temen lucnut

1.7K 134 2
                                    

Sebelum baca, Vote, Komen, Like.

Enjoy.






*****



"Hhhuuuuaaaa."

"Tuhan kucinta dia."

"Kuingin bersamanya."

"Ku ingin habiskan nafas ini berdua dengan nya."

"Ja_."

"Diem lo semua kampret."

Maraha Jennie melempari tisu bekas ingus dan air matanya kepada Jisoo Irene dan Joy. Yang meledek nya.

Jennie sedang nangis hello, bukan mau konser Btw. Yang benar saja.

"Habis lo nangis keceng amat. Sampe kejer gitu."

"Ya kita mah tinggal gabungin aja sama lagu yang lagi viral itu."

"Ternyata malah enak di nyanyiin."

"Apa lagi yang di koplo. Beu mantep dah tuh akang gendang."

"Heh gue lagi nangis Btw. Kenpa kalian malah bahas lagu?. Dasar temen lucnut."Kesal Jennie.

"Cape gue ladenin lo mulu. Udah tau Rose gak doyan sama lo."_jisoo.

"Masih aja di pepet serepet."_Joy.

"Dan sekarang malah mewek lagi."_Irene.

"Sempak banget mulut lo bertiga. Gue cincang juga lo pada."

"Mon maaf buk sempak itu yang punya laki bukan kita."Jisoo seakan tak perduli kepada Jennie dan melanjutkan main Game nya.

"Dakjal emang lo."umpat Jennie

"Gak boleh kasar mbak. Nanti di tangkap kpk."Irene yang sama sedang main game mabar dengan Jisoo.

"Gimana cerita nya kpk nangket nya bego."Jennie melempar bantal sopa kearah Irene dengan sigap di tangkis dan mengenai wajah Joy.

"Ashu lah anjim, ini bantal ngajak perang. Kalo lo manusia udah gue lempar di ranjang buat lo desah sepanjang malam."Joy balik lagi lempar bantal ke wajah Jennie.

"Bismilah Hadshot."Tepat sasaran. Bantal itu mengenai wajah cantik Jennie.

"Dasar anak ngen lo anjim."kesal Jennie memilih lebih baik pergi kekamar saja.

Jennie menatap langi-langit kamarnya. Mengingat sudah sebulan ini Jennie mencoba mendekati Rose.

Dan jawaban nya selalu di tolak, memeng Rose tidak perah Menolak atau marah saat Jennie mencium Rose tapi malah keenakan mungkin ehhh.

Tapi yang membuat Jennie sakit hati adalah saat Rose, bersikap dingin dan cuek seakan Jennie hanyalah butiran debu. "Berlian Btw"

Rose juga menegas kan kepada Jennie, kalo Rose tidak ingin membuka hatinya. Tapi Jennie selalu berjuang untuk nyelusup kedalam hati Rose.

Tapi nihil Rose sepertinya sudah menutup rapat hatinya, dan Jennie pun belom menemukan kenapa Rose seperti itu.

***

"MOMMY."

Teriak Rose sangat nyaring membuat sang Mommy langsung berlari menuju anak nya.

"Ada apa sayang?."Mommy Rose duduk di samping Rose dan mengusap rambut surai Rose.

"Mommy hiks hiks hiks."Rose menangis di dalam dekapan hangat sang Mommy.

"Jangan tinggalin Rose, Hiks kemana Mommy tadi?."Rose semakin mengeratkan pelukan nya.

"Mommy dari dapur buat bubur. Bira kamu makan setelah itu makan obat sayang."Jelas Mommy Rose lembut.

"Ta-tapi Rose gak mau sendirian. Huaan Mommy jangan pergi Hiks."

"Eh iya engga Mommy gak pergi kan ada di sini sama meluk kamu."

"Pokonya Mommy jangan pergi, gak mau tau Pokonya Mommy harus di sini."

"Iya sayang Mommy gak akan pergi. Baring lagi ya, badan kamu masih demam."

Rose pun berbaring dengan memeluk erat sang Mommy. Dan mendusel-dusel di dada sang Mommy.

Rose memang sedang sakit. Dan saat Rose sakit Rose akan terus menempel kepada ibunya. Akan terlihat sangat manja dan cengeng gampang nangis saat sang Mommy tidak ada di sisinya.

Di rasa nafas sang anak sudah teratur halus. Nyonya Prak pun melepas kan pelukan putrinya pelan-pelan.

Setelah lepas Nyonya prak pun menarik selimut anak nya. Dan segera pergi dari kamar Rose menuju dapur dengan belari dan segera kembali membawa bubur air dan obar untuk Rose sebelum anak itu merengek lagi.

Nyonya prak bisa saja menyuruh maid untuk membuat nya. Dan mengantar kekamar Rose, tapi Nyonya Prak ingin mengurus anak nya sendiri.

Rose membuka matanya perlahan, karna terusik dengan pergerakan dari atas ranjang nya.

"Mom."Rose langsung masuk ke pelukan Mommy nya.

"Makan dulu sayang."Rose manggut dan di bantu duduk nyonya Prak.

Nyonya Prak menyuapi Rose dengan telaten dan hati-hati, setelah selesai dengan Bubur lalu Nyonya Prak memberikan Obat dan air kepada Rose yang langsung di minum nya.

"Mommy peyuk agih."Rose menirukan suara anak kecil mengerjap lucu dan merentangkan tangan nya.

Nyonya Prak pun memeluk putrinya. Mengelus Sayang sanga putri yang ada di pelukan nya, menepuk pelan punggung nya seperti bayi, hingga Rose pun terlelap nyaman di pelukan sang Mommy. Dengan ada Kompres tempel yang betah diam di keningnya.

"Kamu sudah besar sekarang sayang."

Nyonya Prak mengelus lembut wajah Rose yang tertidur damai. Dan mengecup kening nya lama.

Tak terasa air matanya menetes mengingat, sanga putri yang sekarang, yang cenderum lebih tertutup kepada orang lain, orang asing yang ingin mendekat pada nya.

"Kamu pantas bahagia Baby. Lupakan lah dia yang telah menoreh kan luka di hatimu itu."

Nyonya prak tak kuasa menahan air matanya. Nyonya Prak pun menghapus nya dengan cepat dan semakin memeluk Rose.

"Mommy yakin pasti kamu bakal menemukan penambal sekaligus cinta yang tulus dan setia untuk mu."

***

VOTE, LIKE, KOMEN

Prak And Kim(CHAENNIE)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang