DENTING | DELAPAN

634 137 34
                                    

Kalian jadi NCTzen jalur apa guys?Me, jalur mandiri^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian jadi NCTzen jalur apa guys?
Me, jalur mandiri^^


*

***

"Mau pulang?"

Amora mengangguk tanpa melihat siapa orang yang mensejajarkan langkah dengannya keluar gedung sekolah. Amora bisa mengenalinya dari suaranya. "Oiya, hoodie Dean tadi udah lo kasih?"

Arjuna mengangguk.

"Makasih," ujar Amora dibalas anggukan lagi dari Arjuna.

Mereka bersama-sama meninggalkan sekolah setelah bel pulang berdering beberapa menit lalu. Tiba-tiba langkah Amora berhenti saat ada panggilan masuk dari ponselnya. Juna ikut berhenti dan mengamati perbincangan Amora dengan orang di seberang telepon, kalau ia tidak salah dengar itu adalah guru pembimbing para murid yang mengikuti olimpiade.

Panggilan berakhir tetapi tidak sampai di situ saja, Amora kembali menelpon seseorang. "Halo, Dean."

"Kenapa, Ra?"

"Lo masih di sekolah?"

"Masih, emangnya kenapa?"

"Pak Hario nelpon gue katanya mau ada bimbingan buat olim bulan depan."

Masa-masa sekarang ini adalah masa sibuk untuk murid cerdas dan pintar seperti Amora dan Dean. Dari kelas sepuluh mereka sudah dipilih untuk mewakili sekolah dalam olimpiade-olimpiade sains nasional. Jika dulu mereka hanya mengikuti olimpiade sedikitnya tiga bulan sekali maka sekarang tidak tanggung-tanggung, hampir sebulan sekali mereka tergabung dalam olimpiade tersebut. Alasannya karena sekolah hanya membatasi murid kelas sepuluh dan sebelas untuk mengikuti olimpiade, sedangkan kelas dua belas mereka sudah diharuskan fokus belajar untuk persiapan kelulusan. Oleh karena itu, Amora dan Dean mati-matian mengerahkan tenaga, otak, dan pikiran mereka untuk memberikan yang terbaik pada kesempatan ini.

"Harus sekarang banget? Gue mau nemenin Nayra."

"Kata Pak Hario gak mesti sekarang sih bisa besok aja."

"Oke kalau gitu besok aja, ya. Sorry kalau gue skip hari ini."

"It's oke, makasih, ya."

Amora mematikan telepon, ia bingung saat Juna masih di sampingnya. "Lo gak pulang?"

"Mau gue anter gak?"

"Gak usah gue naik taksi aja."

"Oke," jawab Juna kemudian mereka kembali beriringan menuruni tangga utama sekolah.

"Gue duluan," ujar Amora, berpisah karena berbeda arah. Amora ke gerbang sedangkan Juna ke parkiran.

"Juna!"

Panggilan ini lagi, entah sudah berapa kali dalam sehari ini Juna mendengar panggilan tersebut.

Seperti biasa Chika dengan senyum mengembang di wajahnya berdiri di hadapan Juna. "Jun, gue pulang bareng, lo, ya?"

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang