Typo ✌
Happy reading
.
.
.🌻🌻🌻🌻🌻
Keesokan paginya sebelum pergi kekantor, diam-diam Namjoon menemui Jisoo dan menariknya ke suatu sudut ruangan yang jarang dilewati oleh para pelayan lainnya.
"Ada apa lagi, tuan muda Namjoon?" tanya Jisoo yang merasa terkejut karena tiba-tiba Namjoon menariknya ketempat itu.
"Aku cuma mau bilang padamu, bahwa selama kau berada disini, kau jangan pernah bicara macam-macam pada Jennie!" Namjoon memperingatkan dengan tampang serius.
"Ucapanmu sama saja seperti ucapan tuan besar tadi kepadaku, heuh!!" Jisoo mencibir.
"Aku tahu, karena itu aku memperingatimu lagi, agar kau tidak lupa."
"Tenang saja, tuan muda. Aku tidak akan lupa."
"Bagus! Pegang ucapanmu itu dan jangan ingkar janji, atau kalau tidak, maka aku akan...,"
"Akan apa? Kenapa tidak diteruskan, tuan muda?"
"Ck, sudahlah! Lebih baik aku berangkat kekantor sekarang!" Namjoon berbalik hendak meninggalkan Jisoo.
"Apa kau berniat menyingkirkanku juga?" tanya Jisoo tiba-tiba yang menghentikan langkah Namjoon. Ia pun kembali menoleh kearah Jisoo dan menatapnya.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" Namjoon balik bertanya.
"Apa kau takut, aku akan membongkar semuanya?" tanya Jisoo lagi.
"Iya, kau adalah ancaman bagiku," Namjoon berkata terus terang. "Aku bisa saja menghabisimu kapan saja, jika aku mau. Tapi mengingat jasamu yang telah melayaniku dan Jennie sejak kecil, maka aku masih mengurungkan niatku itu, asal kau dapat menutup mulutmu."
"Hanya karena itukah, kau enggan membunuhku? Tidak adakah alasan lainnya?" Jisoo menatap sendu kearah Namjoon.
Namjoon mengerti maksud pertanyaan Jisoo barusan. "Jisoo-yya, maafkan aku. Aku masih tetap tidak bisa melihatmu sebagai seorang 'wanita'. Bagiku kau adalah pelayan setia dan juga teman bermainku bersama Jennie sejak kecil."
Jisoo menunduk lesu dan menghela napas berat. "Ahh...kenapa aku harus bertanya seperti ini padamu? Ini sangat memalukan. Jelas-jelas kau tidak pernah melihatku, kau hanya melihat nona Jennie bukan aku."
"Maaf, maafkan aku!" Namjoon perlahan mengusap surai Jisoo dengan lembut, sementara gadis itu mulai menitipkan air matanya. Air mata kepedihan karena cinta tak terbalasnya.
"Tenangkan dirimu, jangan sampai ada orang lain yang melihatmu menangis. Aku pergi dulu!" pamit Namjoon, lalu pergi dari hadapan Jisoo.
Setelah kepergian Namjoon, Jisoo nampak menahan tangisnya seorang diri. Hatinya terasa pedih, karena tetap mendapat penolakan dari orang yang sangat dicintainya sejak kecil. Ya Jisoo memang telah jatuh hati pada Namjoon sejak mereka masih sama-sama kecil, namun ia juga sadar bahwa yang disukai Namjoon adalah Jennie bukan dirinya. Bahkan selama tiga tahun ia pergi dari rumah itu, ia tak pernah sekalipun berpacaran dengan pria manapun, karena ia masih mengharapkan cinta dari Namjoon.
Jisoo memegangi dadanya karena sesak. Ia pun berlari ke kamarnya, dan menumpahkan tangisnya didalam sana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (Yoonnie) End√
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika seorang gadis bernama Jennie bertemu dengan seseorang yang wajahnya sangat mirip dengan kekasihnya yang telah meninggalkannya. Akankah pria tersebut bisa kembali mengisi kekosongan hatinya, atau malah sebaliknya malah menimbu...