Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
“Nggak ada iklan lain ya, hampir semua chanel tayangin iklannya.” Yeri sepertinya sudah bosan melihat wajah Lia yang berseliweran di televisi. Ia terus saja mengoceh di saat mulutnya penuh dengan makanan. Dian memilih untuk memejamkan mata karena sedang maskeran.
“Harusnya kamu bersyukur, dengan iklan itu Tante dapat gaji.” Rose menyahut dari arah dapur, ia sedang membuat vanilla latte. “Lia bener-bener dapat tawaran iklan yang sangat banyak, padahal belum debut resmi jadi model.”
Yeri tak menyahut, ia memilih untuk mengunyah snacknya dan mengganti chanel televisi. Saat itu, wajah Jef terpampang jelas sedang di wawancarai terkait peluncuran game terbaru dari J’s World. Yeri yang semula bersandar di sofa langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap lurus ke arah layar, memperhatikan dengan seksama tulisan di bawah nama Jef yaitu CEO of J’s World.
“Apa yang kamu perhatiin sampai segitunya?” suara Rose membuat Yeri menoleh, Rose ikut menatap layar televisi. Ia juga sedikit terkejut melihat wajah Jef. “Jadi dia CEO perusahaan game terkenal itu. Aku kira yang namanya Yuda Mahardika itu.”
Yuda adalah wakil Jef, jadi setiap ada wawancara eksklusif terkait perusahaan maka Yuda yang akan di wawancarai semenjak Jef memutuskan untuk mengurus yang ada di Inggris. Jadi wajar jika orang-orang berpikir Yuda adalah CEOnya.
“Tante kenal sama orang itu?”
“Kemarin waktu dinas ke Surabaya, Tante satu hotel sama dia terus makanan kita sempat tertukar.”
“Siapa yang kalian bicarain sampai serius gitu?” Mama Terra datang bersama Papa Agung yang baru pulang dari kantor. Yeri menunjuk layar televisi.
“Oh, Jeffrey.” Siwon bergumam dan beranjak duduk di dekat Rose.
“Papa kenal?”
“Dia, kan, CEO J’s World, emangnya siapa yang nggak kenal. Tapi Papa nggak terlalu akrab, sering ketemu di acara resmi luar negeri dan saling sapa sekadarnya aja.”
“Dia Papanya Shasa, Ma. Shasa yang nyebelin itu.” Yeri berseru, membuat Dian akhirnya membuka mata setelah lama tertidur karena asik maskeran.
“Tahu dari mana?” tanya mamanya.
“Kemarin aku liat dia dianter sama orang itu. Waktu aku tanya, dia jawab kalo itu papanya.”
“Sekarang rasa penasaran lo udah terjawab.” Dian menimpali.
Yeri masih dengan wajah kagetnya, otaknya saat ini benar-benar blank. Dia memilih masuk ke kamarnya dan berbaring di atas ranjang sambil memikirkan tindakannya tempo hari yang sudah mengumumkan di depan kelas kalau Shasa adalah anak dari kalangan bawah. Dian yang menyadari situasi kembarannya hanya bisa menatapnya iba. Tidak ada yang bisa ia lakukan juga, semua sudah terjadi.
*
“Gimana kamu bisa ketemu sama Shasa?” Jef tiba-tiba buka suara saat mereka sedang menyantap makan malam setelah seharian meeting bersama para sponsor. Ia menatap Dira, menunggu jawaban perempuan itu. Tadinya ia tidak mau bertanya karena sudah tahu jawabannya tapi ia sadar kalau suasana terlalu hening antara mereka bertiga.
“Kami sama-sama mau ambil buah persik yang tersisa satu waktu itu, jadi kita ngobrol sebentar.” Dira menjawab dengan mengulas senyum. Terasa canggung karena ia bersama para petinggi perusahaan. “Shasa bilang itu buat adiknya. Jadi aku ngasih buah itu sama dia.”
Ada satu hal yang Dira sadari setelah mengetahui fakta bahwa Shasa adalah anak atasannya yaitu mengenai ekspresi wajah Shasa yang tiba-tiba berubah saat Dira mengatakan kalau ibunya Shasa mungkin sudah lama menunggu. Setelah diterima di J’s World beberapa bulan yang lalu, Dira mendengar desas-desus kalau CEOnya adalah single dad karena istrinya sudah meninggal. Itu artinya, perubahan ekspresi Shasa waktu itu karena ucapan Dira yang mengatakan tentang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
Fiksi PenggemarDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.