DENTING | TIGA PULUH TUJUH

108 15 2
                                    

Now Playing Song | Meiska - Hilang Tanpa Bilang

Andai ku tahu kan sesakit ini...
Ku takkan mungkin mencintaimu sedalam ini...
Sialnya saat kau pergi, ku terus menanti...
Kau yang buatku jatuh hati, kini hilang tak kembali...

-oOo-

Sebelum kecelakaan Amora ....

Melewati ruang latihan bela diri yang pintunya setengah terbuka, Amora perlahan menuju pintu itu, hati-hati, dia masuk ke ruangan dan menyadari Arjuna sedang berlatih seorang diri dengan memukuli samsak di hadapannya.

Arjuna tidak menyadari kehadiran Amora di sana. Dia sibuk melancarkan serangan-serangan beruntun ke sasaran imaginernya. Keringat mengalir deras dari wajahnya yang tegang, mencerminkan dedikasi dan kegigihan yang dia tunjukkan dalam melatih dirinya sendiri.

Amora mendekati meja kecil di sudut ruangan. Duduk di sana memperhatikan Arjuna diam-diam sambil menaruh botol minum yang dibawanya di meja. Selagi memperhatikan, perhatian Amora jatuh pada selembar kertas di bawah meja, tas Arjuna terbuka menandakan kertas itu milik Arjuna yang jatuh. Amora meraih kertas tersebut, namun tiba-tiba Arjuna merebutnya dengan cepat.

"Juna?" seru Amora dengan suara terkejut. "Gue gak sengaja lewat terus lihat lo di sini jadi gue samperin," jawab Amora dengan canggung. "Lo gak mau lihat Dean sama Galen tanding?"

Arjuna meremas kertas itu dan membuangnya ke tong sampah. "Selesai latihan gue ke sana."

Amora terdiam sejenak, kebingungan menyelimuti pikirannya. "Ini gue ada minum." Amora menyerahkan minuman yang dibawanya.

Arjuna menerima minum dari Amora lalu meneguknya hingga sisa setengah.

"Lo gak sibuk ngurusin acara?"

Bukannya menjawab Amora meraih tangan Arjuna dengan tiba-tiba. Mata Amora tertuju pada buku jari-jari Arjuna yang terluka. "Sampai luka kayak gini? Lo itu latihan silat atau mau jadi petinju sih, Jun?" kata Amora dengan khawatir. "Biar gue obatin."

Arjuna membalas genggaman tangan Amora dengan erat, dan tindakan itu membuat Amora terkejut. Keduanya saling menatap, mata mereka saling terkunci, menciptakan sebuah keheningan yang terasa begitu intens di ruangan sepi ini. Arjuna mengusap lembut punggung tangan Amora dengan ibu jarinya membuat hati Amora berdesir.

"Ra, tentang omongan gue waktu di depan rumah lo waktu itu, lo udah ada jawabannya sekarang?"

"H-hah?"

Cup. Amora menutup mata merasakan benda kenyal menyentuh keningnya cukup lama. Jantungnya berdegup kencang dengan perasaan tak karuan. Amora pikir Arjuna juga merasakan hal sama, Amora bisa mendengar suara detak jantung cowok itu di ruangan yang sepi dan sunyi ini. Amora tiba-tiba terpikirkan bahwa ini bukan yang pertama kali Arjuna menciumnya, saat itu ... Ah, kini Amora ingat apa yang dimaksud Juna tentang 'omongannya'.

Arjuna menjauhkan dirinya masih dengan tangan Amora dalam genggamannya. "Sudah ingat?"

"G-gue...," Amora menjadi gugup. Daripada menjawab pertanyaan Arjuna, Amora berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Ra, lo udah tau gue suka sama lo dari lama. Gue gak punya alasan kenapa gue bisa jatuh cinta sama, lo. Yang harus lo tau gue bener-bener sayang sama, lo."

"Kenapa harus gue, Jun? Di luar sana banyak yang suka sama lo bahkan secara terang-terangan nyatain perasaan ke elo. Tapi kenapa harus gue?"

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang