DENTING | DUA PULUH LIMA

373 70 8
                                    

JANGAN LUPA DIBACA YA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA DIBACA YA!!!

****

"Mau ke mana lagi kamu? Sudah Ayah bilang gak boleh keluyuran, belajar! Kamu mau ngelawan Ayah?"

Dean tidak menghiraukan Ayahnya di ruang tamu dan pergi begitu saja tanpa peduli kemurkaan sang Ayah. Dipikiran Dean saat ini hanya Nayra, ia menuju mobilnya dan mulai membelah jalanan malam ibu kota. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Nayra, mengirim pesan walau tidak kunjung terbalas. Dean menuju rumah Nayra karena hanya itu tempat yang ada dipikirannya sekarang.

Arjuna
Location📍
Nayra di sini

Dean mengerem mendadak lantas memutar arah menuju lokasi yang dikirim Juna.

Malam itu salah satu malam terburuk untuk Dean, ketika gadis yang sangat ia sayangi menangis dalam dekapannya tanpa ia tidak bisa melakukan apa-apa. Kini Dean tau alasan Nayra pergi dari rumah, Nayra sudah cerita semuanya. Ya, Nayra sudah memberi tahu Dean tentang hubungannya dengan Daffa.

"Maafin gue."

Dean masih diam membisu, lidahnya begitu kelu, tangan yang digunakan untuk mendekap sang gadis hanya diam tanpa mengelus.

Chika yang datang setelah dihubungi Juna juga hanya bisa diam menonton bersama Juna dari kejauhan. "Ishh, emang Daffa anjing!"

"Mau apa?" Juna menahan tangan Chika yang hendak menghampiri Daffa yang juga ada di sana, cowok itu datang hampir bersamaan dengan Dean tadi. Tentunya untuk menjemput Nayra, kali ini cowok itu tidak sendiri melainkan dengan bodyguard-bodyguardnya. "Biar mereka selesain sendiri, udah cukup ikut campur, lo." Dan itu berhasil membuat Chika diam.

"Bukan salah kamu, udah ya sekarang kamu pulang istirahat."

"Dean ... Kita selesai."

Dean menggeleng. "Enggak."

"Aku udah ngecewain kamu."

"Iya kamu udah kecewain aku karena gak cerita semuanya dari awal, tapi itu bukan akar masalahnya Nay. Kita bisa lewati bareng-bareng ini semua. Aku bakal buat orang tua kamu setuju sama aku."

"Yan...,"

Dean menggenggam tangan Nayra erat. "Percaya sama aku. Percaya sama kita."

****

Plak!

Dean membelalak ketika sebuah tamparan mendarat di pipi Arjuna. Padahal ia sudah sangat siap menghadapi sang Ayah, tapi kenapa Arjuna?

Sang Ayah menepuk pipi Arjuna berkali-kali. "Kamu yang ngajarin Dean begini? Kamu yang ngajarin Dean berani sama Ayahnya? Kamu yang ngajak Dean keluyuran malam-malam sama teman-teman gak jelasmu itu?"

"Yah—"

"DIAM KAMU!"

"BUKAN SALAH ARJUNA YAH, INI SALAH DEAN! DEAN YANG GAK NURUT SAMA AYAH BUKAN ARJUNA!"

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang