DP • 21

3.3K 467 10
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Shasa masih bungkam, ia sibuk mengikat tali sepatunya ketika mobil papanya memasuki halaman rumah Mark. Bukan bermaksud mengabaikan tapi Shasa masih bingung mau bereaksi seperti apa dengan pernyataan tiba-tiba dari Mark apalagi Shasa ingat kalau Mark sempat pacaran dengan Mina. Ya, siapa tahu Mark atau Mina masih punya perasaan satu sama lain.

Suara klakson mengalihkan perhatian mereka. Shasa meraih tas ranselnya dari tangan Mark kemudian mengulas senyum tipis sebagai jawaban dari ucapan Mark.

Lovey-doveynya dilanjut besok. Udah malem!” Ares berteriak kecil dari dalam mobil sambil menyembulkan sedikit kepalanya.

“Mereka pacaran?” tanya Jef yang juga memperhatikan anak perempuannya.

“Nggak, tapi kayaknya Mark suka sama Shasa.”

“Kamu masih nggak manggil dia kakak? Dia kakak kamu, loh.”

“Shasa nggak keberatan kok, Pa. Lagian cuma beda satu tahun aja.”

Ares dengan keras kepalanya yang tidak bisa dibantahkan. Mendebat anak laki-lakinya sekarang bukan pilihan yang tepat karena tak akan ada habisnya.

Setelah bilang pamit pada Mark, Shasa buru-buru masuk ke mobil. Ia sempat bertukar pandang dengan Ares yang masih mengejeknya dengan memeletkan lidah. Shasa tidak menanggapi, lebih baik diam karena ia tahu bagaimana sifat adiknya itu. Jef sempat membunyikan klaksonnya lalu ditanggapi dengan lambaian tangan oleh Mark kemudian mobilnya meninggalkan halaman rumah Mark.

“Pa, tadi di sekolah ketemu nggak sama Tante Dira?” suara Shasa memecah keheningan. Ares sempat melirik kakaknya dari rear-vision mirror dengan tatapan menusuk.. yang kalau diartikan bunyinya lo ngapain tiba-tiba bahas Tante Dira? tapi Shasa balik menatapnya dengan menantang.

“Ketemu.” Jef membelokkan mobilnya menuju persimpangan mall. “Kenapa?”

“Nggak ada, nanya aja.” Shasa mengeluarkan ponselnya ketika dirasanya bergetar, ternyata pesan dari Mark.

“Kita ngomong lain kali, gue serius soal ucapan gue di sekolah kalo gue suka sama lo.”

Shasa tidak membalasnya, ia kembali menyelipkan ponselnya ke dalam tas ransel.

“Pa, aku suka sama Tante Dira. Dia baik, baik banget malah walaupun aku cuma ketemu satu kali.. eh dua deh. Tapi aku bisa tahu kalo Tante Dira orangnya baik.” Shasa kembali bersuara, berharap Jef merespon ucapannya lebih panjang.

“Yang suka lo, bukan papa.” Ares menyahut, matanya masih fokus pada layar ponsel. “Pa, kalo aku sukanya sama Tante Jennifer, yang tadi di sekolah aku. Papa liat, kan, dia cantik banget loh.”

Jef harus banyak-banyak bersabar ketika menghadapi dua anaknya yang masih teguh dengan pendirian mereka bahwa Jef harus menikah lagi. Helaan napas panjang keluar dari mulut Jef seiring dengan mobilnya yang berhenti di parkiran mall.

“Sama aja, bego. Lo aja yang suka, papa nggak.” Shasa menarik rambut Ares karena kesal, membuat Ares melotot tajam.

“Arisha, Arsenio! Can you guys stop, please!” Jef menyela sebelum mobilnya dijadikan arena gelut oleh anak-anaknya. Shasa dan Ares kompak bungkam ketika nama depan mereka disebut oleh Jef. Ya, Jef memang marah sepertinya. “Turun. Kita beli makanan, Papa laper.”

Ares memeletkan lidahnya lagi pada Shasa sebelum turun dari mobil. Keduanya masih saja saling senggol lengan, saling cubit, saling ledek di belakang Jef. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi sepertinya mall masih ramai, masih banyak yang berlalu-lalang.

DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang