Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
“Berita baik aja dulu.” Ares menjawab pertanyaan Shasa setelah melihat kakaknya sedikit lebih tenang.
“Ok, lo inget nggak perempuan yang waktu itu sama gue di super market saat lo jemput gue sama Om Deon?” Ares mengangguk, masih memperhatikan Shasa. “Namanya Tante Dira, waktu di super market dia orangnya baik banget bahkan sempat terlintas di pikiran gue kalo gue mau ngenalin dia sama papa.” Shasa memberi jeda pada kalimatnya. “Ternyata dia kerja di perusahaan papa dan dia itu single mom.”
Bukan Ares yang bereaksi melainkan Dery yang tersedak sendiri mendengar penuturan panjang Shasa. Matanya memang fokus pada layar televisi tapi pendengarannya fokus pada pembicaraan kakak beradik itu. Mau tidak mau Dery jadi ikut pada pembicaraan mereka.
“Kalian masih nggak nyerah buat jodohin Om Jef?”
Ares dan Shasa kompak menoleh pada Dery dan mengangguk. Ok, Dery hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa kecil.
“Terus berita buruknya apa?” Ares melanjutkan.
“Lepas dulu gelas coffeenya.” Shasa mengambil gelas coffee yang ada ditangan kanan Ares dan meletakkannya di atas meja. “Berita buruknya adalah anaknya itu Jevin.”
“HAH?”
Keputusan yang tepat bagi Shasa untuk menyingkirkan gelas coffee itu dari tangan Ares. Ares tertawa sumbang dan mengguncang lengan Shasa karena berita yang ia dengar itu seperti angin lalu.
“Kenapa itu jadi berita buruk?” Dery yang penasaran akhirnya kembali bertanya.
“Jevin teman sekelasnya di sekolah dan juga mereka temen akrab.”
“Tapi belum tentu, kan, Om Jef mau sama tante itu. Kenapa lo langsung bereaksi berlebihan.”
Pernyataan Dery langsung membuka jalan berpikir bagi Ares. Dery ada benarnya, belum tentu papanya mau dengan tante itu. Dan lagi, Ares punya kandidat sendiri untuk papanya yaitu Tante Jennie, teman wali kelasnya. Saking terkejutnya Ares langsung histeris jadi jalan berpikirnya tiba-tiba buntu.
“Ok, ok. Thank you, Der.” Ares mengembuskan napas perlahan. “Gue juga punya kandidat sendiri buat papa, namanya Tante Jennie, dia temennya Bu Tessa.”
“Yang waktu itu lo omongin sama Om Deon?”
“Iya.”
“Ya udah, lihat saja nanti papa maunya yang mana.”
“You guys are crazy.” Dery menggelengkan kepalanya.
*
Bel pulang sekolah berbunyi, Shasa tak langsung pulang karena masih ada tugas kelompok yang harus ia kerjakan bersama Mark dan Mina. Ares sudah pulang duluan karena dijemput Om Yuda bersama Dery. Mereka memutuskan untuk mengerjakan tugas itu di rumah Mina. Tadinya sewaktu guru menyuruh mereka membentuk kelompok berisikan tiga orang, Yeri sudah wanti-wanti akan memilih Shasa untuk jadi kelompoknya tapi kalah cepat dengan Mark.
Kalau kata Mark waktu pembagian kelompok pada Shasa. “I save your life.” Ia berkata begitu karena sudah lelah melihat Yeri yang terus menerus mencerca Shasa dengan pertanyaan yang menurut Mark tidak bermutu.
Ketiga anak itu memilih untuk jalan kaki menuju rumah Mina yang memang tidak terlalu jauh dari sekolah. Mina dan Shasa tidak jauh beda, mereka sama-sama berasal dari keluarga kaya tapi tidak pernah bersikap sombong. Itulah kenapa Shasa cepat akrab dengannya. Tak disangka, mereka melewati J’s World yang ada di dekat persimpangan jalan. Shasa mengamati perusahaan papanya dengan wajah kagum karena gedung bertingkat itu terlihat sangat mewah dimatanya. Ada rasa bangga di hati Shasa pada papanya karena masih bisa mengelola perusahaan sebesar ini di saat papanya tidak punya support system.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
أدب الهواةDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.