CHAPTER 8. Teman baru

884 103 75
                                    

Setelah menyelesaikan semua urusan pendaftaran di SMA Pulau Rintis, Satriantar pamit untuk pulang dan membiarkan kedua keponakannya mandiri. Kebetulan Maskmana juga sudah selesai mengurus Upacara rutin yang dilaksanakan setiap hari senin. "Hei Cici Ko, Kuputeri menitipkan salam untuk mu. Aku juga berterima kasih karena kau telah merekomendasikan anak-anak. Kini mereka bisa sekolah dengan baik." Ucap Satriantar dengan nada datar khasnya. "Hmph! Baiklah. Aku juga menyampaikan salam kepada adikmu, sudah lama kita tidak bertemu setelah tragedi itu. Dan kau tidak perlu berterimakasih. Sekolah ini membutuhkan anak-anak seperti mereka untuk melanjutkan bakatnya, terutama ehem... Taufan untuk memaksimalkan pendidikannya. Baiklah sampai jumpa lagi, Satriantar." Ujar Koko Ci, atau akrab dipanggil Cici Ko.

Satriantar menoleh kepada dua anak Beliung. "Kalian jaga diri. Ingat pesan Ibu kalian. Jangan pernah terapkan pelajaran tidak berguna dari Pyrapi atau kami akan pingsan selama satu hari karena teh toxic (beracun) dari Kuputeri. Jangan buat kesalahan yang membebankan Ibu kalian. Aku pamit dulu. Sampai jumpa." Pamit Satriantar. Kedua anak Beliung menganggukkan kepala lalu melambaikan tangan pada Satriantar. Suasana sunyi terjadi di ruang kepsek setelah kepergian Satriantar. "Eihh, Ibu kalian masih bisa meracik obat bius beracun itu?" Tanya Koko Ci. Maripos hanya tersenyum kikuk dan Taufan menggaruk pipinya dan mengangguk. Sebagai info, Kuputeri sebenarnya seorang ahli racun dan obat bius.

Taufan dan Maripos telah diizinkan untuk pergi ke kelas. Upacara juga telah usai sehingga suasana sekolah menjadi ramai kembali. Karena perbedaan arah kelas, Taufan dan Maripos berpisah di tengah perjalanan. "Jaga dirimu Taufan, kalau terjadi sesuatu katakan saja padaku ya!" Pesan Maripos. "Baik, Kakak juga yah." Mereka lalu pergi ke kelas masing-masing.

Sepanjang perjalanan, Taufan menjadi perhatian. Banyak yang berbisik-bisik, tidak jarang ada yang mendekati dan menggodanya. Taufan merasa terganggu tapi dia masih mempertahankan senyumnya. Taufan membenci keramaian ini. Berada di tengah-tengah keramaian apalagi menjadi pusat perhatian membuatnya agak canggung jadi dia berjalan dengan cepat.

Dari arah depan, ada dua gadis yang berlari ke arahnya. "Ice, tunggu!" Teriak mereka berdua. Mereka lalu menghadang Taufan. "Hey Ice, mana saudaramu yang lain? Dan kenapa penampilanmu agak aneh hari ini?" Tanya si gadis berkacamata dengan rambut di kuncir dua berwajah khas oriental (tionghoa) dengan cepat. "Ha'ah lah. Biasanya kau bersama Blaze. Lalu tumben sekali kau tidak menggunakan hoodie dan jaket tebal berwarna biru aqua mu. Kau juga tampaknya bersemangat hari ini, biasanya kau sangat malas sampai di seret lalu bergerak. Matamu juga berwarna lebih biru dan wajahmu kok imut?" Tanya gadis berhijab pink panjang lebar. Taufan memandang mereka bingung. "Emm maaf, namaku Taufan bukan Ice. Kalian salah orang. Aku murid baru disekolah ini. Aku tidak mengenal siapa itu... Blaze? Aku bukan anak pemalas dan wajahku tidak imut! Mataku memang warnanya biru azure (biru langit) kok." Jelas Taufan panjang lebar. Dua gadis itu sangat terkejut. "O-oh, maaf jika kami salah. Kami pikir kau Ice, Hehe." Kata mereka berdua sambil menyengir.

Dua gadis itu kemudian memperkenalkan diri. "Hai, namaku Yaya. Salam kenal. Aku harap kita bisa berteman dengan baik!" Ucap gadis berhijab pink. "Aku Ying! Salam kenal ya, Taufan!" Ucap gadis dengan wajah oriental itu. Taufan mengangguk tersenyum dan membalas uluran tangan mereka.

Kedua gadis itu menatap wajah Taufan intens, sedangkan yang ditatap semakin gugup. "Eh, wajahnya kembar dengan BoBoiBoy brother. Hanya saja wajahnya imut seperti Duri. Matanya berwarna biru hampir seperti Ice. Dia sepertinya bersemangat seperti Blaze. Dia juga terlihat cool seperti Solar. Dia ramah seperti Gempa. Lekuk wajahnya hampir mirip dengan Halilintar. Kebetulan macam apa ini?" Jelas Yaya kagum. "Iya loh. Sepertinya dia memiliki masing-masing satu sifat dari BoBoiBoy brother." Komentar Ying. "Hmm, apa jangan-jangan dia adalah saudara BoBoiBoy brother yang hilang?" Canda Yaya. "Aiya, mereka sendiri bilang kalau mereka hanya berenam saja." Ucap Ying. "Hmm betul juga. Aku kan tadi cuma bercanda, ya kan Taufan?" Tanya Yaya. Taufan menatap mereka berdua dengan bosan. "Aduh, berhentilah mengada-ngada. Aku cuma punya satu saudara, yaitu Kakakku yang ada di kelas 12. Sudahlah, aku mau mencari kelasku dulu." Ujar Taufan. Kedua gadis itu hanya tersenyum dengan gugup. "Dimana kelasmu? mari kami antarkan." Tawar Yaya. Taufan tentunya tidak akan menyia-nyiakan tawaran itu, soalnya dari tadi dia mencari kelasnya tapi belum ketemu. "Aku di kelas IPA 10-C." Jawab Taufan. "Yah padahal aku berharap kita sekelas. Ayo ikut kami." Ajak Ying. Taufan pun mengikuti dua gadis itu.

🌪𝙰𝙽𝙶𝙸𝙽 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙷𝙸𝙻𝙰𝙽𝙶🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang