DP • 29

3.5K 438 11
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Terlepas dari apakah Jef itu duda, Rose sepertinya juga punya perasaan yang sama karena wajahnya yang masih terlihat seperti anak muda. Perlakuannya yang menurut Rose romantis, seperti saat membukakan pintu mobil untuknya, saat menarik kursi di restoran untuknya, saat menarik tangannya jika ada keramaian, dan hal lainnya. Apalagi ketika Jef bicara dengannya yang selalu menggunakan nada rendah dan lembut ditambah dua lesung pipi yang akan membuat siapa saja mabuk kepayang.

“Kamu mau ke mana lagi?” tanya Jef ketika mereka keluar dari toko baju setelah sebelumnya berdebat. Jef ingin membelikan Rose baju tapi Rose menolak dan berakhir dengan kemenangan Jef sebab tangan Rose ditarik oleh Jef. “Bilang aja kamu mau ke mana. Soalnya aku nggak tahu sekarang gaya kencan orang-orang. Dulu waktu pacaran sama mendiang istriku pas masih di Inggris, paling aku sama dia cuma duduk di taman kampus sambil ngobrol.”

“Pasti istri kamu cantik banget ya, soalnya kamu butuh waktu selama ini buat buka hati sama orang?” tanya Rose tiba-tiba yang sukses membuat langkah Jef terhenti. “Eh, maaf kalo aku salah ngomong. Aku keceplosan aja soalnya kamu kayaknya emang sayang banget sama dia sampai-sampai butuh waktu lama buat buka hati lagi. Aku nggak bermaksud gimana-gimana ya.”

“Iya, aku sayang banget sama dia dan sekarang aku juga sayang sama kamu. Istriku udah tenang di alam sana, dia selalu punya tempat tersendiri. Kalo sekarang aku mau fokusnya sama kamu karena aku sayangnya sama kamu.” Jef kembali menarik tangan Rose yang sempat membeku sebab Rose langsung sadar bahwa sepertinya ia salah bicara. “Tadi aku nanya kamu mau ke mana lagi. Kenapa malah ngomongin istriku?”

“Kamu duluan yang bahas istri makanya aku nanya.”

“Jadi, habis ini mau ke mana?”

“Beli minum, aku haus.”

“Gitu dong.” Jef kali ini menggenggam tangan Rose dengan erat.

Rose menatap Jef yang kini sedang mengantri minuman untuknya. Paper bag belanjaannya bahkan masih ditenteng oleh Jef. Rose kembali mengingat ucapan kakak dan kakak iparnya tempo hari yang sepertinya sudah memberi lampu hijau jika ia berakhir bersama Jef.

Jef kembali dan menyodorkan satu cup minuman pada Rose. “Mau ke mana lagi? Atau mau beli apa lagi?” tanya Jef.

“Aku mau jawab sekarang aja, bisa?”

“Apa?”

Confessmu yang tadi. Aku mau jawab sekarang aja.”

Jef mengangguk dan kembali menggenggam tangan Rose. “Jawab aja. Aku udah siap dengerin jawabanmu.”

“Nanti aja di mobil, kita pulang. Aku mau pulang.”

“Oke.” Jef sebenarnya ketar-ketir karena Rose ingin menjawab secepat ini padahal sebelumnya bilang butuh waktu. Tapi, apapun jawaban yang keluar dari mulut Rose, Jef akan menerimanya dengan senang hati.

Jef meletakkan paper bag Rose di jok belakang kemudian ia memposisikan dirinya menyamping untuk segera mendengarkan jawaban dari Rose.

“Kenapa diem? Katanya mau jawab sekarang?” Jef menyentuh tangan Rose, hitung-hitung usaha terakhir sebelum mendengar jawaban.

“Aku..” Rose meraup udara sebanyak-banyaknya lalu mendongak dan menatap Jef dengan serius. “Jawabanku.. Iya, aku mau. Aku mau bantuin kamu ngurus mereka. Terlepas dari apakah kamu itu duda atau nggak, aku juga tetep mau soalnya aku juga suka sama kamu. Walaupun pertemuan kita singkat tapi kayaknya kamu emang udah berhasil bikin aku jatuh cinta sama tindakanmu padaku. Jadi, iya, aku mau.”

DEAR PAPA [JAEROSE ft. JAEMIN, KARINA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang