DENTING | TUJUH BELAS

663 103 23
                                    

Coba tulis jawaban kalian dikolom komentar!!!1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coba tulis jawaban kalian dikolom komentar!!!
1. 2020
2. Jaemin
3. Never goodbye
4. Udah takdir kali ya:)

****

"Ketua OSIS!"

Dean berbalik lalu mengangkat sebelah alis melihat Chika berlari ke arahnya dengan tote bag cukup besar di tangan kanan. Saat Chika sudah berdiri di hadapannya Dean memandang dengan ekspresi menilai lalu mengangguk berulang. Chika sudah tidak memakai seragam ketatnya lagi. "Berarti emang bener ya harus guru BK yang bertindak supaya lo bisa pake seragam yang bener. Harusnya dari awal gue laporinnya."

Chika memutar bola mata jengah. "Puas lo sekarang?"

"Sangat puas."

"Arjuna udah datang?"

Dean mengangkat bahu, setelah perseteruan singkat kemarin mereka belum ada berbicara sampai hari ini. Belum lama setelah Dean pergi Arjuna dan Bi Arin ikut keluar dari gudang.

"Katanya saudara pasti kan serumah. Masa gitu aja gak tau sih," dumel Chika. Tanpa sadar atensi Dean jatuh pada sebuah jaket yang berada di tote bag Chika, tampak familier.

"Udah duluan kayaknya."

"Yang bener? Oke deh gue temuin dia dulu. Byeeee!"

Jaemin menelengkan kepala bingung hingga sebuah ingatan membuatnya mengernyit. "Jaket Arjuna?"

"Arjunaaaaaaaaa!!!"

Setelah bertemu Dean di lapangan Chika mengejar Juna di koridor sekolah yang cukup ramai hingga tak pelak beberapa murid melirik ke arah mereka.

"Kenapa lagi?" tanya Juna jengah.

Chika mengangkat tote bag dengan senyuman lebar. "Mau ngembaliin jaket yang lo pinjemin pas malam kita dikejar polisi." Chika memberikan pada Juna. "Udah gue laundry pake parfum terbaik, terwangi, dan ter ter ter lah pokoknya."

"Wangi rinso," jawab Juna berjalan meninggalkan Chika.

"Sembarangan!" seru Chika memukul bahu Juna—berjalan beriringan.

Juna tidak meladeni Chika yang semakin aneh tiap harinya. Seperti sekarang, Chika berjalan mundur di hadapannya dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai.

"Jun, gerah banget gak sih? Padahal masih pagi."

"Rambut lo yang bikin gerah," jawab Juna.

Chika menata rambutnya ke sisi kiri. "Lo gak mau ngasih sesuatu gitu?"

Juna mengangkat sebelah alis.

"Gue gerah tau, gak punya ikat rambut."

"Beli lah."

Chika ngedumel, tiba-tiba berhenti membuat Arjuna turut berhenti mendadak. Arjuna menunjukkan raut kekesalan namun raut itu berubah kala melihat ekspresi Chika yang tampak lebih kesal darinya.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang