Chapter 15

332 57 22
                                    

Selamat Membaca*

#Author POV.

Seluruh tubuh Minjeong melemas hingga menjatuhkan benda pipih di tangannya, ia pun duduk berlutut tak percaya akan apa yang baru saja dia dapati.

"A-aku hamil?" Gumamnya lirih tanpa suara, sementara tangisannya mulai pecah.

Minjeong tak menyangka karena mabuk dia harus mendapatkan masalah sebesar ini. "O-ottoke?"

"Kim Minjeong, buka pintunya." Sang ayah yang masih menunggu di depan pintu kamar anaknya dengan terus meminta Minjeong membuka pintu.

Seketika Minjeong tersadar, dia tak boleh membiarkan sang ayah tahu kalau saat ini dirinya positif hamil.

Dengan tangan gemetarnya, Minjeong mengambil benda kecil itu dan segera memasukkannya ke dalam laci.

Minjeong lalu menghapus airmatanya dan mulai bersikap seperti tak terjadi apa-apa agar ayahnya tak curiga

Cklek.

"Minjeong-ah, kau kenapa?" Tanya Seokjin setelah putrinya membuka pintu kamar.

Tentu saja Minjeong tak akan mau menjawabnya dengan jujur karena terlalu takut mengatakannya.

Dia berbalik agar ayahnya tak melihat wajahnya yang habis menangis. "Aku baik-baik saja, hanya lelah dan ingin cepat beristirahat." Jawabnya bohong.

"Ah begitu, baiklah. Selamat malam." Ucap Seokjin lalu mengelus rambut Minjeong dan memberikan kecupan hangat di kening putrinya.

Tangis Minjeong kembali pecah usai ayahnya keluar dari dalam kamarnya.

Minjeong jatuh terduduk sembari memeluk lututnya dengan tangisan tanpa suara. "Maafkan aku, appa."

Ya, Minjeong benar-benar merasa sangat bersalah atas apa yang telah dirinya dan Choi Beomgyu perbuat sehingga janin hadir di rahimnya.

"Aku harus memberitahu Beomgyu." Gumam Minjeong bergegas mencari ponselnya dan menghubungi namja yang telah menghamilinya itu.

Tak lama panggilan tersambung dan diangkat oleh Beomgyu dengan cepat karena namja Choi itu juga ingin tahu hasilnya.

Beomgyu berharap Minjeong akan memberikan kabar yang ia inginkan. "Bagaimana Minjeong? Kau tak hamil bukan?"

"Ottoke? Hasilnya positif."

Degg!

Sama seperti Minjeong, seluruh tubuh Beomgyu pun mulai melemas.

"Mungkin alat tesnya salah, kita beli yang baru." Pinta Beomgyu karena ia tak percaya Minjeong hamil. "Kau tak mungkin hamil."

Ya, Beomgyu berusaha menghibur dirinya sendiri dan Minjeong kalau mereka tak mungkin memiliki bayi.

"Bagaimana kalau alat tesnya benar? Aku takut, Beomgyu." Ucap Minjeong terdengar pesimis karena alat tes itu jelas-jelas menunjukkan bahwa hasil tesnya adalah positif.

Beomgyu berusaha menjelaskannya, kalau kemungkinan Minjeong hamil tak sebesar itu. "Positif thinking saja, kita hanya melakukannya satu kali. Kemungkinan hamilnya cukup kecil, Percayalah!"

Sebisa mungkin Minjeong berusaha untuk percaya meskipun sulit, ia tak bisa memungkiri bahwa sekarang ia sangat ketakutan.

"Sekarang tidurlah, besok kita beli alat tesnya lagi." Ujar Beomgyu lalu menutup panggilan telpon.

Sementara itu, Minjeong mendekati laci tempat testpack miliknya itu.

Minjeong melihat kembali hasil yang ditunjukkan oleh alat tersebut, masih sangat jelas dua garis merahnya.

Wonderful LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang