Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Hampir sepuluh menit keheningan terjadi antara Jef dan Stefie. Jef menunggu Stefie menjelaskan semuanya sedangkan Stefie menunggu hal yang ingin ditanyakan oleh Jef. Hingga akhirnya Jef lah yang pertama buka suara.
“Apa yang terjadi, Stefanie Adina? Jelasin sejelas-jelasnya.”
Stefie merinding ketika mendengar Jef menyebutkan nama panjangnya, ia meletakkan gelas minumannya dan menatap Jef kemudian mengulas senyum tipis.
“Udah lebih dari dua puluh tahun ya kita nggak ketemu. Kamu masih sama kayak dulu, masih keliatan muda.” Stefie mengambil jeda dalam kalimatnya. Jef tidak mau menimpalinya, ia ingin Stefie menjelaskan semuanya. Kenapa dulu Stefie langsung menghilang setelah perjodohan itu. Menghilang tiada kabar.
“Aku.. aku udah cerai,” ujar Stefie sambil menunduk sedangkan Jef melotot kaget. “Aku cerai saat aku hamil Rendy. Dia kembali berhubungan sama pacarnya. Orang tuaku tahu dan mereka nyuruh aku cerai aja.”
“Terus kenapa kamu nggak hubungin kita? Kenapa kamu nggak langsung hubungin Deon?” tanya Jef yang ikut tersulut emosi mendengar cerita Stefie.
“Aku bisa aja hubungin dia, malah aku hampir hubungin dia tapi aku sadar kalo aku lagi hamil anak laki-laki brengsek itu jadi aku nggak mau hubungin Deon,” air mata Stefie perlahan menitik satu persatu. Jef yang sadar langsung memberinya tisu.
“Mungkin kalo kamu ngasih tahu, dia akan siap gantiin posisi ayahnya Rendy. Deon sayang banget sama kamu.”
“Aku udah mutusin hubungan sama dia secara sepihak dan nggak etis. Gimana bisa aku hubungin dia lagi setelah apa yang aku lakuin.”
Jef tidak menimpali ucapan Stefie, ia membiarkan Stefie menumpahkan segala emosinya yang mungkin saja terpendam selama ini. Semua pasang mata yang ada di cafe Neodream menatap mereka, menerka-nerka apakah yang terjadi di antara mereka karena Stefie menangis sesegukan.
“Sekarang gimana? Maksudku, kamu tinggal di mana, kerja di mana, kabar ibu sama ayahmu gimana?” tanya Jef saat melihat Stefie sudah tenang.
“Ayah sama ibu masih sehat. Sekarang mereka nikmatin masa tuanya. Aku sama Rendy milih tinggal di apartemen. Aku juga sekarang ngurus perusahaan ayah karena dia udah pensiun.”
“Oke, lain kali aku harap kamu mau ketemu sama Deon. Aku mau kamu minta maaf sama dia karena kamu benar-benar buat dia nggak mau mengenal perempuan lagi,” bukannya mau memojokkan Stefie, hanya saja Jef ingin Stefie tahu kalau Deon masih sendiri sampai sekarang.
“Iya, aku pasti akan minta maaf dengan benar sama dia,” kata Stefie. “Sekarang Deon udah jadi CEO perusahaan hiburan. Dia udah sukses mewujudkan impiannya.”
“Gimana kamu bisa tahu?”
“Wajah Deon hampir tiap hari berseliweran di televisi, jadi aku tahu.”
“Ya, Deon Mahendra dengan ambisinya yang luar biasa.”
Tidak dapat dipungkiri kalau Stefie sangat merindukan laki-laki itu. Mengingat bagaimana lamanya mereka berpacaran tapi berpisah karena paksaan. Stefie ingin sekali menghubungi Deon tapi egonya lebih besar, ia tidak mau semua kenangan lama yang sudah ia kubur dengan rapat terkuak kembali. Ia takut tidak bisa mengontrol perasannya pada Deon.
“Oh ya, tadi itu anak kamu?” tanya Stefie mengalihkan topik pembicaraan.
“Iya, kayaknya kenal sama anakmu.” Jef meneguk kopinya. “Anakku ada dua. Yang satunya perempuan kelas 3 namanya Shasa sama yang tadi kamu lihat kelas 2 namanya Ares.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]
FanficDear Papa, Kita mau Mama baru. Regards with love: Shasa & Ares. ©dear2jae 2021.