Selama perjalanan ke pusat Kota Pulau Rintis, suasana di perjalanan begitu menyenangkan. Tok Kasa dan Taufan seringkali membuat candaan yang membuat semua orang tertawa, walaupun ada yang hanya tersenyum tipis.
Mereka telah sampai di bagian pusat Kota, dimana aktivitas sangat padat di sana. Pencarian rumah baru keluarga Beliung telah dilakukan. Lewat internet, semua hal yang sulit akan menjadi mudah. Satriantar dan Pyrapi yang memiliki jangkauan jaringan yang luas mulai melakukan pencarian.
Rumah untuk tempat tinggal keluarga Beliung telah ditemukan. Letaknya cukup dekat dengan sekolah, tapi untuk cepat sampai tetap diperlukan kendaraan. Rumah itu cukup nyaman dan memiliki halaman yang luas dan suasananya menenangkan, cocok untuk keluarga Beliung yang menyukai ketenangan dan kedamaian. Apalagi Kuputeri yang akan membuka toko bunga. Rumahnya memang tidak terlalu mewah, tapi cukup nyaman untuk ukuran mereka. Apalagi yang tinggal di tempat itu hanya tiga orang.
Keluarga Beliung juga setuju tinggal disana. Rumah itu kemudian di beli, harganya juga cukup terjangkau untuk ukuran rumah biasa. Hal itu tentu sangat menguntungkan kondisi keuangan keluarga Beliung yang terbatas. Belum lagi modal toko bunga. Untung saja bagian gudang rumah itu tidak terpakai, Kuputeri berencana untuk menjadikannya toko bunga nantinya.
Mereka melakukan perjalanan menuju rumah baru tersebut. Rumah itu cukup dekat dengan pusat Kota jadi tidak banyak waktu yang dibuang. Mereka juga sempat memesan dan membeli barang-barang yang dibutuhkan keluarga Beliung nantinya.
Sesampainya di rumah baru keluarga Beliung, semuanya begitu kagum dengan pemandangannya. Suasana yang tenang, rumah yang tidak terlalu besar tapi luas, halaman yang lumayan bersih karena hanya ada satu pohon disana dan tidak terlalu sesak. Tipikal rumah yang langka ditemukan di Kota besar. Kuputeri bersyukur menemukan rumah yang sangat pas dengan selera keluarganya, melihat Taufan dan Maripos asyik berlarian di halamannya.
Mereka lalu membersihkan rumah itu, walau rumah itu tidak terlalu kotor karena rutin dirawat tiap bulannya. Setelah itu membereskan barang bawaan sambil menunggu barang lain yang telah dipesan. Walau hanya beberapa orang, tapi mereka semua saling bekerja sama dengan kompak apalagi sebagian besar orang yang disana adalah laki-laki sehingga pekerjaan cepat selesai.
Sebagian besar pekerjaan telah beres saat malam telah tiba. Mereka semua berkumpul di ruang yang ditetapkan sebagai ruang keluarga. "Baiklah kita istirahat dulu. Besok pagi kita akan melanjutkannya. Hari ini kalian telah bekerja dengan baik. Terima kasih atas bantuannya semuanya, apalagi kalian para saudaraku. Maaf telah merepotkan kalian." Ujar Kuputeri. "Oy Kakak. Kau ini bagaimana sih, kami ini saudaramu. Kami akan selalu ada untukmu dalam suka atau duka. Jangan seperti ini!" Seru Pyrapi dibalas anggukan yang lain. Kuputeri membalas dengan senyuman. "Terserah kau saja lah. Ini keinginanmu." Balasnya singkat.
Mereka lalu merencanakan kelangsungan hidup keluarga Beliung untuk kedepannya. "Jadi, apa tidak masalah kami meninggalkanmu disini bersama anak-anakmu?" Tanya Tok Kasa. "Iya, Ayah. Sudah Puteri bilang akan hidup mandiri di sini bersama anak-anak. Puteri ingin mereka juga ikut BERDIKARI agar kelak bisa mengurus diri sendiri, walau mereka memang sudah bisa menyelesaikan masalah sendiri." Jawab Kuputeri yakin. "Apa kau yakin setelah kejadian itu... Kakak?" Tanya Mawais khawatir. Kuputeri menutup matanya dengan raut sendu. Balakung memukul punggung Mawais karena telah bertanya hal yang sensitif untuk Kuputeri.
Setelah merenung beberapa saat, Kuputeri membuka matanya dengan penuh keyakinan. "Yakin! Aku juga tidak boleh terus menghindar. Mulai sekarang aku akan menghadapi apapun yang terjadi. Ini semua juga demi masa depan anak-anak, jadi aku tidak boleh egois!" Tegasnya penuh percaya diri. Maripos dan Taufan terharu dengan perkataan sang Ibu, walau Taufan tidak terlalu mengerti apa yang dimaksud dengan kata 'menghindar' oleh Kuputeri. 'Mungkin yang dimaksud kata menghindar itu adalah melindungi diri dari masalah yang membuat Ibu selama ini menyembunyikan segalanya. Aku harus membantu Ibu dan mengingat masa laluku! Apa yang sebenarnya kau sembunyikan, Ibu?' Pikir Taufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌪𝙰𝙽𝙶𝙸𝙽 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙷𝙸𝙻𝙰𝙽𝙶🌪
FanfictionWARNING: Rating umur 13/15/17 tahun keatas Bahasa Indonesia Bahasa campur baku dan gaul Ada kata yang agak berat dipahami Siapkan pikiran biar paham alur Chapter agak panjang walau awal-awal pendek Jaga kesopanan dalam berkomentar Banyak typo dan ke...