#Selamat Membaca
#Author POV.
Hari ini Beomgyu dan Minjeong akan mulai mengikuti ujian akhir sekolah.
Mereka berdua sudah sama-sama siap untuk ujian hingga mulai melupakan apa yang pernah terjadi, seperti tidak pernah melakukannya.
Selesai ujian, Beomgyu mengantar Minjeong pulang ke rumah karena tak di jemput oleh sang ayah yang sedang melakukan penerbangan ke Australia.
Ketika hendak menaiki bus bersama dengan Beomgyu, tiba-tiba Minjeong merasa sangat pusing hingga tak bisa menahan berat tubuhnya.
Untung saja Beomgyu berada tepat di belakang tubuh Minjeong sehingga ia dengan sigap menangkap tubuh yeoja itu agar tak terjatuh.
Beomgyu segera membantu Minjeong untuk masuk ke dalam bus. "Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya setelah dia mendudukan yeoja itu di bangku bus.
Minjeong hanya menjawab dengan gelengan merasa baik-baik saja tapi Beomgyu terus memperhatikannya, yeoja itu tidak dalam kondisi baik.
Perlahan Beomgyu mengarahkan tangannya ke dahi Minjeong dan memastikan suhu tubuh yeoja itu.
"Katakan! Apa yang kau rasakan?!" Tanya Beomgyu yang belum dapat menyimpulkan kondisi Minjeong.
Yeoja itu terdiam merasakan apa yang tidak nyaman pada tubuhnya. "Pusing dan mual."
Deg
Beomgyu kini berusaha untuk tetap bersikap tenang karena ada banyak kemungkinan yang terjadi pada Kim Minjeong saat ini.
Pusing dan mual bisa karena gejala masuk angin, apalagi selama ujian Minjeong mungkin seringkali tidur larut malam untuk belajar.
Minjeong yang menyadari kalau dia mengalami gejala seperti orang yang sedang hamil mulai mencengkeram erat tangan Beomgyu. "Gyu, apa aku ha--"
Sebelum Minjeong selesai berbicara, Beomgyu lekas membungkam mulut Minjeong agar tak mengatakannya di depan umum.
Setelah sampai di halte dekat rumah Minjeong, Beomgyu berusaha untuk menyakinkan yeoja itu agar berpikir positif kalau dia hanya masuk angin biasa.
"Jangan khawatir Minjeong-ah, aku akan membelikan obat masuk angin untukmu dan mengantarkannya ke rumahmu." Janji Beomgyu yang kini masih berusaha untuk menyakinkan yeoja itu kalau itu bukan tanda-tanda kehamilan.
Minjeong menganggukkan kepalanya mengerti, meski dalam hatinya masih ada ketakutan. "Baik, aku mengerti."
Beomgyu merengkuh tubuh Minjeong ke dalam dekapan hangatnya sebagai upaya menenangkan yeoja itu. "Kalau gejalanya masih ada, kita beli alat tes kehamilan untukmu."
"Aku takut hamil." Ungkap Minjeong karena kalau itu terjadi maka masa depannya akan benar-benar hancur.
Sang ayah juga pasti akan sangat marah dan kecewa pada dirinya karena hamil di luar nikah diusia yang masih sangat muda.
Mendengar Minjeong ketakutan, juga dirasakan oleh Beomgyu. Mungkin ia masih dapat melanjutkan mimpinya meskipun telah menghamili Minjeong tapi bayi itu miliknya juga dan dia tak bisa lepas tanggung jawab begitu saja.
"Kalau terbukti kau hamil, aku akan bicara pada orangtua kita dan minta izin untuk menikahimu." Janji namja bermarga Choi itu dengan sangatlah yakin karena ia sangat tahu beratnya sang ibu membesarkannya sendirian tanpa seorang suami.
Minjeong mengangguk dengan sedikit lebih tenang karena masalah ini tidak hanya ia yang menanggungnya tetapi Beomgyu juga. "Kamu yakin ingin kita menikah? Aku sempat berpikir kamu mau memintaku menggugurkannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Loves
FanfictionKim Seokjin dan Bae Joohyun adalah orangtua tunggal yang harus membesarkan dan mendidik anak-anak mereka namun karena sebuah masalah mereka berdua harus terus terlibat yang berhubungan dengan anak-anak mereka. Bagaimana keduanya menghadapi masalah y...