaemin mencoba kabur tadi"
"APAA!?? APA DIA BENAR BENAR KABUR" tanyanya dengan nada penuh murka
"Untungnya tidak bos kami berhasil menangkapnya saat ia mencoba untuk keluar dari gerbang" jelas sosok di sebrang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗'𝚜 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢' [DISCONTINUE]
Fanfic[oneshoot][Twoshoot] Chapter awal belum direvisi, masih berantakan!!! NOMIN Happy/sad - BxB - Bahasa baku - non baku - Harsh words