Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Sesuai permintaan Deon sebelumnya bahwa ia ingin bertemu dengan Rendy, kini Stefie benar-benar membawa Rendy datang untuk bertemu dengan Deon. Awalnya Deon gugup sebab Rendy menatapnya dengan wajah datar ketika ia datang tapi beberapa menit kemudian, Rendy langsung mengulas senyum kecil yang membuat Deon akhirnya bisa bernapas lega. Ia kira, Rendy tidak menyukainya.
“Mama bilang kalo Om mau ketemu sama aku? Emangnya mau bahas apa?” tanya Rendy.
“Mau lebih deket aja sama kamu. Pengenalan sama calon anak.” Deon terkekeh dan menatap Stefie yang terlihat bersemu.
Rendy ikut terkekeh. “Emangnya Om beneran mau sama mama? Maksudku, mama udah ninggalin Om, dulu. Udah pernah nikah juga dan sekarang malah punya aku. Om nggak keberatan?”
“Nggak sama sekali. Lagian kalo Om emang nggak mau, dari awal Om juga nggak akan semau ini ketemu sama kamu buat jadi lebih dekat. Om serius sama mama kamu.”
“Kalo aku sih, terserah mama aja, Om. Kalo mama nyaman, seneng, dan itu emang pilihannya mama. Ya udah, aku setuju.”
Stefie benar-benar melihat kedewasaan pada anaknya bahkan saking terharunya, Stefie sempat berkaca-kaca. Ia mengelus pelan punggung Rendy dan menatap Deon yang saat ini juga sedang tersenyum lebar karena sudah mendapat izin dari Rendy.
“Tapi Om, aku boleh minta sesuatu nggak?” tanya Rendy.
Stefie dan Deon saling tukar pandang. Apalagi Stefie sudah siaga, siapa tahu nanti anaknya minta yang aneh-aneh.
“Apa?”
“Minta uang.”
“Rendy!” tegur Stefie. Bukan apa-apa hanya saja ucapan Rendy membuat Stefie malu. Kesannya Rendy seperti tidak pernah diberi uang olehnya. Intinya Stefie malu. “Kamu ada-ada aja sih. Kayak Mama nggak pernah ngasih kamu uang aja minta-minta sama Om Deon.”
Hal ini Rendy lakukan semata-mata atas saran dari Ares beberapa hari yang lalu. Rendy memberitahu Ares kalau ia akan bertemu dengan Deon karena laki-laki itu yang minta lalu Ares dengan tatapan jahilnya langsung tersenyum lebar.
“Ren, coba lo tes gimana loyalnya Om Deon sama lo. Dia, kan, mau banget tuh ketemu sama lo, coba deh nanti kalo ketemu lo minta uang sama dia. Lumayan tuh uangnya banyak tapi dia nggak punya tanggungan. Liat aja sih gimana ekspresinya waktu lo minta, apa langsung dikasih atau nggak.” Ares memang ada-ada saja, selalu punya ide di luar dugaan yang disarankan pada temannya.
Dan sekarang dari pengamatan Rendy, Deon tidak menatapnya aneh. Malahan Deon seketika mengeluarkan dompetnya tapi tentu saja langsung ditahan oleh Stefie.
“Jangan, kayaknya dia cuma mau ngerjain kamu aja.” Stefie meraih dompet Deon dan menyitanya.
“Emangnya kenapa? Nggak salah kok dia minta uang sama aku. Lagian atas dasar apa aku nggak akan ngasih dia, nanti juga kalo kita udah nikah, aku bakal biayain dia.” Deon merebut kembali dompetnya dan menatap Rendy yang masih menunggu hasil. “Kamu mau berapa? Atau gini, mau uang tunainya atau Om kasih kartu ATM?”
Rendy mengulas senyum lebar, ucapan Deon terdengar tanpa beban, maksudnya benar-benar tulus. Ok, Rendy sekarang sudah merestui kalau mamanya akan menikah dengan Deon. Tapi sebelum melakukan tes ini pun, Rendy sudah merestui. Hanya saja, saat ini, Rendy benar-benar merasa dianggap anak kandung sendiri oleh Deon.
“Astaga, Deon! Dia masih sekolah dan kamu mau kasih kartu ATM? Nanti dia boros, nggak usah. Lagian dia punya uang, aku tiap hari ngasih uang jajan.” Stefie lagi-lagi menolak. Bukan gengsi akan menerima tapi merasa malu karena mereka belum resmi sebagai sebuah keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
FanfictionDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.