DENTING | TUJUH

990 169 36
                                    

Tulis di kolom komentar seakan-akan kalian tetanggaan sama NCT Dream^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulis di kolom komentar seakan-akan kalian tetanggaan sama NCT Dream^^

****

"Bunda, Dean menang olimpiade Bunda!"

Raut Dean berseri-seri, kedua tangannya menggenggam trofi dan piagam penghargaan. Menghampiri sang Bunda yang sedang bersantai di ruang tamu.

Retna yang terkejut langsung menoleh ke sumber suara, raut itu awalnya masam karena merasa terganggu oleh terikat Dean, tetapi setelah mengambil piagam dari Dean yang bertuliskan juara satu Olimpiade Sains Nasional, sedetik kemudian ekspresinya berubah, senyumnya mengembang lantas memeluk Dean erat. "Pintar banget anak Bunda. Begini dong bikin bunda bangga jangan bikin marah-marah terus."

Dean tak kuasa menahan bahagianya, sudah berapa lama ia tak merasakan pelukan hangat sang Bunda? Diperlakukan seperti ini sangat menguras emosi Dean hingga tak tau harus bereaksi seperti apa dipelukan sang Bunda. Bunda bilang bangga padanya? Ah, Dean sangat sangat sangat bahagia.

Retna melepas pelukannya, menangkup wajah Dean. "Udah sekarang kamu istirahat aja di kamar terus nanti malam siap-siap ikut bunda."

"Kemana, Bun?"

"Bunda sama Ayah ada acara kantor jadi kamu harus ikut. Bunda bakal banggain kamu keteman-teman bunda, oke?"

Dean mengangguk, perasaan bahagia itu kini menjalari perut sampai dadanya. Rasanya seperti mimpi, sampai tidak bisa dideskripsikan lagi. Jarang sekali Bunda dan Ayah mengajaknya atau Juna dan Raefal ke acara kantor. Biasanya Bunda dan Ayah selalu mengajak kakak pertamanya yang saat ini sedang bekerja di luar kota.

"Kak Dean menang?" Raefal datang.

Dean berjongkok menatap mata sang adik yang sangat dirindukannya lalu mengangguk.

"Wah, hebat! Pialanya gede banget, keren!" ujar Raefal memegang piala Dean.

"Kalau Raefal mau piala kayak gini Raefal harus belajar yang rajin, jangan males-malesan kalau disuruh kakak, ya?"

Raefal mengangguk lalu Dean berdiri, ia membutuhkan kasur sekarang. Tubuhnya serasa akan rontok setelah melalui perjalanan panjang. Mengusap-usap kepala Raefal kemudian hendak ke kamarnya.

Tanpa disadari ada Arjuna yang menyaksikan kejadian itu, saat Dean berteriak memanggil sang Bunda juga saat Bunda memeluk Dean erat. Perlahan sudut bibir Juna terangkat, kemudian dengan cepat kembali ke kamar sebelum ada yang menyadari keberadaannya.

Dean berbaring meregangkan otot, rasanya sungguh nyaman. Tiga hari tidak berada di rumah sudah seperti sebulan, Dean benar-benar merindukan rumah. Belum lagi ia kepikiran keadaan Raefal, takut Juna kerepotan walau sebenarnya Raefal bukan tipe anak yang sulit diatur.

Ah, Dean jadi merindukan Juna. Mengambil ponsel dari saku celana Dean mengecek room chatnya dengan Juna, pesan-pesannya terbaca tapi tidak dibalas sama sekali. Kemudian dengan tenang ia mengirimkan sebuah pesan meski tahu Juna tidak akan membalas.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang