DP • 18

3.4K 408 23
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Saat keluar dari ruangan, Jef banyak menyapa para wali siswa yang lain membuat Ares heran bagaimana bisa papanya mengenal orang sebanyak ini di saat enam tahun terakhir mereka hidup di Inggris. Terakhir, Jef menyapa CEO dari TOP Company yang merupakan ayah dari Lia yaitu Michio Wiradharma.

“Kapan balik, kenapa nggak ngasih kabar?” tanya Chio layaknya teman yang sudah kenal sejak lama.

“Aku nggak sempat ngasih kabar soalnya lagi sibuk sama peluncuran game terbaru setelah kembali dari Inggris.”

Ares dan Lia saling tatap dalam diam sambil berjalan di belakang ayah mereka. Isi pikiran mereka sama yaitu bagaimana ayah mereka saling mengenal sehingga bisa bicara akrab seperti ini.

Chio menoleh ke belakang dan menatap Ares. “Dia tumbuh dengan baik, tampan kayak kamu,” ujar Chio yang membuat Ares mengulas senyum tipis karena mendapat pujian tak terduga dari teman papanya.

“Tapi dia sering buat aku pusing,” timpal Jef yang mengundang tawa. “Lia juga cantik kayak Thalita.”

Apa saat ini mereka saling lempar pujian satu sama lain? Lia juga mengulas senyum tipis.

“Kapan-kapan main ke rumah, ya. Aku akan ngasih tahu Thalita kalo kamu udah kembali, dia pasti senang. Ares juga nanti ikut ke rumah, ya.” Chio menepuk pelan pundak Ares.

“Iya, nanti aku datang, Om.” Ares membalas ucapan Chio dengan acungan jempol membuat Jef memicingkan matanya karena baru pertama kali melihat Ares bereaksi seperti ini di depan teman-temannya. Sewaktu di sana, Shasa dan Ares sering diajak menghadiri undangan pesta dan bertemu dengan teman lama Jef tapi Ares tidak pernah menunjukkan minat seperti ini. Ia hanya akan menimpali dengan senyum yang dipaksakan. “Sekalian kalo mau ajak Lia jalan-jalan, boleh?”

Mendengar kalimat terkahir yang dilontarkan oleh anak laki-lakinya, Jef langsung mengulas senyum tipis. Langsung mengerti kenapa Ares seantusias ini. Ternyata ada maksud terselubung dari anaknya. Reaksi Lia lain lagi, gadis itu melotot kaget mendengar kalimat terkahir Ares.

“Tentu saja boleh.” Lia semakin melotot kaget mendengar jawaban ayahnya. “Dulu Om pernah bilang sama papamu kalo Om mau jadi besannya. Tapi sejak kalian pindah ke Inggris, Om kira harapan itu udah pupus. Ternyata sekarang kalian kembali lagi dan kamu ketemu sama Lia di satu sekolah, satu kelas pula. Kayaknya itu takdir.”

“Ayah!” Lia cemberut.

Jef tertawa kecil mendengar candaan yang dibuat oleh Michio begitupun Ares, ia gemas sendiri melihat Lia cemberut. Tapi, tidak semua ucapan Chio adalah candaan. Perihal ucapannya yang mengatakan ingin jadi besan Jef benar adanya. Chio memang pernah mengatakannya dulu, waktu Ares dan Lia masih di dalam kandungan.

“Arsenio!”

Ares dan Jef kompak menoleh ketika Herry memanggil nama Ares. Herry dan ayahnya serta Jevin dan ibunya berjalan di belakang mereka. Seketika Dira mengulas senyum kecil saat matanya dan mata Jef bertemu.

“Halo Om, kita temannya Ares. Namaku Herry dan dia, Jevin.” Herry langsung memperkenalkan dirinya di depan Jef.

“Oh, ini anakmu yang namanya Jevino. Ternyata mereka temenan,” ujar Jef sambil menepuk pelan pundak Jevin yang berdiri di dekat Dira. Dira mengangguk dan tersenyum sedangkan Jevin tersenyum kaku.

“Halo.” Jef juga menyapa Jonathan.

“Halo, saya ayahnya Herry.” Jo menyapa balik pada Jef.

Sesudah perbincangan singkat itu, mereka kemudian berpisah setelah sampai di parkiran. Herry mengantar ayahnya dan Jevin mengantar ibunya. Tadinya Jef mau mengajak Dira untuk kembali ke kantor bersama tapi tidak jadi ketika Dira langsung bilang ia akan ikut bersama Jo.

DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang