Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Suasana tidak sedang ramai tapi Rose heran kenapa Jef menggenggam tangannya. Mau melepaskan tapi genggamannya sangat kuat jadi Rose pasrah. Berbicara tentang perasaannya, Rose juga masih bingung karena belum lama bertemu dengan Jef. Terlepas dari status duda yang disandang seorang Jeffrey Hadinata, Rose merasa kagum sebab laki-laki ini masih saja memancarkan aura kuatnya. Wajahnya masih tampan seperti anak muda. Semua orang juga berpikir sama dan setuju akan hal itu.
Ketika sedang menunggu Jef pergi ke toilet sesaat setelah mereka memesan makanan, perhatian Rose teralihkan pada ponsel Jef yang berdering di atas meja. Panggilan dari Shasa dan Rose memutuskan untuk mengangkatnya saja, siapa tahu penting.
“Halo, Sha?”
“Eh, Tante Rose, ya? Lagi sama papa?” tanya Shasa di seberang. “Kalo gitu minta tolong ya Tante, kasih tahu papa aku mau pulang telat soalnya lagi jalan sama temen. Tante have fun, ya.”
“Kamu juga have fun, cantik. Nanti Tante kasih tahu papamu.” Rose terkekeh karena mendengar suara seorang laki-laki di dekat Shasa. “Sha, kamu lagi jalan sama yang waktu itu kamu curhatin sama Tante, ya? Yang kamu bilang suka sama kamu tapi dia baru putus dari pacarnya?”
Tanpa Rose sadari, Jef sudah kembali dan duduk di depannya. Mau mengakhiri panggilan tapi ia sudah terlanjur bertanya pada Shasa. Jef juga sadar kalau ponselnya yang kini ada di tangan Rose.
“Iya, tapi lagi jalan aja kok, masih pendekatan lah, hehe. Tante sama papa juga jalan terus ya, kayaknya papa emang mau sama Tante.”
“Udah ya Sha, Tante tutup dulu.”
“Iya, Tante.”
Ketika panggilan diakhiri, Rose langsung menyodorkan ponsel itu di depan Jef. Agak kikuk karena Jef sedari tadi menatapnya. Selain karena tidak tahu mau menjawab pertanyaan Shasa, ia juga merasa tidak sopan sudah mengangkat panggilan Shasa dari ponsel Jef. Walaupun sebenarnya, Jef juga tidak marah.
“Maaf kalo kesannya aku nggak sopan soalnya yang nelpon Shasa makanya aku angkat.” Rose memberi penjelasan.
“Nggak apa-apa, nggak usah minta maaf segala. Bukan hal besar kok.” Jef membalas.
“Oh ya, mau ngomong apa? Tadi katanya mau ngomong sesuatu?” tanya Rose, tak dipungkiri kalau ia gugup. Bukan apa-apa, hanya saja Rose berpikir Jef akan bicara serius dengannya. Kalau memang iya, Rose bahkan belum memikirkan jawaban yang akan ia berikan.
“Sebelumnya maaf ya kalo aku datang-datang langsung ngajak kamu keluar kayak gini. Lagian Deon udah ngasih izin, kamu nggak perlu khawatir dia bakalan marah.” Jef memulai pembicaraan, hawanya mulai serius jadi Rose hanya bisa duduk diam mendengarkan. “Terima kasih udah buat anak-anakku nyaman. Maksudku, mereka kayaknya nyaman sama kamu soalnya raut wajah mereka keliatan seneng banget padahal cuma dibantuin pilih parfum.”
“Shasa sama Ares itu cuma pengen didengar, mereka itu butuh seseorang buat dijadiin temen curhat. Mereka emang udah dewasa, tapi nggak dipungkiri kalo mereka masih butuh banyak saran.” Rose hanya ingin mengutarakan pendapatnya di depan Jef langsung, di depan papanya Shasa dan Ares. “Kemarin Shasa bilang kamu terlalu sibuk dan nggak ada waktu buat mereka. Harusnya saat weekend kamu bakalan lebih banyak luangin waktu buat quality time sama mereka. Tapi kamu nggak pernah ada waktu buat mereka.”
Bukannya merasa tersudutkan oleh ucapan Rose, Jef malah merasa seperti sedang diadili oleh sosok yang begitu peduli. Jef memang belum tahu bagaimana sifat Indira atau Jennifer, biar bagaimanapun juga mereka adalah kandidat dari Shasa dan Ares. Tapi bagi Jef, mendengar bagaimana Rose memberikan pendapat tentang kedua anaknya, membuat Jef langsung menentukan pilihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
FanficDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.