DP • 32

3.6K 410 12
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Suasana mendadak hening setelah sebelumnya ada tiga adik kelas perempuan yang menghampiri Ares yang sedang bersama Lia. Lalu mereka menyodorkan sebuah kotak yang lumayan besar dan tersenyum semanis mungkin di depan Ares. Hal itu sontak membuat Lia merasa tidak suka dan memalingkan wajahnya. Apakah Lia sudah mulai menyukai Ares makanya merasa tidak suka?

Lalu apa yang menjadi permasalahannya saat ini adalah tentang kotak itu. Ares sempat membukanya dan isinya adalah sebuah baju kaos dan beberapa batang cokelat. Dan tentu saja ada suratnya. Beberapa saat yang lalu, Herry yang melihat adegan itu langsung meminta dengan blak-blakan pada Ares.

“Res, kotaknya buat gue aja, gimana? Dari pada lo buang?” Herry nyengir sambil menengadahkan tangannya.

“Nggak akan gue buang dan nggak akan gue kasihin sama lo. Pergi sana!” usir Ares dan Herry melayangkan kepalan tangannya pada Ares.

Hal itu sontak membuat Lia agak merasa jengkel karena mendengar Ares akan menyimpannya. Sepanjang perjalanan pulang, Lia diam dengan tatapan datar dan pandangan lurus ke depan. Mengabaikan Ares yang ada di sampingnya, yang terus berceloteh tidak jelas.

“Lo marah sama gue?” Ares menahan tangan Lia yang membuat langkah Lia langsung terhenti. “Dari tadi diem terus? Apa gara-gara kotak ini?”

“Nggak, buat apa juga gue marah. Lagian kita nggak terikat hubungan apa-apa yang bisa ngebuat gue marah.” Lia berdusta, tentu saja hatinya merasa jengkel. Padahal Ares sedang bersamanya tapi kenapa Ares malah menerima kotak hadiah dari perempuan lain.

“Gue buang aja kali ya,” ujar Ares hendak melempar kotak itu tapi Lia menahan tangannya.

“Katanya tadi mau disimpan. Kenapa sekarang mau dibuang? Nggak mau dikasihin ke Herry juga, kan. Jadi simpan aja sebagai hadiah berharga dari adik kelas yang suka sama lo. Nanti lama-lama, lo bakalan dapat banyak hadiah lagi dari mereka.” Lia sewot.

Tentu saja Ares langsung tahu kalau Lia sedang marah padanya. “Gue bilang nggak akan ngebuang di depan Herry supaya dia nggak minta. Tapi pas liat ekspresi lo yang kayaknya cemburu, mending gue buang aja sih.”

Lagi-lagi Lia menahan tangan Ares yang hendak melempar kotak itu ke dalam tong sampah. “Nggak menghargai pemberian orang.”

“Bukan nggak menghargai tapi kalo gue simpen, calon pacar gue bakal marah dan ngambek. Gue nggak mau itu terjadi sebelum gue resmi pacaran. Gimana nantinya kalo calon pacar gue itu nolak? Lagian gue mau calon pacar gue itu ngeliat keseriusan gue sama dia.” Ares mengulas senyum kecil dan membuka kotak itu lalu membuka lipatan bajunya. “Kayaknya pas nih di badannya papa. Buat papa aja kali, ya?”

Tak dipungkiri kalau Lia merasa melayang akan ucapan Ares yang menyebutnya calon pacar. Bahkan diam-diam Lia ikut tersenyum kecil sewaktu Ares tersenyum padanya.

“Iya, kasih Om Jef aja. Bagus gitu, sayang kalo dibuang.” Lia bergumam pelan, secara tidak langsung memang sedang menunjukkan kalau ia cemburu.

“Gitu dong dari tadi.” Ares mencuri satu kecupan pada pipi Lia. Lia melotot kaget. “Sepi makanya gue nyium lo. Kalo ada orang ya gue mana berani. Beda lah sama di Inggris.”

Lia cemberut lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhenti. Setelah Ares kembali melipat baju itu, ia menyodorkan tiga batang cokelat itu pada Lia.

“Ambil aja, dari pada gue buang.”

“Nggak dikasih ke Kak Shasa aja?”

“Nggak, nanti dia besar kepala kalo gue ngasih cokelat. Nanti dia kira gue seperhatian itu sama dia.”

DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang