CHAPTER 52. Penyerangan dalam Museum

378 50 88
                                    

Selama dua minggu penuh, Taufan dan Solar melatih kemampuan Agen mereka di markas RCU secara diam-diam. Caranya adalah mereka beralasan sedang menjalankan pelajaran pribadi dan pelatihan dengan kepala sekolah, didukung oleh surat yang dibuat Maskmana. Mereka berusaha keras dalam latihan, mulai dari menjalankan misi ringan sampai melawan teman mereka yang bergabung lebih dulu di Agensi. Latihan itu juga menjadi kesenangan sendiri mereka, karena Taufan dan Solar kebanyakan tinggal di rumah.

Selama itu juga, Taufan tinggal di dua tempat yakni di rumah keluarga Beliung jika Kuputeri dan Maripos pulang atau Mansion BoBoiBoy untuk bertemu para saudaranya, dan tentu menjemput adiknya Solar untuk ke markas. Begitulah kebiasaan mereka selama dua minggu penuh, sekolah hanyalah kedok untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengasah pengalaman. Taufan juga tentu memeriksa kesehatan secara rutin pasca kecelakaan, juga memeriksakan kondisi mentalnya. Kuputeri dan Maripos pun sudah tidak menyembunyikan apapun lagi, turut membantu perkembangan Taufan selama di Agensi RCU bersama saudara Kuputeri yang lainnya.

Malam itu Taufan dan Solar diizinkan pulang untuk beristirahat setelah sehari penuh berlatih. Mereka berlatih bersama Pyrapi dan Tarung untuk melatih kemampuan bela diri mereka. Jadi sudah tertebak bagaimana keadaan tubuh Taufan dan Solar setelah latihan. Keduanya kini tepar di lantai karena merasa tubuhnya seakan rontok. Pyrapi dan Tarung juga sedikit simpati, namun bagaimanapun sudah menjadi kewajiban para Agen untuk menguasai bela diri dasar. Kemampuan Taufan cukup bagus namun ingat jika jantungnya bermasalah, sementara Solar yang memang memiliki fisik yang lemah beberapa kali hampir pingsan selama latihan. Jadi keduanya langsung diangkut ke Ruangan Medis untuk pemeriksaan dan kondisi mereka mulai membaik setelah malam hampir larut.

Taufan memutuskan pulang bersama Kuputeri, jadi dia berpisah dengan Solar. "Yahh, kupikir kakak pulang ke Mansion. Tapi tidak apalah, kemarin juga kak Ufan sempat bermalam disana. Sekarang terserah untuk kak Taufan mau tinggal dengan siapa. Yang jelas jaga diri ya kak, besok kita ada tugas di sekolah." ujar Solar merangkul Taufan saat akan berpisah. Taufan mengangguk dan mengelus pelan rambut sang adik. "Ya, kau juga jaga diri. Kau terlihat kelelahan, ku ramal kau akan tertidur di mobil paman Ocho. Istirahat yang baik ya. Sampai jumpa!" Akhirnya mereka berpisah untuk pergi ke tujuan masing-masing, melewati malam untuk beristirahat dan bersiap menghadapi hari esok.

...

Sekolah dimulai seperti biasanya. Namun ada yang istimewa, Kepala sekolah akan memilih beberapa siswa yang dipanggil khusus akan melakukan perjalanan ke Museum kota Rintis untuk membuat catatan jurnal tentang apa yang mereka lakukan selama di museum. Mereka yang dipanggil adalah para BoBoiBoy Brother, Taufan (yang masih dirahasiakan Identitasnya), Fang, Gopal, Yaya dan Ying serta dua siswa angkatan akhir seperti Kaizo dan Maripos. Maskmana, Tarung dan Koko Ci yang turun untuk menemani mereka. Perjalanan akan dimulai saat pelajaran pertama di kelas mereka masing-masing dilalui.

Waktu keberangkatan pun tiba. Para siswa terpilih dan Tiga pendampingnya itu mulai berangkat ke Museum. Menaiki karavan yang disewa Maskmana untuk melakukan Tour mengelilingi kota Rintis sampai ke Museum, para siswa itu juga disuruh untuk menulis pengalaman apa yang mereka alami selama perjalanan. Tujuan jurnal itu adalah untuk mengetahui bagaimana sudut pandang Kota Rintis di mata mereka, serta peninggalan sejarahnya. Hal itu akan menjadi nilai tambahan mereka sebagai siswa yang memiliki kemampuan tertentu di sekolah.

Dua jam berkeliling cukup untuk memberi pengalaman bagi para siswa tersebut. Akhirnya rombongan itu sampai di Museum Kota Rintis, yang memiliki gaya arsitektur Eropa kuno seperti kuil di Yunani, namun digabungkan dengan arsitektur khas Asia seperti candi dan kuil-kuil terkemuka di beberapa negara. Meski beberapa dari mereka sudah pernah berkunjung ke Museum itu, namun terlihat mereka masih terkagum-kagum dengan Museum yang menggabungkan beberapa budaya berbeda sekaligus. Katanya hal itu dilakukan untuk mengenang leluhur yang dahulu menemukan dan membangun Kota Rintis, yakni orang-orang imigran yang kebanyakan berasal dari Asia dan Eropa.

🌪𝙰𝙽𝙶𝙸𝙽 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙷𝙸𝙻𝙰𝙽𝙶🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang