Ekspresi kalian berdasarkan baterai kalian sekarang^^
****
Arjuna membuka pintu keras sampai menggema ke sepenjuru kamar. Dilihatnya Raefal menangis di samping Dean yang meringkuk dibalik selimut. Juna berlari ke arah Dean mengecek keadaan adiknya. "Yan, lo denger gue?"
Dean mengangguk lemah, lalu Juna buru-buru mengambil kunci mobil di kamarnya. Saat kembali ia melihat Galen, Bill, dan Farel sudah datang. Farel berusaha menenangkan Raefal yang menangis keras.
Juna kalang kabut, hatinya terasa dikoyak melihat adik-adiknya. Dean yang tidak sehat dan Raefal yang menangis. Lagi-lagi Juna merutuki diri sendiri membiarkan Raefal dalam ketakutan. Walau ada banyak pertanyaan di otaknya akan apa yang membuat Dean seperti ini Juna memilih memendamnya terlebih dahulu, tergesa menyingkap selimut Dean lalu memakaikan jaket tebal. Juna meringis saat kulit Dean menyentuh kulitnya, merasakan suhu dingin Dean yang ikut membuatnya menggigil.
"Bill, Rel, gue minta tolong kalian antar Raefal ke rumah Bi Arin, ya."
"Bi Arin siapa?" Bingung Farel.
Juna berpikir keras bagaimana cara membuat temannya mengerti. "Rumahnya Pak Tono tau kan yang warungan depan SD."
"Ohh, Pak Tono itu. Oke-oke siap."
"Galen ikut gue antar Dean ke rumah sakit. Kalian pake mobil Dean kuncinya ada di laci cariin aja."
Raefal berlari kepelukan Juna saat hendak membawa Dean. "Kakak, Raefal ikut."
"Raefal dengerin kakak, ya. Raefal ke rumah Bi Arin aja ini sudah malam."
"Tapi Raefal mau tau keadaan Kak Dean."
"Raefal dengerin kakak!" intonasi Juna meninggi, dadanya terasa ngilu karena Dean dirangkulnya semakin melemah. "Jangan nakal, ikuti perintah kakak kalau mau Kak Dean gak kenapa-kenapa."
Tak mau berlama-lama Juna dan Galen segera membawa Dean menuju rumah sakit. Sedangkan Bill dan Farel mengantar Raefal ke rumah Bi Arin. Mereka cukup kewalahan karena Raefal terus menangis, tetapi mereka cukup mengerti kekhawatiran Raefal, bahkan mereka takjub akan pikiran Raefal untuk meminta bantuan.
Juna melirik dari kaca spion Dean bersama Galen di kursi belakang. Mengemudi dengan kecepatan tinggi. Yang dipikirkan Juna sekarang hanya cepat sampai di rumah sakit dan Dean tidak kenapa-kenapa.
****
"Hipotermia?" Bill masih tidak percaya apa yang didengarnya dari Galen saat dokter memeriksa Dean. Cowok itu mengusap rambutnya kebelakang. "Kok bisa?"
Jangankan Galen, Juna saja tidak tahu.
"Tapi aman kok kata dokter gak terlalu parah jadi dia cuma butuh perawatan aja," ujar Galen memberi kelegaan
Bill dan Farel. Rasanya beban yang sedari tadi dipikul Bill saat mendengar kabar Dean sakit hilang seketika. Jujur ia sangat sangat sangat khawatir, apalagi saat melihat kondisi Dean yang bikin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denting
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 𝘚𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘰 𝘨𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘤𝘢𝘮𝘱𝘶𝘳 - Arjuna Arjuna berdiri paling depan membela adik-adiknya jika terjadi suatu masalah, tidak mempedulikan bahwa dirinya juga terlalu banyak menanggung luka...