Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Berkali-kali menghadap ke kiri dan ke kanan karena tak bisa tidur, Shasa seketika membeku saat mendengar suara seseorang memencet password rumah. Gadis itu langsung terduduk kemudian meraih ponsel yang ada di atas nakas dekat ranjangnya. Buru-buru mencari nomor ponsel Ares lalu memanggilnya.
Shasa menyingkap selimut yang melilit tubuhnya dan berjinjit pelan agar tak menimbulkan suara. Ia berjalan menuju pintu dan menempelkan daun telinganya, namun setelah suara password yang ditekan tak ada langi bunyi yang ia dengar, hening.
“Ares sialan.” Shasa bergumam kecil kemudian tangannya perlahan memutar kenop pintu karena panggilannya tak kunjung diangkat.
Shasa masih berjinjit dan segera menuju kamar Ares yang ada di sebelah kamarnya. Kamar mereka berada di belakang tembok dapur jadi tidak terlihat dari ruang tengah. Dengan hati-hati Shasa masuk ke kamar adiknya dan mendapati Ares tidur terlentang tanpa selimut.
Dia mengguncang pelan tubuh Ares sambil berbisik. “Ares, Aresss.”
Mata anak itu perlahan terbuka dan hampir berteriak namun dengan sigap Shasa langsung membungkam mulutnya. Shasa sudah sering menonton film dengan adegan yang mirip seperti apa yang dilakukannya saat ini jadi gadis itu sudah bisa menebak apa reaksi Ares selanjutnya.
“Ssstt!” Shasa menempel jari telunjuknya di mulut. “Di luar kayaknya ada orang, tadi gue dengar suara orang mencet password. Tapi setelah itu hening, nggak ada suara lagi makanya gue ke sini buat bangunin lo. Siapa tahu itu maling.”
Ares terududuk dan mengucek matanya, ia meraih ponselnya dan menatap jam. Pukul 12 malam. “Cuma Om Yuda yang tahu password rumah ini. Bisa jadi itu dia.” Ares berujar pelan.
Shasa beranjak duduk di sampingnya. “Buat apa Om Yuda dateng tengah malem gini dengan cara diem-diem?”
“Supaya nggak bangunin kita.”
“No. Itu bukan Om Yuda.”
“Oh my god!” Ares menutup mulut ketika sesuatu melintas dipikirannya. Shasa langsung menatapnya, meminta penjelasan. “Om Yuda mungkin kerjasama sama orang buat ngerampok rumah ini. Om Yuda ngasih tahu orang itu password rumah ini terus nanti kalo perampok itu berhasil hasilnya akan dibagi dua sama Om Yuda.”
Shasa menarik rambut Ares keras, membuat laki-laki itu memekik tertahan. “Lo terlalu sering nonton film action.”
“Dari pada lo yang suka film romance.”
“Shut up! Ayo kita liat siapa itu.” Shasa menarik tangan Ares. “Kalo bener perampok terus kita terkepung lalu ditembak atau dibacok sampe mati, itu takdir kita.”
Ares bergidik ngeri. “Gue nggak mau mati muda.”
“Lo bilang mau ketemu mama.”
“Nggak gini juga.”
“You want to kill yourself before. Itu lebih buruk dari apapun.”
“I lost my mind before.”
Setelah mimpi samar yang menghampiri tidurnya tempo hari, Ares menyadari satu hal kalau mamanya pasti akan sedih jika sesuatu terjadi pada dirinya. Ia akhirnya sadar total kalau bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah.
Shasa mengulas senyum kecil, ia masih menggandeng tangan Ares dan mencari-cari benda yang akan mereka gunakan sebagai senjata. Shasa menemukan penggaris besi tergeletak di atas meja belajar Ares, segera saja ia meraihnya. Ares kemudian menemukan potongan kayu di samping pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
Fiksi PenggemarDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.