DP • 20

3.6K 426 23
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Jef melangkah dengan pelan sambil menatap beberapa foto artis dari agensi Deon yang terpampang di dinding perusahaan. Dulu, Deon belum jadi apa-apa ketika ia dipaksa putus oleh orang tua Stefie. Sekarang, Deon bisa membuktikan bahwa ia bisa, bahwa ia sudah berhasil mendirikan salah satu agensi besar yaitu DM Ent. Ada rasa bangga dalam hati Jef pada temannya itu.

Perhatian Jef teralihkan ketika melihat Lia dan Rose berjalan beriringan saat keluar dari sebuah ruangan.

“Lia,” panggil Jef dan Lia langsung menoleh. “Hai, Rose.”

Rose mengulas senyum manis. “Hai, Jef.”

“Kalian mau pulang?” tanya Jef.

Lia sebenarnya tidak ada jadwal apa-apa hari ini tapi ia berbohong pada ayah dan ibunya tadi karena ingin pergi. Ia terlalu sedih mendengar cerita tentang Jef jadi ia memutuskan untuk datang ke kantor lalu sedikit berbincang dengan Rose tentang jadwal mendatang.

“Om ngapain di sini?” tanya Lia.

“Pak Deon itu temannya.” Rose menjawab pertanyaan Lia untuk Jef yang diangguki oleh Jef. Lia hanya menganggukkan kepala. Sekarang, terjawab sudah pertanyaan yang selama ini bersarang di otaknya tentang apa hubungan Ares dan Deon karena waktu itu Ares sempat datang ke kantor juga.

“Jadi, kalian mau pulang atau masih ada kerjaan?” Jef mengulang pertanyaannya.

“Mau pulang, Om.” Lia menjawab.

“Kalo gitu ayo sekalian Om antar, kita pulang sama-sama.”

“Kalo gitu aku permisi, ya.” Rose hendak pergi tapi Jef meraih tangannya, membuat Rose langsung berbalik karena kaget.

“Kamu juga, aku antar pulang.”

Oh sial, jantung Rose berdebar dua kali lebih cepat saat ini. Tangan Jef masih memegang tangan Rose, membuat Rose semakin gugup entah kenapa. Lia hanya bisa tersenyum kecil melihat adegan romansa dadakan di lorong kantor. Kebetulan sekali Rose sedang tidak membawa mobil hari ini karena bannya kempes. Kalau Jef, ia tersenyum kaku setelah menyadari tindakannya.

“Iya Kak, ayo sama-sama. Tadi, kan, Kakak bilang nggak bawa mobil.” Lia ikut menimpali setelah menyadari kalau sepertinya ada sesuatu di antara mereka berdua.

“O-oke,” jawab Rose akhirnya.

Mereka bertiga kemudian berjalan beriringan menuju parkiran. Selama perjalanan suasana hening, hanya suara kendaraan yang berlalu-lalang dan suara hujan yang terdengar. Hingga ponsel Jef berdering karena ada panggilan dari Ares.

“Kalo hujannya nggak reda, aku mau nginap di rumah Herry.”

“Mau Papa jemput?” tanya Jef.

“Papa nggak sibuk?”

“Papa lagi di jalan mau pulang. Kirim aja alamat rumahnya Herry.”

“Oke, Pa.”

Rose mengalihkan pandangan ke arah jalanan yang padat setelah mendengar percakapan singkat antara Jef dan Ares. Ia mengulas senyum tipis, dari nada bicara Jef saja sudah terlihat kalau laki-laki itu sangat menyayangi anaknya. Nada suaranya rendah dan terdengar lembut. Berbeda dengan Lia yang langsung melotot kaget karena kalau sampai Ares jadi dijemput, maka anak itu akan duduk di sampingnya, di belakang.

"Sebentar, ya. Aku jemput anakku dulu,” ujar Jef pada Rose. Rose hanya mengangguk.

Mobil Jef berhenti di depan sebuah rumah mewah berwarna putih seperti di film-film. Ares yang sudah menunggu di depan teras langsung berjalan menuju gerbang ketika melihat mobil papanya datang. Ia berjalan beriringan bersama Jevin menggunakan payung yang diberikan oleh Herry.

DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang